19 - obat penambah darah
please klik vote, coment dan share. bantuin aku untuk memperluas cerita Tigara ya?☺️💗
follow ig & tiktok 😡
@cahyaadellaa
@cahyadimedina⚠️ Follow akun wattpad aku bagi yg belum follow supaya ga ketinggalan update ⚠️
***
Gara masih terus mengamati wajah tenang dan damai milik Haira, bundanya tidak tau bahwa menantunya ini sedang pingsan. Lagi pula Gara tidak berniat meberi tau siapa-siapa bahwa Haira pingsan. Gara gila? Oh tentu saja tidak. Ia sudah tau penyebab istrinya pingsan saat ini.
"Ck, apa susahnya sih minum nih obat? Emang bikin lo gendut kalau minum tuh obat?" ucap Gara sambil memperhatikan wajah Haira dari sofa yang berada bersebrangan dengan kasur mereka.
Tepat di saat Gara ingin bangkit, mata yang sedari tadi tertutup itu terbuka secara perlahan. Dapat Gara lihat Haira kesusahan untuk duduk, dan seperti tadi, gadis itu enggan meminta pertolongan padanya. Karena Gara merasa menjadi anak yang penurut, ia menjalankan perintah dari sang papa yang berbunyi ‘Jaga istrimu seperti kamu menjaga berlian, karena itu akan mengingatkan mu bahwasanya istrimu sangatlah berharga.’
"Masih pusing?" tanya Gara, tangannya hendak memegang lengan Haira namun secepat mungkin tangan kekar milik Gara ditepis.
"Gak usah sok perduli deh!" balas Haira galak, ia sudah terduduk di atas kasur namun matanya masih terpejam. Gara mengangkat bahu, cuek.
"Yaudah, seterah. Gue udah berniat baik ya sama lo." balasan dari Gara mampu membuat Haira membuka mata, dan pertama kali yang ia lihat adalah wajah Gara yang terlihat jauh lebih fresh dari pada saat mereka bertengkar tadi.
"Minum." Gara menyodorkan satu butir obat penambah darah lengkap dengan air putihnya.
Haira lantas menggeleng, tangannya mulai mendingin. Memori itu semakin terulang jelas di benaknya, ia benar-benar benci obat itu. "Singkirin, gue gak mau minum." ucap Haira lirih, ia sama sekali tidak menoleh kepada Gara.
Sontak perbuatan Haira ditanggapi oleh satu alis tebal milik Gara naik. Laki-laki itu cukup bingung dengan reaksi Haira yang tak lazim menurutnya, apa salahnya minum obat penambah darah? Toh gadis itu memang memiliki penyakit darah rendah, yang mana harus meminum obat penambah darah supaya mendapatkan zat besi dan lain-lainnya.
"Lo punya darah rendah, Haira. Emang lo kira gue gak tau? Ra, obat penambah darah itu bukan terbuat dari darah, itu terbuat dari ekstrak buah delima. Kalau ga percaya liat di kemasannya." ucap Gara lalu duduk tepat di samping Haira yang masih memalingkan wajahnya.
"Gue gak mau Gara, gak mau!" rengek Haira masih dengan posisi yang sama.
Gara menarik bahu istrinya, membuat sepasang bola mata jernih itu bertubrukan dengan bola mata Gara. "Kenapa gak mau? Kasih gue alasannya baru gue bolehin lo gak minum."
Melihat wajah suaminya yang sangat serius membuat perasaan Haira sedikit damai, gadis ini mencoba menenangkan dirinya, ia memilin jemarinya lalu berucap lirih. "Jadi waktu gue SMP, gue dan temen-temen sekelas gue dikasih satu-satu obat penambah darah. Waktu itu gue emang udah gak suka sama tuh obat karna rasanya gak enak, dan apesnya lagi... Gue ngeliat temen gue minum tuh obat, terus dia kayaknya belum siap minum, eh ternyata dia muntah, otomatis gue ngeliat muntahnya yang warna merah, Gar. Kebayangkan seberapa jijiknya gue waktu itu, apalagi ditambah gue udah sugesti bahwa itu obat terbuat dari darah. Semenjak kejadian itu, gue tambah-tambah gak suka aja sama itu obat, kalau mama gak maksa, gue gak akan minum obat penambah darah. Pernah waktu itu gue sampe kabur dari mansion saking eneknya disuruh minum obat penambah darah, gue tau perbuatan gue ini salah," kata Haira lalu menjeda ucapannya sebentar untuk menarik nafas dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGARA
Teen Fiction"Kenapa sih lo musti terima nih perjodohan? Lo sengaja ya?!" "Kalo iya? Kenapa? Mau ngelawan gue?" *** Zafia Haira Intania, gadis cantik yang sudah terperangkap oleh jebakan adik kelasnya sendiri, ralat! Calon suaminya sendiri. Ya, Haira dijodohka...