CHAPTER 39 : AKU ATAU DIA?

6 3 3
                                    

Sudah terhitung tiga hari kejadian sangat tidak mengenakan dikantin, sejak hari itu juga arzan memilih menjaga tasya ketimbang rea, bukan masalah apa apanya, setelah pertemuan dikantin arzan sudah menolak mentah mentah tasya dihadapan rea, namun gadis berjiwa algojo itu mengancam akan bunuh diri jika arzan tidak menuruti perintahnya, sampai sampai ia membawa silet kemana mana untuk berjaga jika suatu saat arzan menolaknya lagi.

Awalnya rea kesal setangah mati, namun ia harus memikirkan anak orang yang sedang mengancam akan bunuh diri, mau tidak mau ia menyanggupi permintaan arzan, namun apa boleh buat perbuatan arzan sangat membuatnya kepikiran, tidak ada yang namanya chatan setiap hari, pergi - pulang sekolah bersama atau sekder sleep call, waktu arzan hanya untuk tasya seorang.

Sampai sampai penggemar arzan yang lain menanyai perihal hubungannya dengan arzan, hingga manda pun - fans arzan seperjuangan rea-, menanyakan hal serupa, sebenarnya rea marah, siapa coba yang tidak marah jika pacarnya dogondol mba kunti macam tasya, ketimbang dirinya ingin makan bersama dikantin saja, tasya sudah memulai aksi melukai diri sendiri dihadapan murid murid jika itu terjadi, arzan pun hanya pasrah, tapi herannya rea tak pernah sekalipun melihat raut kesal atau marah jika tasya sedang bergelayut manja dengan arzan, justru arzan nampak biasa biasa saja, seolah semua nya wajar, itu point yang bikin rea uring uringan sejak tiga hari ini.

"Re, lu lupaiin deh si tuan muda, ujian akhir depan mata anjir, mending belajar gausah mikir yang unfaedah"

Tegur tasya sambil sesekali menguyah makanan ringan yang ia bawa, fyi,sekarang sedang pelajaran olahraga praktek, rea yang memilih menyelesaikan lebih cepat dan membawa letta juga agar tidak melihat arzan dilapangan yang sedang ber mesraan dengan tasya,tau sendiri pelajaran dua kelas itu berbarengan, untung pak Randi sedang baik dan tau sikon, jadi setiap murid yang sudah selesai mengerjakan tugas praktek boleh langsung ke kelas, seperti rea sekarang.

"ANJIR LET, BAYANGIN TIGA HARI TUAN MUDA GAADA GITU TEGUR SAPA SAMA GUE, CHATAN PUN GUE GA DIBALES PADAHAL SETIAP HARI ONLEN, STRESS GASI HEH GUE JADI PACAR! "

Teriak rea kencang kencang, hingga letta harus menjauhi wajahnya karna teriakan rea yang mirip jika berada di tengah hutan.

"Iya anjir paham gue, yaudah lu maunya gimana? " Letta dengan muka datar karna terlanjur kesal dengan sahabat nya yang tidak ada usaha ini pun bertanya.

Rea kemudian terdiam, menyadari jika memang dirinya belom berusaha secara tatap muka untuk sekedar mengbrol dengan arzan, nah seperti nya itu pilihan bagus

"Apa gue ajak ketemu terus minta kejelasan apa mau dia? "

"Nah tu tau, makanya mulut jangan dipake buat tereak tereak doang, gue juga heran lama lama gue mikir yang pacaran sama arzan tuh tasya apa elu sih"

Nah kan, ini nih salah satu faktor rea overthinking, sahabatnya aja seperti ini, mancing mancing agar rea selalu mencaci maki tasya, dasar sahabat menjelma jadi syaiton.

"Yaudah deh, gue coba, yallah tuan muda, please lah jangan bikin tuan putri overthinking " Letta mencibir seraya menggeplak kepala rea.

"NAJIS NAJIS NAJIS"

🤜🏻🤛🏻

Rea sudah mondar mandir sedari tadi di depan kelas arzan, tepat saat bel berbunyi, sesekali dirinya mengigit jari jari kukunya, gugup, padahal tadi ia sudah meminta tolong kepada letta, veli tapi mereka menolak karna ingin segera beristirahat, dasar tak setia kawan, jangan ditanya kenapa tidak minta ray dan fajar, mereka langsung ngacir sebelum bel berbunyi, entah kemana.

Kelas IPA 1 terbuka, menampilkan semua murid berbondong bondong keluar dari kelas, rea langsung ngacir mendekati tembok agar tak menghalangi pintu masuk.

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang