Happy reading loff
Hari hari telah berlalu, siang berganti malam, dan bunga bunga juga sudah bermekaran sebagaimana mestinya, di sebuah rumah yang terasa luas itu, arzan menatap kosong televisi yang menyala, terhitung hampir seminggu dirinya harus berpura pura seperti ini.
Sejak rea pulang dari rumahnya saat itu, ternyata tasya mengetahuinya, lebih parahnya ia mendengar semua percakapan arzan dengan gadisnya, hingga ia menusuk nusuk jari jemarinya dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Arzan tentu trauma, melihat kejadian yang sangat gila di depan matanya sendiri, membuat kejadian itu membekas jelas di ingatan arzan, beberapa sumpah dan perjanjian harus arzan rapalkan depan tasya, jika saja arzan ketauan sekedar chat atau bertemu sebentar, diyakini korban dari pisau lipat tasya adalah gadisnya, rea.
Meskipun tidak terima melihat alvaro yang terus berdekatan dengan gadisnya, ditambah lelaki itu membawakan lagu, membuat dada arzan panas dan bergemuruh, apalagi saat tak sengaja berpas pasan, rea selalu saja mengabaikannya, seperti orang asing yang tidak pernah bertemu.
Tentu wajar, melihat arzan ber akting sama sekali tak peduli pada rea, membuat sang kekasih memiliki fikiran yang seratus persen negatif, plus semua temannya yang notabenya anak lambeh, yang apa apa di ghibahin, membuat pola pikir rea tentu menjadi berubah tentang nya, arzan menyadari saat pertama kali jadian, se sayang apa rea dengan dirinya, namun balik lagi ke diri sendiri, semua manusia tentu bisa berubah rubah, termasuk rea, entah apa yang rea fikirkan tentang nya, yang pasti arzan ingin lepas dari kepura puraan ini secepatnya.
Seperti sekarang ini, arzan menyusun rencana untuk berterus terang kepada tasya, ia tidak semata mata menjelaskan seorang diri, dirinya takut terjadi hal hal nekat dari gadis itu, jadilah ia meminta bantu sohibnya, arlan dan regan untuk ke rumahnya, menjalani ide yang cukup menantang bagi dirinya.
Masih di pagi hari yang cerah jam tujuh arlan dan regan sudah sampai rumah arzan, jangan tanyakan dimana tasya, tentu gadis itu selalu menginap di rumahnya, seakan tidak punya rumah sendiri, alasan basi yang selalu arzan dengar sebagai alasan adalah, tidak bisa jauh jauh dari dirinya, takut rindu.
Halah, arzan benci kata kata itu, rasanya ia malah ingin mendengarkan kata kata tersebut dari rea, ah gadis itu, sedang apa yah?
"Geseran napa sya, gue lagi maen ama jia nih, lu geser geser mulu perasaan"
Posisi tepat saat ini adalah, arzan di sofa dengan jia di pangkuan nya, begitu pula dengan regan yang berada tepat dikirim arzan dengan tasya disebelah nya, alasan tidak ada yang disebelah kanan arzan adalah, arlan yang sedang terbaring terlentang dan tidak mau mengalah se centi lun, ditarik tarik juga percuma, badan arlan itu cukup besar, ditambah otot otot milik cowo tersebut.
"Lagian, kamu ngapain sih zan ngundang nih bocah, bikin pagi aku berantakan tau ga? "
Lagi lagi rengekan manja, sebenarnya regan sudah sangat gatal ingin memasukan lego yang cukup besar ke mulut tasya, namun mengingat bahwa tasya perempuan plus mempunyai ke pribadian yang berubah ubah, regan memilih membalas dengan bibir yang mencibir, dari pada kena tusuk pisau, gini gini regan belom bosan hidup.
"Heh, ada juga gue yang bilang gitu!, gue tuh diundang sama tuan rumah, lah elu, datang tak diundang, pulang tak diantar, kek jalangkung tau gak?! "
Emosi, tasya dengan segera mencubit kencang lengan regan, tentu regan menjerit kesakitan, mengetahui pasal mood perempuan kalau lagi jelek sangat ganas, belajar dari bendaharanya beberapa saat lalu.
Zia yang duduk di pangkuan arzan tentu kena dampaknya, dengan tidak sengaja regan mendorong zia karna ulah tasya yang tiba tiba geser geser tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM YOUR BIGGEST FAN
Teen Fiction[⚠️TYPO BERTEBARAN] [⚠️ BANYAK KATA KASAR, ANAK BAIK JANGAN DIIKUTIN OKE] [⚠️JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ini hanya tentang cewe bar bar yang menyukai salah satu cogan sekolah, bukan, bukan itu masalahnya, setiap dia berhadapan dengan yang na...