48 - Aku pulang

3.6K 338 100
                                    

48 - Aku pulang

Langsung gass!! Ngueng! Jangan lupa vote dan coment yaaa 💗🔥

MAAF YA UPDATE NYA LAMA, AKU SEKOYAH :)

***

03.33, kelopak mata sayu itu terbuka perlahan, udara dingin yang berasal dari pendingin ruangan tak berhasil membuatnya terpejam kembali meski dari lubuk hatinya ia luar biasa mengantuk. Genangan air mata itu kembali datang, kali ini terasa sangat panas ketika ia memilih menumpahkannya kembali di pipi tirusnya. Bola matanya yang indah kini  menatap lampu kamar yang tamaram.

Lama-kelamaan air mata itu keluar dengan deras, rasa sesak kembali menyelimuti hatinya yang retak tak karuan. Suara tangisnya nyaris keluar kalau ia tidak menahannya dengan segera. Rasanya sangat menyesakkan, amat menyesakkan.

Kesakitan itu merebah lebih luas dari perkiraannya, jauh lebih menyakitkan daripada ditusuk oleh sebilah pisau.

"Hiks, bunda..." lirihnya tak kenal henti.

"Bunda... Haira nyerah, Haira benar-benar nyerah bunda..." ungkapnya sangat lirih.

"Haira nggak bisa bertahan lagi, Haira mau pulang. Haira mau pulang..."

Ia menggeleng samar, rasanya seperti tercekik oleh apa yang sedang ia hadapi. Marah, kecewa, sedih melebur menjadi luka hebat yang entah kapan sembuh olehnya. Maka dari itu, dengan gerakan yang sangat pelan ia mencoba bangun, lalu mengambil baju secara asal di lemari dan memakainya secepat mungkin.

Untuk saat ini yang dipikirkan Haira adalah pulang. Meminta sang mama dan papa untuk menerbangkannya ke tempat yang jauh, sangat jauh. Sampai ia lupa dengan kejadian hebat saat ini.

Ia menarik engsel pintu, ia sama sekali tidak ingin melihat dia. Cukuplah luka ini berbekas dihatinya, jangan ia tambahi dengan cara yang lebih sakit lagi.

***

Langit masih gelap gulita, kelamnya malam masih tersisa jelas, tapi tidak membuat Haira gentar untuk terus melajukan mobilnya ditengah-tengah jalanan yang sepi dan sunyi. Kepalanya sangat berisik, bermacam-macam pikiran seperti merasuki otaknya. Lalu perlahan, tangan kanannya menyentuh perut datarnya, ia berharap tidak ada nyawa yang tumbuh disana.

"Kalau sampai dia hadir, gue pastiin gue bunuh didetik itu juga." gumamnya lalu tanpa sadar menaikkan kecepatan mobil yang ia kendarai.

Halaman mansion milik keluarga Zafia terlihat sepi, hanya ada beberapa penjaga yang berjaga di depan gerbang menjulang itu. Diantaranya membukakan gerbang sambil menunduk hormat kepada Haira.

"Non Haira, selamat malam." ucap kelima penjaga tersebut ketika Haira keluar dari mobil.

Haira tidak menjawab, ia hanya mengangguk lalu mempercepat jalannya untuk segera menemui kedua orang tuanya. Sepenjang perjalanan menuju pintu utama, para maid dengan tergesa-gesa menyambut kedatangannya, bahkan masih ada yang membawa guling saking terburu-buru.

"Selamat datang kembali, non Haira." para maid itu lantas menunduk memberi hormat kepada Haira ketika gadis itu tersenyum lembut.

"Kalian kembali tidur. Saya hanya ingin berbicara dengan mama dan papa saya." ucap Haira lalu meninggalkan para maid yang masih kebingungan.

"Ada apa ya non Haira tiba-tiba balik ke sini? Apa dia nggak betah di mansion barunya?" tanya salah satu maid.

"Ada apa kalian berkumpul disini?!" itu bukan suara Haira maupun Leon dan juga Yasmine. Itu suara Marsya.

TIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang