CHAPTER 30 : RUMAH SAKIT (2)

5 1 0
                                    

HAPPY READING BOS Q~

Pagi telah tiba, raka melirik arloji yang berada di tangan kanan nya sekilas kemudia melihat keadaan sang adik di ranjang yang masih terlukai lemas

Raka merenggangkan otot ototnya yang pegal setengah mati kemudian duduk bersender di sofa yang barusan ia tiduri, mengucek mata sebentar dan langsung pergi ke kamar mandi guna cuci muka dan gosok gigi

Setelah selesai melakukan kegiatan di kamar mandi tiba tiba pintu kamar rea terbuka mendapati seorang lelaki disana sambil menenteng beberapa kantong plastik,

"bolos lu zan? "

Raka mengelap wajahnya dengan handuk sebelum menyambar plastik yang di bawa arzan,

Raka menjauh kemudian duduk disofa diikuti arzan di sampingnya setelah melihat gadis di ranjang rumah sakit masih terlelap

"itu gue bawaiin ketoprak yang situ request sama bubur ayam buat rea"

Raka langsung membuka plastik berwarna merah yang di dalamnya ada sebuah kertas nasi berwarna coklat, ia mengambil dan segera membukanya

"sering sering kek gini lu, biar cepet gue kasih ridho"

Arzan hanya terkekeh pelan,tadi malam raka tak henti hentinya menceritakan bahwa rea sangat mengidolakan sosok arzan, katanya tidak ada hari tanpa ngomongin arzan, untung saja saat itu rea terpengaruh obat bius, alhasil kesempatan tersebut digunakan raka untuk membongkar rahasia besar sangat adik

Arzan sendiri saat mendengar bahwa rea sangat menyukai sosoknya pun sempat kaget, karna pernyataan tasya saat itu benar adanya, untung Raka menyangkal bahwa rea tak pernah melakukan hal nekat seperti 'menguntit', dia cukup sadar diri akan hal itu

Arzan tersenyum, andai dia bertemu rea lebih awal, tidak terlalu tiba tiba, pasti ia akan langsung jatuh cinta, pasti.

Arzan kemudian bediri, mendekat ke ranjang rumah sakit milik rea, ia tersenyum memandangi wajah teduh milik rea, huh, sepertinya ia sudah gila, entah sejak kapan wajah didepannya seribu kali lebih menarik saat tertidur.

Tidur rea sedikit terganggu, ia menggeliat kemudian mata yang tadinya terpejam terbuka perlahan, rea sedikit mengerjap menyesuaikan penglihatan nya terlebih dahulu, ia menoleh mendapat wajah arzan langsung saat ia menoleh, rea kaget, tentu.

Perlahan tangan rea terarah untuk menyentuh wajah arzan, ia mengelus pipi arzan lembut sembari tersenyum

"gila gue mimpi ini dah bener, kalo tau gini gue rela kagak bangun bangun"

Raka di sofa menggeleng kepalanya heran sembari menguyah ketopraknya, tak habis pikir dengan adiknya, arzan hanya tersenyum menikmati sentuhan lembut dr rea

"lu kagak mimpi bego" sahur Raka yang sudah kesal sendiri

Spontan rea melirik abangnya yang memandangnya dengan wajah datar dan langsung melepas tangan miliknya dari wajah arzan.

Gila ia pasti akan di cap macam macam oleh arzan, sudah untung di selamatkan saat kejadian, mana tadi dirinya seperti perempuan modal dusta lagi, rea sudah tidak waras agaknya

"ma-maaf"cicit rea, benar benar takut setengah mati kalau arzan ilfeel

Arzan mengangguk kemudian meraih tangan rea kembali dan diletakan lah tangan rea diwajahnya seperti rea tadi, rea membeku, hah, ini arzan loh yang sengaja menaruhnya, bukan dirinya.

"mulai sekarang gausah izin, gue suka soalnya"

Rea ingin pingsan saja.

OKSIGEN MANA OKSIGEN.

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang