CHAPTER 42 : baikan nih?

4 1 0
                                    

Hari yang sangat dihindari tiba juga, sudah dua hari ujian akhir semester diadakan, sekarang hari selasa semua anak IPA dihadapkan dengan fisik plus matematika, di semua sisi kelas nampak khidmat mencerna setiap soal, lamat lamat berfikir untuk memecahkan hanya untuk satu soal.

Begitu pula di dalam kelas rea, semua manusia yang ada didalamnya nampak serius dan sesekali berdecak dan ada juga yang menghela nafas, rea sendiri tengah berhitung walau tak bisa dihindari, kepalanya cenat cenut setengah mati, bayangkan abis fisika itu matematika, yang bilang ini biasa saja, sudah gila.

Bersamaan dengan bel dan kertas ujian di kumpulkan, rea menghela nafas panjang dan memejamkan matanya seraya mendongak, merapalkan doa agar nilainya setidaknya tidak di bawah KKM, walau kenyataanya pilihan ganda ia masih sempat sempat nya cap cip cup, gini gini ia semangat bukan ingin membuat bangga papah dan mamahnya, bukan karna anak durhaka, dulu saat diakhir kelas SMP alias kelas sembilan, orang tuanya hanya menyuruh rea masuk kelas IPA dan selebihnya urusan rea, katanya sih begitu.

Tujuan agar tidak mendapat kan nilai merah adalah sekelas dengan arzan, walau pak Randi sudah mengatakan jelas, tapi tetap saja, orang tua zaman sekarang itu sudah sering lupa, jadilah ia harus sedikit berusaha, nanti juga ia sudah berniat mengkode pak randi agar tidak lupa, sebenarnya rea ingin melihat dengan mata kepala sendiri selama KBM, seberapa dekat tasya dan arzan, itu ada prioritas yang harus ia ketahui, sekarang ini.

"WOI REA GELO, PULANG GAK LU HEH, DI PANGGILAN MALAH BENGONG"

Suara oktaf letta menyadarkan rea, rea membuka matanya dan disuguhkan oleh ke empat temannya yang sudah berdiri sembari menenteng tas masing masing.

"Duluan deh, gue hari ini piket cuy, takut kena omel si abi"

Memang biasa seperti itu, kalau ujian jadwal piket harus benar benar dilaksanakan kalau tidak abi bisa ngamuk dan menjadikan anak kelas nya kena denda dengan nominal yang tidak wajar.

Setelah mengucapkan beberapa kalimat perpisahan, keempat hilang dari kelas ini, rea kemudian bangkit, tidak ingin lama lama ia mengambil gagang sapu, harusnya ada dua orang lagi yang menjadikan teman piket rea, namun mereka sudah mengambil bagian membereskan meja dan yang satunya lagi membersihkan kolong meja, entah gimana maksudnya, rea yang notabenya tidak pernah membersihkan kelas hanya mengangguk saja, jadilah ia kebagian menyapu, ya sudah lah, rea juga tidak awam awam sekali hanya untuk sekedar menyapu

Rea mengambil ponselnya kemudian menyalakan kuat kuat lagu LANY
-I DON'T WANNA LIVE YOU MORE -, sesekali rea mengikuti beberapa lirik nya dan merapalkan ke galau an nya, berharap seandainya cinta itu bisa ia atur sesuka hati, lebih baik ia meniadakan dan memilih tidak bertemu arzan, karna setelah dirinya merasakan jatuh, sejatuh jatuhnya dalam kata cinta, ia tidak akan bisa memilih opsi untuk bangkit, karna sekuat apapun ia berusaha mengelak, tetap saja ujungnya cinta yang menarik untuk jatuh kembali.

🎶 Sick of staring up at the ceiling
How'd you change your mind just like that?
The only way to get past this feeling
Is to tell myself not coming back 🎶

🎶I don't wanna love you anymore
I don't wanna love you anymore
From the start, I never thought, I'd say this before
But I don't wanna love you anymore 🎶

tok tok!

saat lagi asik menikmati setiap irama yang dari bait lagu yang rea putar, nampak seseorang mengetuk pintu kelas nya dan mendapati laki laki berkaos oblong yang sedang menenteng baju seragam di pundaknya.

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang