CHAPTER 6 : KEPIKIRAN

8 2 8
                                    


Happy reading √

"mak-makasih"

arzan mengangguk dan segera menjalankan mobilnya dari perkarangan rumah Rea

Rea berjalan lesu ke dalam rumahnya, apasih yang ia harap kan dari sesosok arzan. Ternyata berharap berlebihan dan tidak membuahkan hasil sesakit ini

bagaimana tidak, saat mereka di mobil tadi Rea gugup setengah mati, apalagi saat curi curi pandang, menganggumi setiap ini wajah tampan tuan mudanya hingga satu kata membuat Rea ingin bunuh diri saat itu juga

"jangan ditatap kayak gitu, risih" ucap arzan hati hati

Dunia Rea seakan runtuh, seperti dia belum tancap gas tapi sudah ditabrak duluan, kata kata arzan benar benar menancap pas di ulu hatinya terdalam.

rasanya arzan semakin jauh saja dari jangkauan rea, padahal tuan mudanya belom sempat ia genggam

Rea juga harusnya sadar sih, semua orang yang baru dikenal pasti tidak suka dipandang demikian,

tapi namanya juga Rea, mana paham dia masalah seperti itu.

"assalamu'alaikum"

Rea memasuki rumah, dan melempar tasnya asal, masa bodo jika nanti mamahnya marah, yang terpenting sekarang adalah melampiaskan kekesalannya.

di ruang tengah yasmin dan rafael memerhatikan anak bungsunya yang tampak sendirian dan raut muka yang tidak bersahabat

"lah re, mana abang kamu? "

Rafael melipat korannya sebentar seperti menunggu jawaban dari sang anak,

Rea menoleh melihat kedua orang tuanya yang tengah menikmati secangkir kopi dan beberapa camilan, mereka tidak tau apa, Rea habis melewati kejadian hidup & mati tadi.

dan lebih parahnya lagi bukannya menanyakan keadaan dirinya yang tampak lesu, malah langsung menanyakan abang bangsatnya itu.

"au, tanya aja ke orang nya sendiri"

rea tak sudi menyebut namanya, aish, ia jadi kesal lagi setelah ayahnya bertanya lagi, padahal moodnya sudah sedikit diperbaiki oleh tuan mudanya

"lah kan tadi-"

"smelekom"

seseorang baru saja memasuki rumah, membuat ketiga insan lainnya menoleh

"salam yang bener bang" tegur tika

raka nyengir kuda

"assalamu'alaikum weer webe"

raka berjalan seperti biasa, bermaksud naik keatas untuk merebahkan dirinya yang sudah letih, melewati begitu saja orang yang siap menendang aset berharganya.

"SINI LU RAKANJING!! "

rea melesat berlari menuju tangga, ia tidak ingin sasarannya kabur.

raka yang tidak siapun teroleng ke belakang saat ada yang menariknya keras sehingga tubuhnya lungai dan terjatuh hingga badannya terguling kebeberapa tangga

"LU MAU GUE MATI HAH?!"

raka berdiri, bermaksud ingin balas dendam dengan mencubit adiknya yang sudah gila itu

"PAPAAAAAAAHHHHH"

rea berlari dan bersembunyi dibalik tubuh rafael yang pas untuk menghindari balasan raka.

"SINI GA LU WOIII "

raka berusaha menggapai tubuh rea, tapi dengan sigap rea menggerakan badan ayahnya yang pasrah ke kanan dan kekiri, sehingga tidak ada celah untuk raka mencubit nya.

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang