28 - Bego!
Vote dulu dong biar aku seneng, plus coment supaya aku semangat 💗😎
Fara dan Haira sama-sama melirik satu sama lain, keduanya menahan tawa setengah mati. Ketika sudah sampai dibelakang Rahma, keduanya sontak berteriak kencang.
"RAHMA!!"
"Allahu Akbar!" pekik Rahma heboh, sontak Haira dan Fara semakin jadi tertawa. Melihat ekspresi Rahma yang tampak sangat kesal, membuat kedua gadis yang sedang tertawa terbahak-bahak itu kontan mulai memberhentikan tawanya.
"Nyebelin lo ah berdua!" ucap Rahma ketika Haira dan Fara sudah duduk. Wajah gadis berkerudung itu masih saja kesal.
"Ampun hayati, dijah salah." balas Fara yang langsung dibalas tawa kencang dari Haira. Rahma melengos sambil bersedekap dada.
Haira memegang kening Rahma, benar dugaannya bahwa suhu tubuh gadis berkerudung itu sangat panas. "Kenapa sih masih maksain masuk sekolah? Lo kan padahal lagi sakit, badan lo juga anget banget, Mah."
Rahma menggeleng, "Walau pun gue kena hipotermia sekalipun, gue bakalan tetep masuk. Karena obat gue ada di sekolah," balas Rahma dengan suara parau.
"Siapa sih? Rico? Ya Allah Mah! Cowok yang lo demenin aja kagak peka-peka, kenapa lo sampe segitunya sih? Bener-bener deh lo." sahut Fara tak mengerti jalan fikiran gadis bucin macam Rahma ini.
"Gini deh, kalau lo berdua sakit pasti ke dokter kan? Terus dibuatin resep obatnya kan? Nah sama kayak gue. Bedanya gue nggak perlu dokter, gue cuma perlu obat. Nah obatnya itu ngeliat doi alias Rico, karena se-dingin apapun dia ke gue, gue tetep cinta mati sama dia. Mutlak!" kata Rahma memberikan penjelasan secara rinci kepada Haira dan Fara yang sekarang memilih diam.
Ucapan Rahma ada benarnya juga, terkadang orang yang kita cintai akan kita prioritaskan dari pada diri kita sendiri. Melihat orang yang kita cintai tersenyum saja sudah cukup untuk menyejukkan hati dari penatnya belajar. Terlebih lagi kalau si doi ngajak bicara lebih dulu, rasa-rasanya jantung pasti mau lepas dari tempat dan seluruh tubuh salah tingkah nggak jelas. Memang segila itu kalau lagi jatuh cinta.
"Kok gue jadi mikirin ucapan lo sih Mah? Ah elah otak gue jadi berfikir keras padahal masih pagi." ucap Fara kesal, habisnya ucapan Rahma tiba-tiba sangat bijak.
Rahma enggan menanggapi Fara, biarlah gadis yang sering mencepol rambutnya itu pusing memikirkan ucapannya. Ia beralih menatap Haira yang ikut termenung. "Tadi gue liat Gara, tuh lagi pada ngumpul sama temen-temennya." ucap Rahma berniat mengembalikan suasana hati Haira menjadi ceria kembali. Rahma tau Haira sedang bertengkar dengan Gara perihal Achela, Fara pun sama. Tapi dari Rahma maupun Fara masih menutup mulut mereka sebelum Haira sendiri yang cerita.
"Gue mau nyelidikin siapa si Achela itu, lo berdua masih inget kan?" ucap Haira datar. Fara dan Rahma mengangguk, keduanya tau Achela itu karena Haira bercerita melalui videocall. Kala itu Fara sedang maskeran di dalam kamarnya, sedangkan Rahma sedang zumba di ruang tamu rumahnya.
"Lo mau nyelidikin gimana, Ra? Pake mata-mata gitu?" ucap Rahma sambil membenarkan letak kerudungnya.
"Nggak, gue mau langsung datengin si Achela-Achela itu! Gue udah dapet alamatnya." balas Haira lalu menyeringai.
***
Gara tidak pernah se-gelisah ini, kegelisahannya meningkat karena mendapatkan informasi dari anak buahnya mengenai Haira yang sedang menyusun rencana untuk menyelidiki Achela. Ia ingat kalau Haira istrinya, dan gadis itu berhak mengetahui segala sesuatu tentangnya. Tapi bisa kah Haira sabar untuk sebentar saja? Gara tidak mau gegabah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGARA
Teen Fiction"Kenapa sih lo musti terima nih perjodohan? Lo sengaja ya?!" "Kalo iya? Kenapa? Mau ngelawan gue?" *** Zafia Haira Intania, gadis cantik yang sudah terperangkap oleh jebakan adik kelasnya sendiri, ralat! Calon suaminya sendiri. Ya, Haira dijodohka...