CHAPTER 38 : KEMBALI

7 0 0
                                    


Happy reading all!

Hari senin, di tandai hari keramat, tidak tahu dimulai sejak kapan, hari senin selalu menjadi hari terpanas, ter gerah dan ter siap murid SMA pajajaran, terkhusus untuk IPA 3, sudah merem melek matanya padahal baru memasuki jam 11 siang, tapi langsung disambut matematika dua jam, bayangkan 2 JAM!, yang ngajar langsung kepala sekolah lagi, puyeng puyeng dah, gabisa yang namanya saling ngobrol, harus khusyuk kalau tidak mau kena tunjuk, peace pak lukman terhormat.

"Ada pertanyaan? "

Selesai menjelaskan tentang bangun ruang dan antek anteknya, pak lukman menaruh spidol miliknya diatas meja sembari memerhatikan seluruh muridnya, menunggu satu atau dua murid dikelas ini bertanya.

Namun nihil semua murid hanya menatap satu sama lain brharap ada yang bertanya, agar tidak-

"Oke, kalau gitu saya yang akan kasih pertanyaan"

Maksudnya ini nih, hukum alam yang satu ini terasa tidak adil, kenapa semua guru harus membalikan keadaan seperti ini, jelas semua murid ingin langsung ngacir ke kantin merasakan lezatnya nya nasgor kambing yang limitted edition, karna hanya ada di hari senin, jadi semua murid mengincar makanan tersebut, jadilah harus buru buru.

Decakan dan keluhan semua murid saling bersahutan, pak lukman lempeng saja, tidak peduli, ia langsung menghapus papan tulis dan mencatat soal dengan spidol miliknya, termasuk rea yang tidak punya tiket VIP seperti dirinya ke guru lain, masalahnya pak dadang samsek tidak tersentuh, ya walau hanya guru itu yang tidak akrab dengan rea tapi tetap saja, jadilah ia tidak bisa menawar atau minta diskon soal seperti saat ini.

"Semuanya catat soal ini dan kemudian dikumpulkan jadi satu ke ketua kelas, besok sebelum bel berbunyi sudah harus terkumpul di meja saya, saya permisi"

Enak sekali yah lukman ini, tiba tiba ngasih soal yang beranak pinak dan nyuruh selesai besok pagi lagi, masalahnya kalau kita tidak mendengar perkataan beliau, bisa bisa satu kelas terancam nilai merah dirapot, jadi mau tidak mau ya, harus mau.

"Gile, bener bener kalo didunia ada predikat guru terkejam, terbengis, tergalak, pasti jatuh kepada pak lukman deh"

Si langganan ngedumel letta pasti selalu memaki pak lukman terhormat, ya bagaimana lagi katanya, kalau sudah tidak suka akan terus begitu.

"Sabar, orang sabar pantatnya ber daki"

Ray tau tau sudah berdiri disebelah meja rea dan letta, diikuti fajar yang baru selesai mencatat soal dari papan tulis

"Yeu, kalo begitu elu aja itu mah"

Balas letta seraya berdiri dari bangkunya, rea pun juga begitu sebelum berjalan ia menepuk veli yang tengah anteng memainkan ponselnya sedari pak lukman keluar kelas tadi

"Ikut ga lu vel ke kantin?, nasgor kambing ala bu Fatimah nih menunggu"

Sontak veli langsung mematikan ponselnya dan langsung berdiri menimbulkan decitan dari kursi yang ia dorong dengan pantatnya itu.

"Iyalah anjir, gile kalau skip, skuy! "

Veli langsung merangkul rea yang jelas lebih kecil darinya, akhirnya mereka pun langsung berjalan cepat, karna menyadari bel sudah 5 menit berlalu, itu tandanya kantin akan segera penuh, ditambah anak IPS yang akan menyerbu kantin anak IPA, ya karna nasgor kambing lah, karna apalagi?

"Lu cari duduk kek biasa ray, re, biar kita betiga yang mesen, tuh liat udah kek zombie kelaperan di lapak bu fatim"

Langsung saja ray dan rea berpisah dari ketiga temannya, ia mengedar tempat dan melihat masih ada ruang untuk mereka berlima duduk, rea menggeret ray ke tempat tersebut dan langsung duduk manis di tempatnya

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang