lah? (8)

5 1 3
                                    


Happy reading semua!


"langit? "

rea mengerjap kaget, seharusnya tidak seperti ini, ia harus menghindar dan pergi sejauh jauhnya, rea bukanlah rea yang dulu , ia tidak akan terjebak oleh angan angan masa lalu

"lo pindah kesini?, kenapa?, jangan bilang- "

"sorry lang, gue harus kesana sahabat sahabat gue udah nunggu lama"

rea pergi dengan langkah cepat bermaksud menghindar dari segala bentuk pertanyaan langit.

luka biarlah luka, rea sama sekali tidak berniat untuk membukanya, baginya cukup itu menjadi kenangan yang nanti akan larut dimakan waktu.

tapi buktinya itu semua harapan semata, pikirannya benar benar melayang ke satu tahun silam, pandangan dan otaknya tidak bisa sefrekuensi saat ini

brak

Rea terjatuh kebelakang, pantatnya langsung terbentur lantai agak keras

"AW SAKIT TAI! "

rea spontan berteriak, benar benar ingin merutuki orang yang tiba tiba berhenti di hadapannya.

"eh sori sori gak sengaja"

rea terpaku, suara khas ini membuatnya ingin dikirim ke tengah amazon saja agar dirinya bisa meredam malu yang sudah menjadi jadijadi.

rea akhirnya memilih berdiri sendiri, mengabaikan rasa sakit yang ia derita tadi , ia harus tampak seperti gadis kalem jika berharadapan dengan lelaki di hadapannya

"gapapa, gak sakit kok"

suara rea melembut, berusaha menjaga image sebisa mungkin agar lelaki di hadapannya meyakini bahwa dirinya termasuk golongan 'anak kalem'

"eh elu?,yang gue anterin kemaren kan?"

rea mengangguk mengiyakan, dan sedikit mencuri pandangan sedikit guna melihat ekspresi tuan mudanya, raut muka arzan tampak masih merasa bersalah karna membuat rea terjatuh karnanya

"kamu kenali dia zan? "

entah dari mana tasya datang dan langsung menyauti perkataan arzan tadi, arzan yang tiba tiba ditanya hanya mengangguk santai

"iya, kemaren aku pulang telat karna nganterin dia pulang dari supermarket, ga sengaja ketemu"

ekspresi tasya seakan melega bahwa mengetahui gadis di hadapannya dan juga arzan tidak ada hubungan spesial

lain sisi, rea tampak ambigu dengan jawaban arzan yang seakan menjadi kewajiban untuk tasya mengetahui keadaanya (arzan)

"nama lo siap-"

"OEMJI WOI KARET NASI UDUK!, GUE CARIIN JUGA LO HEH"

suara letta benar benar menggelegar dikoridor, saat ini rea ingin menyekap mulut letta agar tidak berbicara macam macam didepan arzan

letta langsung menabok punggung rea keras ,dan sebisa mungkin rea menormalkan perkataannya nanti untuk membalas kekejaman letta agar arzan tidak menduga yang aneh aneh

"eh let, kenapa? "

suara rea melembut membuat letta berdegik ngeri, takut takut ia memegang pelipis rea untuk memastikan sahabatnya masih dalam sehat

"ngapa lu sok imut banget, ga kesurupan lagi kan? "

letta masih saja blak blakan dan tidak menyadari arzan dan tasya yang tampak menyerit heran dengan obrolan dua manusia di hadapannya

rea menoel letta dan menggerakan dagunya agar letta berbalik badan

"apasih? "

letta balik badan dan melotot kaget, dirinya harus siap siap dibogem rea karna perkataanya beberapa detik lalu

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang