CHAPTER 29 : RUMAH SAKIT

13 1 0
                                    


happy reading semuanya <3

"orang gila"

tasya seakan kembali dari alam bawah sadar, ia melihat sekeliling dan shock akan darah diseluruh tubuhnya

"ARGGGGGHHHHHH"

tasya menangis, kemudian pertahanan nya seakan runtuh, ia merosot kebawah menangis sejadi jadinya, arzan masih berdiri menatap datar gadis didepannya, tidak peduli terdengar seberapa memilukan tangisan itu

alvaro mendekat kearah rea yang seakan sudah sepenuhnya kehilangan kesadaran, ia menggendong perempuan tersebut ala bridalstyle, letta dan veli yang panik pun hanya mengekori dari belakang begitupun fajar dan ray, setelah puas melihat tasya menjadi jadi, siapa suruh bermain api bersama rea.

"lu betiga bawa tasya kerumahnya, keparkiran aja disitu ada supir gue"

arzan beranjak tapi kakinya dicekal kuat oleh tasya, arzan menoleh kebawah melihat tasya seakan memohon agar dia tidak meninggalkannya, kali ini arzan diam kemudian beberapa detik kemudian dia menghepaskan cekalan tasya dengan menendangnya

"hari ini lo keterlaluan, gue besok bakal bilang bang Rama, elu harus bener bener dibawa ke rsj"

setelah itu arzan meninggalkan toilet yang sudah bersimbah darah karna ulah tasya, arlan dan regan yang setiakawan hanya diam menatap sisi lain dari arzan

"ayo, anterin gue ke rea"

seakan tau bahwa regan dan arlan diberitahu oleh teman teman rea bahwa rea dibawa ke rumah sakit, regan pun langsung sadar dan berjalan disamping arzan, begitupun arlan, setelah mengintip sebentar keadaan tasya yang sangat mengenaskan akhirnya memutuskan untuk tidak ikut campur, lebih memilih mengikuti arzan ketimbang menyelamatkan perempuan itu

"apa gak kelewatan? "

🤜🏻🤛🏻

koridor rumah sakit terbilang sepi, lampu temaram di sepanjang lorong yang memanjang dr awal memasukinya, kelihatan begitu menyeramkan dan dingin.

"SUSTER TOLONG"

dua kata itu terlepas dari mulut letta, veli masih bungkam agaknya belum mencerna apa yang terjadi sebenarnya dengan sahabatnya

selang beberapa waktu perempuan berbaju putih lengkap dengan lelaki disebelahnya yang lengkap memakai jas khas dokter terburu menuju seseorang yang tengah meutup mata diatas ranjang rumah sakit

"mari ikut saya"

tanpa banyak berpikir fajar, ray dan alvaro mendorong ranjang yang ditempati rea menuju arah yang dimaksud sang dokter,

tepat diatas sana bertulisan UGD, langsung saja sangat dokter mengambil alih dan memberi isyarat kepada suster yang mengikutinya tadi, tangan ketiganya terlepas.

"mohon tunggu disini"

sang dokter segara membalik arah, menyusul susternya dan memasuki ruang yang diberi pintu otomatis tersebut.

semuanya seolah menjadi senyap, veli sesenggukan dan letta mengelus punggung sang sahabat lembut, alvaro ray dan juga fajar menghampiri keduanya dan langsung duduk bersisian.

seakan teringat sesuatu, alvaro merogoh sakunya dan memainkan jarinya diatas ponsel miliknya, kemudian setelahnya nada dering pun tersambung, alvaro menjauhi teman teman rea

"tdi alvaro bilang mau nelpon abangnya rea"

seakan menjawab raut penasaran dari letta dan veli, saat suasana hening tiba tiba derup langkah mendekat terdengar mendekat, membuat empat sekawan itu mendongak, mendapati arlan, regan dan juga arzan

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang