39 - Monster
Waduh! Dari judulnya aja udah bikin dag-dig-dug nggak? 👻
SEMANGAT YUK PUASANYA! BTW SIAPA YANG NUNGGUIN CERITA BIANG ONAR INI? cung jari ya! ☝️
Siapa yang puasanya belum bolong-bolong?! Hebat banget bestie, aghu doain semoga sampe Iedul Fitri full! 😁💗
***
"Bye-bye double Z!" ucap Haira ketika mobil Mercy melesat keluar dari mansion megah ini. Ya, hari ini Zian dan Zoe sudah dijemput oleh kedua orang tuanya yang baru saja pulang dari Milan.
Gara sendiri hanya tersenyum melepaskan Zoe dan Zian untuk kembali pulang bersama orang tuanya. Ia terlanjur sebal dengan Haira yang tiba-tiba bertanya soal Arga. Darahnya seakan mendidih saat itu juga.
Haira yang sudah puas melambai-lambaikan tangan kepada mobil Mercy yang membawa kedua keponakannya lantas memutar tumit. Pandangannya langsung bertubrukan dengan bola mata cokelat milik Gara yang menatapnya tajam.
"Em... m-misi Gar, gue mau lewat." ucap Haira sedikit terbata. Pasalnya Gara tidak sedikitpun memalingkan arah pandangnya dari wajah Haira.
"Kalo gue nggak mau gimana?" balas Gara, sarkas. Lantas Haira menghembuskan nafasnya, ia tiba-tiba saja gugup karena ditatap seintens itu oleh Gara, belum lagi tubuh menjulang tinggi itu menyender di pintu utama mansion dan jangan lupakan kedua tangannya yang ia masukan ke dalam kantung celana.
"Tapi gue pingin masuk, udah sore." kata Haira, ia ingin menerobos tubuh jangkung itu namun pergelangan tangannya ditarik sedikit kencang hingga gadis ini sedikit terhuyung ke belakang karena terkejut.
Gara mengangkat bahunya cuek ketika melihat Haira yang memelototinya. Toh, siapa suruh melawannya. Disini yang punya kuasa itu Gara, dan Haira wajib menurut. Baginya, Haira tidak lebih dari gadis manja dan tidak bisa apa-apa.
Gara yakin seratus persen kalau Haira tidak bisa menyapu, mengepel, atau bahkan gadis itu tidak tau apa itu kemoceng? Ya, Gara sekarang semakin yakin kalau gadis yang ia nikahi itu memang gadis manja.
"Bersihin halaman." ucap Gara tiba-tiba.
"Hah? Apa? Bersihin halaman? Are you crazy?" balas Haira yang tentu menolak perintah Gara barusan.
"Bersihin. Gue yang punya mansion. Elo cuma numpang." balas Gara, kelewatan.
Haira menyerit bingung, Gara kenapa? Apa yang membuat laki-laki ini terus-menerus memojokkannya? Apa... Laki-laki itu masih marah soal dirinya yang menanyai tentang Arga? Ya, pasti karena itu.
"Tukang bersih-bersih udah ada, Gara. Kalau emang belum bersih, lo aja sana yang bersihin. Ngapain nyuruh gue?" entah keberanian dari mana Haira bisa melawan perintah Gara. Yang mana sebelumnya saja ia sudah gugup setengah mati akibat tatapan mata Gara yang sangat tajam.
"Gue bilang bersihin ya bersihin." balas Gara, dingin. Ia sudah tak bersender lagi di pintu, kali ini ia menatap Haira penuh intimidasi.
"Ya gue nggak mau!"
"Kenapa? Takut kuku-kuku cantik lo itu rusak? Iya? Dasar manja!" balas Gara yang berhasil membuat Haira tersentak.
"Kok lo bilang gitu sih, Gar?" mati-matian Haira menahan diri untuk tidak ikut berteriak. Gara benar-benar sulit untuk ditebak.
"Emang fakta kan?"
Satu tetes bulir air mata jatuh dari pelupuk matanya, sekuat apapun Haira menahan, rasa sesak memenuhi rongga dadanya. Kini, Haira kembali mendapati Gara yang jahat pada dirinya. Bukan lagi Gara yang sangat suka mengusilinya, bukan lagi Gara yang suka menggodanya, bukan lagi Gara yang sering mencuri-curi ciuman di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGARA
Teen Fiction"Kenapa sih lo musti terima nih perjodohan? Lo sengaja ya?!" "Kalo iya? Kenapa? Mau ngelawan gue?" *** Zafia Haira Intania, gadis cantik yang sudah terperangkap oleh jebakan adik kelasnya sendiri, ralat! Calon suaminya sendiri. Ya, Haira dijodohka...