18 - Sensitif

6.1K 377 6
                                    

18 - Sensitif

Wajib hukumnya untuk menyenggol vote dan coment, sekian terima gaji🤝

share cerita Tigara ke seluruh media sosial yang kalian punya ya? Bantu aku supaya cerita Tigara bisa tembus sampai 100k ya? Entah kenapa aku kepingin banget cerita ini dibaca banyak orang, hehehe. Berharap aja deh dulu, kalau bisa lebih alhamdulillah 🥰

terakhir aku bakalan spam emoticon love biar kalian syeger 💕💘💓💞💗❤️

***

Gara berjalan menyusuri lorong hotel yang sangat megah, sudah dua puluh lima menit ia mencari-cari dimana istrinya itu kabur. Jam yang terpasang dengan sempurna di lengan Gara pun sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun batang hidung istrinya belum nampak juga.

Ketika hendak berputar tumit, Gara menyunggingkan smirk-nya ketika mengingat betapa bodohnya ia. Seharusnya ia bukan berada di lorong ini, melainkan di lorong sebelah kiri yang merupakan lorong yang pastinya akan dilewati para keluarga. Dan yang pasti istrinya sedang berada di sana.

"Gadis nakal." gumam Gara ketika melihat Haira sedang bercanda dengan salah satu keluarganya. Gadis itu sepertinya belum menyadari bahwa suaminya tengah menatapnya dengan pandangan nakal khas milik bad boy.

"Babe, kamu laper ya makanya cepet-cepet keluar dari kamar?" ucap Gara lalu tangannya sudah merengkuh pinggang Haira dari samping.

Shit! Kan Gara jadi nemuin gue, gara-gara nih ibu-ibu sih pake acara nahan gue segala, ck. Batin Haira malas namun wajahnya tetap menampilkan raut wajah bahagia.

Gara tersenyum manis ketika Haira tersenyum datar kearahnya. Cubitan yang gadis itu berikan tidak lah mempan untuk laki-laki macam Gara yang sudah terbiasa kena balok kayu atau paku sekalipun. Jadi jangan heran bila cubitan yang diberikan Haira tidak berfungsi.

"Laper hm?" ucap Gara sembari mengusap kening Haira penuh sayang. Bukan menjawab, Haira justru memperhatikan kaos polos yang Gara pakai saat ini.

"Tuh ketemu." ucap Haira lalu melirik sekilas kaos yang Gara pakai.

Gara menyeringai lalu bibirnya mendekat ke telinga Haira. "Iya nih udah ketemu, padahal tadi gue berdoa supaya gak ketemu biar lebih enak kalau kita mau main." kata Gara lalu menarik kembali kepalanya.

Sontak Haira memalingkan wajah, menipiskan bibirnya yang berkedut. Gara sendiri terkekeh lalu menjilat bibir bawahnya seraya memerhatikan wajah istrinya yang memerah.

Kena kan lo. Emang gak ada yang bisa menolak pesona seorang Tigara Ithara. Batin Gara bangga. Haira hendak menjauh dari rengkuhan Gara, namun secepat itu juga Gara menahan pinggang rampingnya. Para keluarga hanya bisa senyum-senyum melihat kelakuan pengantin baru yang satu ini. Tanpa keduanya sadari, Alisha datang membawa beberapa kue dan minuman. Tampak terburu-buru menghampiri Haira dan Gara.

"Ah akhirnya ketemu juga kalian berdua. Bunda kira kalian di kamar, nih bunda bawain kue sama minuman. Pasti kalian lapar kan?" ucap Alisha sembari menyodorkan kue yang sangat banyak kepada Haira dan Gara.

"T-tapi bun aku gak la—"

"Udah gih sana makannya di kamar, bunda masih mau menyambut para tamu dulu, gih cepet sana!" ucap Alisha sambil mendorong pelan kedua bahu remaja ini yang baru sah dalam ikatan suci pernikahan. Mau tak mau Haira menuju kamar hotel yang sudah dipesan tadi dengan kue-kue ringan di tangannya.

TIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang