Happy reading.
"rea!,lu gapapa? "
rea pun akhirnya tersadar setelah panggilan dari arzan, kukungan itu perlahan terlepas, rea memang agak memaksa untuk melepaskannya, entah mengapa rasanya arzan agak sedikit kencang memeluk nya
"PAK RANDI, SAYA IZIN KE KAMAR MANDI, UDAH GATAHAN! "
setelah benar benar berhasil keluar dari pelukan arzan, rea langsung berlari, tidak peduli dengan panggilan pak Randi dikarnakan belum sempat menilai dirinya, bodoamat lah nilai.
rea langsung memasuki kamar mandi perempuan, dirinya membuka keran dan mencuci muka, menetralkan debaran hatinya yang begitu menggila, ia melihat dirinya dikaca kemudian berdecak
"GILA LU REA!, MALU MALUIN POKOKNYA! "
rea mengutuk dirinya sendiri, entah bagaimana pikiran arzan, yang pasti ia menyadari bahwa kekaleman rea selama ini adalah akting, hancur sudah image rea dihadapan arzan
rea mengacak rambutnya frustasi.
ngapain gue kabur?
pikiran yang satu itu terus menghantui otaknya.
"kirain gue siapa teriak teriak dikamar mandi"
rea merotasikan badannya, meliat siapa yang yang berani meganggu aksi penyesalannya ditoilet, mata rea melotot kaget, mengapa dia ada disini
tasya?
bukannya tasya sakit tapi mengapa berada di sekolah, yang lebih parahnya lagi mengapa di sekujur tubuhnya tidak ada bekas luka, bukankah gadis ini habis kecelakaan
"tasya?, kamu..? "
plak!
tanpa belas kasihan tasya menampar wajah milik rea, rea yang tak siapun terhuyung kesamping, tamparannya cukup kuat membuat ujung bibir gadis tersebut sedikit berdarah
rea kaget?, tentu mengapa tiba tiba tasya menampar dirinya, dikamusnya sama sekali tak terbesit sedikit pun mencari masalah terhadap gadis didepannya
"dibayar berapa lu sama arzan sampe ngebuat si arzan gak percaya sama gue hah?, cih, murahan"
rea yang tadinya ingin membalas pun memberhentikan aksinya, menelan pait omongan tasya yang sama sekali tak pantas ia dapatkan
maksudnya rea menjual diri begitu?, rea memang tergila gila dengan arzan, tapi dia masih punya harga diri, ingat itu
"apaan apaan sih tasya, pertama gue gak pernah punya masalah sama lu dan yang kedua gue gak sebejat lu yang ngadu domba gue sama arzan, PUNYA HARGA DIRI GAK SIH LU? "
emosi rea sudah diubun ubun, matanya memerah kesal, tasya tidak akan mendapat belas kasihan darinya, terserah jikalau tasya mengadu yang tidak tidak kepada arzan, untuk saat ini biarkan emosi yang memimpin dirinya.
"hah harga diri, hello?, kaca disebelah lu tuh gede, gausah sok sokan deketin arzan, arzan cuman cinta dan sayang sama gue, lu? cuman dimanfaatin. "
balas tasya sarkas, rea membuang muka sesaat, kemudian memutar bola matanya malas, tasya benar benar mirip seperti bianca, bermuka dua
"GIRLS, KELUAR KASIH PELAJARAN SAMA NI ANAK GATAU DIRI"
tiba tiba beberapa gadis keluar dari kamar mandi satu persatu, sekitar tiga orang yang mengepung rea.
rea yang dikepung pun menciut takut, masalahnya teman tasya membawa ember, gunting dan silet, rea pastikan dirinya yang akan mendaptkan perilaku semena menang
KAMU SEDANG MEMBACA
IM YOUR BIGGEST FAN
Teen Fiction[⚠️TYPO BERTEBARAN] [⚠️ BANYAK KATA KASAR, ANAK BAIK JANGAN DIIKUTIN OKE] [⚠️JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ini hanya tentang cewe bar bar yang menyukai salah satu cogan sekolah, bukan, bukan itu masalahnya, setiap dia berhadapan dengan yang na...