Happy reading semua!
AUTHOR POV
rea membeku, zia sedang tidak bercanda kan?, perlahan kepala rea menoleh kebelakang, menatap objek yang dimaksud oleh zia
disitu arzan berdiri, sepertinya suatu kegiatan terpaksa harus berhenti entah karna pertanyaan zia atau obrolan rea dan zia
"iya, kunci mobil abang ketinggalan"
setelah itu arzan menghilang, rea masih dalam mode terkejut nya pun tampak tidak bergeming sama sekali, benar benar sesak nafas.
"KAKAK CANTIK NAFAS HEH"
anak kecil itu pun menekan dada rea seperti melakukan kegiatan menolong orang sekarat, rea yang akhirnya sadar pun cepat cepat kembali ke kesadarannya.
rea sedikit menyunggingkan senyum ke anak kecil tersebut, memberitahu bahwa dirinya tidak kenapa napa
"abang kamu, tadi denger ga? "
rea mengajukan pertanyaan bodoh, ah tidak mungkin zia berucap demikian jika tadi arzan tidak mendengarnya
dirinya hanya berharap semoga tuan mudanya itu tidak salah paham, dirinya benar benar tidak mengerti, bingung, apa tujuan tasya mengatakan bahwa dirinya yang bersalah atas gadis itu
"semoga aja kak"
🤜🏻🤛🏻
arzan berjalan perlahan menyusuri lorong rumah sakit, pikirannya berkecamuk, ia memang pura pura tidak dengar dengan apa yang dikatakan rea tadi, ia bingung, entah siapa yang harus ia percaya
tapi jika tasya benar benar berbohong, apa alasanya, arzan bingung sendiri
arzan memasuki kamar 301,dirinya di suguhkan dengan keberadaan arlan dan juga regan yang asik berdebat di kamar tersebut
"AH BABI LU REGAN, itu paha ayam terakhir gue anjir, kan udah pas tadi paha ayamnya dua dua, rakus bat lu monyet"
arlan menepuk keras tangan regan, sehingga sangat empu pun terpaksa menaruh paha ayam di piring arlan, seperti semula.
"orang pelit kuburannya sempit, eh zan, dah dateng lu? "
arzan menaikin alisnya, kemudian langsung berjalan mendekat menuju brankar rumah sakit, hatinya terhenyak, melihat gadis yang selama ini ia jaga terbaring lemah seperti ini
"bang Rama tadi jadi dateng? " tanya arzan sembari menarik kursi dan mendudukan bokongnya di kursi tersebut
regan dan arlan kompak mengangguk "udah, dia nyariin elu, tapi gue bilang elu masih lama yaudah dia pulang"
arzan mangut mangut mengerti, dirinya menatap duka gadis dihadapannya, hati dan pikiran nya sedang tak searah, hatinya bilang jika ini bukan perbuatan gadis yang beberapa bulan ini dekat denganya, tapi pikirannya bilang itu perbuatan gadis itu
arzan pusing + bingung, siapa yang harus ia percaya
flash back
arzan tengah asyik bermain dilapangan basket seorang diri, dirinya tadi habis bercanda gurau dengan rea, entahlah hatinya mengapa seperti berbunga bunga sekali, apakah ini yang disebut jatuh cinta?, cringe memang seperti itulah perasaan arzan saat ini bingung, bahagia dalam satu waktu, semoga saja perasaannya ini bukan main main
selang lima belas menit arzan berfokus pada permainannya sendiri hingga beberapa derup langkah mengintrupsi dirinya untuk melihat siapa yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM YOUR BIGGEST FAN
Teen Fiction[⚠️TYPO BERTEBARAN] [⚠️ BANYAK KATA KASAR, ANAK BAIK JANGAN DIIKUTIN OKE] [⚠️JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ini hanya tentang cewe bar bar yang menyukai salah satu cogan sekolah, bukan, bukan itu masalahnya, setiap dia berhadapan dengan yang na...