CHAPTER 36 : TAURAN

4 0 0
                                    

Happy reading!

Setelah mendengarkan penuturan dari abi, selang beberapa detik anak anak OSIS memperingatkan dari koridor jikalau murid murid harus menetap di kelas masing masing.

Alvaro dan bian memeriksa setiap kelas, memastikan setiap bangku penuh, tiba di kelas IPA 3 , alvaro menghampiri rea dkk, rea masih nge blank, dugaannya arzan terlihat dalam perkelahian itu.

"Re, lu jangan kemana mana, inget. "

Entah apa maksud alvaro, setelah itu ia langsung pergi setelah bian sudah mengkonfirmasi bahwa anak kelas IPA 3 tidak ada yang keluar.

"ANJIR JIWA KEPO GUE MERONTA RONTA LAGI! "

Di bangkunya ray rempong sendiri, sesekali melihat ke jendela kelas yang jelas jelas buram, tidak mengerti, ia bego atau tolol sih.

"Gue mau liat ke gerbang"

Rea bangkit, membuat ke empat nya melotot tak percaya, segera fajar dan ray mengejar rea yang tampak tergesa gesa saat keluar dari kelas "lu bedua gausah ikut² an biar gue ama ray yang nyusul"

Di kelas terakhir yang sangat berdekatan dengan pintu masuk sekolah, rea jelas dihadang oleh oliv -selaku waketos-, ia menyipit, dan menghela nafas, sebal karna masih ada saja murid yang bebal dibilangin, tidak tau saja disana sudah banyak yang luka luka

"Heh adeknya bang raka, mau ngapain lu kesini?, gak ngedenger tadi gak boleh ada yang keluar kelas? "

Rea berhenti menatap sejenak oliv yang meliriknya sangat tajamtajam "gue mau ketemu arzan kak"

Oliv memutar mata jengan, tidak habis fikir, ia kemudian menoleh kesebelah rea berada, ternyata ia mengajak teman teman lelakinya toh.

"Gak."

Jawab oliv dingin, rea mengusap wajahnya gusar, berkali kali ia ditenangi oleh fajar dan ray, juga mengajak nya untuk balik ke kelas, oliv hanya menatap sengit adik kelasnya yang seperti itu.

Nekat, rea akhirnya mendorong tubuh fajar dan ray yang sedang berusaha menggiringnya untuk menjauh, parahnya ia malah berhasil lolos dan langsung pergi ke gerbang sekolah guna menghampiri tuan mudanya.

"HEH REAAAAAAA"

"WOI GOBLOK YA LU! "

Teriakan ray dan oliv dianggap angin lalu oleh rea, dirinya tetap berfokus melihat kesana kemari guna menemukan arzan, ia meringis saat melihat pertempuran tak habis habis, anak OSIS juga sudah ada yang disana, termasuk alvaro, rea masih berjalan mendekat ke gerbang sekolah, tempat perkelahian terjadi, ia melihat dengan kepala mata sendiri, murid yang memakai seragamnya di pukul balok kayu, rea hanya membisu, dirinya juga takut sekaligus ngeri.

Mata rea masih menjalar, hingga tatapanny terfokus pada seseorang yang tengah beradu jotos dengan dua lawan didepannya, tanpa ragu rea mendekat "ARZAN", sang empu yang dipanggil menoleh, ia memukul wajah lawannya, walaupun agak sulit tapi baguslah, ia berhasil menumbangkan dua lawan itu.

"Kamu ngapain kesini? "

Wajah tampan seorang arzan kini berubah menjadi banyak luka, beberapa lebam didahi, dan darah kering yang sudah merembes, rea sama sekali tidak mengubris pertanyaan arzan, ia malah fokus menatap wajah sang kekasih dan meringis

"Kita ke UKS, ok? "

Arzan hanya tersenyum membalas, merasa lega ada yang sangat mengkhawatirkan nya ditengah pertempuran seperti ini.

"Bentar lagi, aku harus nolongin temen temen aku dulu" Tolak arzan lembut.

"Tapi luka kamu-"

"Lawan kita bang Rama re, kamu ngertiin aku yah? "

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang