21 - Ingkar

4.7K 320 16
                                    

21 - Ingkar

Klik vote dan coment ya, buat yg udah aku cuma mau bilang, makasi banyak <3! ily 💗

***

"TIGARA! KAU INI APA-APAAN SIH??!!" seorang guru berbadan besar dengan sanggul rambut yang sangat besar itu terlihat marah sekali. Lebih tepatnya murka, seperti seekor harimau yang tengah tertidur tapi diganggu. Panggil saja dia mam Berta.

"Apa sih mam? Saya udah habis ya masa skorsingnya, jadi saya boleh masuk dong." balas Gara santai sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"HEI! LIAT BAJU KAU ITU!" bentak mam Berta membuat sanggulnya bergerak ke kanan-kiri.

Sontak laki-laki ini melihat baju putihnya yang tidak ia masukkan ke dalam celana, lalu kepalanya kembali terangkat menatap guru dihadapannya dengan pandangan acuh. "Baju saya bersih, mam. Saya gak main di got kok, saya bukan tikus kalau mam lupa." jawab Gara asal, dia sangat malas berdebat saat ini, ia benar-benar tidak bersemangat untuk kesekolah.

"TIGARA ITHARA! SIAPA YANG BILANG KAU TIKUS?! ITU BAJU KAU BELUM KAU MASUKKAN! INI SEKOLAH! BUKAN PASAR!!" lagi, suara mam Berta menggelegar sampai ujung koridor. Guru itu kembali menunjuk baju Gara, kali ini mengarah pada kerah baju laki-laki itu.

"Kemana pula dasi kau?! Bagaimana kau ini Gar, kau sudah kelas sebelas tapi perilaku kau ini tidak mencerminkan anak kelas sebelas yang seharusnya sudah tau apa itu tata tertib sekolah." ucap mam Berta seraya menarik laci yang berada di bawha meja piket.

"Pakai ini, sana lah kau masuk, kasihan ibu sama kau ini." ucap mam Berta lalu memperbolehkan anak didiknya masuk ke dalam kelas karena tak tega melihat wajah Gara yang tak bersemangat.

***

Sesampainya di dalam kelas yang ternyata sudah banyak yang datang, Gara membanting tasnya ke bangku lalu menelungkup kan wajahnya diatas meja. Banyak dari mereka yang menatap heran raja biang onar yang satu ini, tapi tak ada satu pun dari mereka yang berani menanyakan apa yang sedang terjadi dengan laki-laki itu, Gara sendiri tidak mungkin menjawab pertanyaan dari mereka semua karena menurutnya itu sama sekali tidak penting dan membuang waktu.

"Woi Gar! Gue tungguin di kantin, taunya lo ngejedok di sini, kuy lah ke kantin. Anak-anak pada nungguin lo tuh, mau bahas soal tawuran kemaren." ucap Rayan sembari duduk di atas meja Gara. Sedangkan Rico berdiri sambil nyender di dinding.

"Gue lagi males berantem, cuti dulu tawurannya." balas Gara acuh, membuat Rayan dan Rico bertatapan sejenak.

"Lo berantem sama bini lo?" tanya Rico lalu menarik kursi untuk duduk di dekat Gara, hal yang sama pun dilakukan oleh Rayan.

Gara menegakkan badannya, memandang kedua sahabatnya dengan wajah datar. Cih, melihat wajah Rayan yang plaga-plongo di tambah wajah Rico yang penasaran, membuat Gara menghembuskan nafas kasar, ck! Sepertinya ia harus cerita.

"Jadi semalem itu gue mau ngambil kunci mobil yang ketinggalan di ruang tamu, lo berdua tau kan gue udah pindah ke mansion yang dibeliin nyokap-bokapnya Haira?" ucap Gara memberi jeda ucapannya sembari menengok ke kanan-kiri memastikan bahwa tidak ada yang mendengar percakapan anatara dirinya dan kedua sahabatnya ini.

Rico dan Rayan lantas mengangguk mengiyakan perkataan Gara, keduanya masih setia mendengarkan cerita Gara. "Nah, ternyata Haira ketiduran di sofa, ya gue sebagai suami yang bertanggung jawab atas istri, gue gendong Haira ke kamar." lanjut Gara.

TIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang