Extra chapter : sick

4.4K 157 20
                                    

Extra chap 2 datang!!!

Minal aidzin walfaidzin ya semua 🥰🥰🥰 mohon maaf lahir dan batin. Kalo aku selama nulis cerita TIGARA ada banyak salah mohon dimaafkan ya mwhemweh 😭🥰😭🥰

Nih THR dari akuhh seneng tidakkk????

HAPPY READING!

***

Pagi-pagi sekali Haira dibuat terburu-buru untuk menuju suatu tempat. Sebenarnya ia enggan untuk menemui seseorang yang dahulu sempat membuatnya trauma, namun dari ketikan seseorang itu membuat pertahanan Haira goyah. Haira hanya ingin menyelesaikan semuanya. Dan Haira rasa mungkin pertemuan singkat bukan apa-apa.

"Jadi lo mau ngomong apa?"

Laki-laki yang berada di depannya hanya tersenyum, lebih tepatnya tersenyum kecut. "Maafin gue, Ra. Gue minta maaf. Gue tau kalau dulu gue terobsesi sama lo, gue juga tau kalau sebenarnya lo takut ketemu gue untuk sekarang ini, tapi disini, gue Arganio Nicholas minta maaf sama lo, Haira." benar, orang itu Arga.

Haira menghembuskan nafasnya, sudah ia duga. "Gue udah maafin lo, tapi rasa takut gue maybe masih ada kalo ngeliat lo, Ga."

Arga mengangguk memaklumi. "Gapapa Ra, gue tau dan gue paham betul apa yang lo rasain. Dan gue juga mau bilang makasih banget udah mau ketemu sama bajingan kayak gue, semoga lo hidup bahagia sama..."

"Sama suami lo, Gara."

Haira tersenyum simpul namun senyumannya luntur karena melihat sosok jangkung yang berdiri di luar kaca cafe dengan pandnagan luar biasa kecewa. Lantas Haira buru-buru berdiri, menggeleng pelan berusaha menghalau rasa yang menusuk ulu hatinya. Arga yang melihat itu kontan menoleh ke belakang, alangkah terkejutnya ia mendapati Gara yang tengah memandang Haira.

"Ra, biarin gue jelasin ke Gara, ya?" Arga ikut berdiri. Haira menggeleng lalu cepat-cepat berlari menyusul Gara yang sudah membuka pintu mobil sportnya, agaknya laki-laki itu ingin pergi.

"Gara! Gar! Tigara Ithara! Please dengerin aku dulu!" Haira berhasil menangkap lengan Gara sebekum laki-laki itu memasuki mobilnya, lantas Gara menatap Haira dengan pandangan setajam pisau.

"Lepasin."

"Gar... Please."

"Gue bilang lepasin."

"Gara ini nggak kayak yang kamu liat, please biarin aku jelasin, aku... Aku..."

"Apa? Apa Haira?! Kamu pikir aku bisa berfikir jernih disaat aku liat kamu pagi-pagi buta udah buru-buru keluar dari mansion tanpa izin sama aku, kenapa aku bisa tau? Cara main kamu kurang cantik, sayang. Aku liat kamu lewat cctv dari handphone, kamu kayaknya udah kebelet banget ketemu sama dia, iya kan?" Gara menekan penuh pergelangan tangan Haira yang masih berusaha untuk menahan dirinya, dengan sekali gerakan Gara menghempaskan tangan mungil itu dari lengannya.

"Aku nggak minta izin sama kamu karna aku tau pasti kamu nggak bolehin aku ketemu Arga, Gar! Aku ketemu sama dia juga karena dia mau minta maaf, udah itu aja. Kamu salah paham Gar, please trust me."

"Oh ya? Memang kenapa kalau aku nggak bolehin kamu ketemu laki-laki siapa itu? Kamu kangen sama dia? Iya? Mau minta peluk? Oh atau mau minta pertanggungjawaban?"

TIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang