alvaro (22)

8 0 0
                                    


Happy reading semua ahai~
vote + comment



mendadak suasana menjadi canggung, setelah Arzan berucap demikian, Arzan sepertinya baru tersadar dengan apa yang dia ucapkan, memang tidak bisa dibantah bahwa tangan milik rea sangat genggam able sekali

rea pun masih membeku, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, sepertinya ia harus cepat cepat ke rumah sakit karna ritme jantungnya yang sangat cepat ini, takut takut dirinya pingsan tiba tiba.

ditengah itu semua arzan sama sekali tidak berniat untuk melepaskan genggamanya, masih terasa nyaman, dan rea yang diperlakukan sedemikian rupa hanya anteng saja, rejeki tidak boleh ditolak.

hujan pun mulai mereda, di ujung sana lampu yang berasal dari sebuah motor terlihat menyinari penglihatan dua insan di halte tersebut, motor tersebut berhenti didepan mereka, sang empunya pun turun

"REAAAA MY BEBEP, SORI BEP GUE JUGA KEJEBAK MACET TADI GUE DH NGEBUT TAPI TIBA TIBA DERES, NIH LIAT KAOS GUE AJA AMPE BASAH BEGINI"

raka langsung memperlihatkan kaos putihnya yang masih terlihat basah itu, rea yang sudah terlanjur sebel mendengar celotehan rak hanya mangut mangut, rea berdiri dan otomatis pangutan tangan nya dan arzan terlepas, ia mendekat kearah raka perlahan

"gausah teriak teriak, please jangan malu maluin ada orang lain disini bego"

rea setengah berbisik, raka yang tadi tidak menyadari keberadaan satu orang pun akhirnya menoleh ke seseorang yang rea maksud, oh arzan toh.

"ngapain lu disini, gak macem macem kan lu ama rea gue? " ucap raka curiga

rea yang melihat itu hanya cengengesan sembari menginjak kaki sangat abang penuh dendam

"engga kok abang, hmm nama gue arzan bang, temannya rea"

arzan mengenalkan diri, raka sudah tau dari jauh jauh hari hanya saja memang wajahnya baru ia ketahui baru baru ini setelah kejadian di kantin

"oh sama gue tadi gue nemenin rea sebentar bang, kebetulan gue ada barang yang mau diambil di sekolah"

lanjut arzan sopan, raka tidak membalas langsung ia meneliti arzan dari atas hingga bawah, rea yang geram pun menyikuti pinggang raka agar menjawabnya

"oh, makasih deh, kesekolah gih sana, katanya ada barang yang ketinggalan"

usir raka bermaksud bercanda, arzan pun tersenyum kaku seperti nya jawaban raka tidak sama seperti yang ia harapakan, rea melotot kaget, tidak tau apa arzan calon adik iparnya rea pun mendekat ke arah arzan, menahan gugup setengah mati

"maafin abang aku yah, nih aku balikin jaketnya, atau mau aku cuci dulu? "

arzan menoleh kearah rea dan tersenyum simpul

"gausah ga basah juga jaket gue yaudah gue duluan ya re, hati hati sampe rumah"

spontan arzan mengelus pucuk kepala milik rea, dan setelah itu ia buru buru menaiki motornya, rea yang masih terdiam pun segera sadar, ia belum mengucapkan terimakasih

"TUAN MUDA MAKASIH BANYAK! "

rea menutup mulutnya kaget, apa apan itu, mengapa dirinya bisa keceplosan, bego sekali kau rea

MAMPUS.

tuan muda?, arzan belum jauh dari halte ia sengaja berkendara pelan pelan karna jalanan masih licin, ia juga kaget saat rea meneriaki nya tuan muda, entah sejak kapan arzan jadi salting sendiri.

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang