CHAPTER 43 : kepergok

3 2 0
                                    

Happy reading semua!

Yang terjadi setelah kedua sejoli itu berbaikan adalah, rea diculik kerumah arzan, padahal dirinya merengek minta pulang dikarnakan ujian besok, tapi arzan tetap melarangnya dan meminta untuk belajar bersama, rea mana bisa nolak, arzan membujuk rea dengan nada manja mautnya, jadilah rea berada disini, di rumah arzan.

Setelah memastikan bahwa tasya seratus persen tidak akan datang ke rumahnya, akhirnya arzan membawa gadis itu ke kamarnya, awalnya tentu rea menolak, siapa yang tidak curiga jika seorang laki laki mengajak wanita ke kamarnya, tapi saat arzan bersumpah tidak akan macam macam dan akan membuka pintu kamarnya sedikit, perlahan perasaan was was nya hilang.

Wajah mungil rea sepertinya lebih menarik, rea awalnya acuh tak peduli, dan berusaha fokus ke tulisan tulisan yang berada di buku biologinya.

"Zan, kalo kamu masih ngeliatin aku kayak gitu aku pulang loh"

Gagal sudah, rea langsung menaruh stabilonya dan menatap tajam arzan yang sama sekali tidak bergeming, malah terus memperhatikan rea lebih intens.

"ARZAN HEH"

Keluar kan jiwa bar bar rea, arzan hanya terkekeh kemudian mendekatkan tubuhnya lebih dekat ke rea dan membiarkan dagunya bertopang dibahu milik gadis nya itu

"Aku kangen kamu"

Suara serak yang sangat dekat itu membuat bulu kuduk rea meremang, gila saja siapa yang tidak kuat mendengar suara serak khas lelaki, apalagi sedekat ini, otomatis wajah rea langsung memerah dan merambat ke telinga gadis itu

"Lucu"

Seru arzan sekali lagi, lalu lelaki tersebut malah semakin nekat ,dengan mendekatkan wajahnya ke wajah milik rea lalu menggosokan hidung miliknya ke pipi gadis tersebht sembari memejamkan mata.

"Zan, kamu janji kan gak bakal macem macem"

Cicit rea, ia masih berusaha menetralkan degup jantungnya dan membuat suara dari dirinya yang bergetar karna geli, ya walaupun gagal.

"Kan emang gak macem macem, cuman satu macem"

Karna merasa tangan nya masih nganggur, arzan meraih tangan rea dan mengelusnya sekaligus sesekali mencium nya.

Rea benar benar tak habis mikir, mau menolak juga ia benar benar terlena, karna akal sehatnya masih berfungsi dari pada hasratnya rea menarik tangannya dari genggaman arzan dan menjauhkan kepala arzan dari leher miliknya.

"Udah yah, aku mau fokus nih, kamu jangan ganggu, belajar juga cepet sini! "

Rea meraih buku milik arzan dan menaruhnya di hadapan lelaki itu, arzan dengan ogah ogahan menuruti perintah rea, ia agak menggeser tubuhnya menjauh kemudian meraih bukunya ogah ogahan.

"Padahal kamu juga tadi suka aku gituin"

"HEH JANGAN AMBIGU YAH! "

Arzan hanya cuek bebek tak bergeming, pura pura fokus kepada buku dihadapanya, lagian ia sangat suka dengan kulit rea yang sangat halus itu, bisa dijamin jika ia tidur sembari mengelus tangan atau pipi rea, ia akan tertidur bukan rea.

"Arzan! "

Suara pintu terbuka, mendapati sosok ayu tika, mamah arzan, serempak manusia yang dipanggil menoleh, begitupun dengan rea, tika yang melihat putranya tidak macam macam membuang nafas lega, tika kemudian mendekat dan menaruh segelas susu dan beberapa camilan di meja yang dipakai untuk arzan dan rea belajar.

"Belajar yang bener kamu, jangan ambil kesempatan dalam kesempitan, rea, kalau arzan macem macem tendang aja aset berharganya, tante izinin"

"MAMAH! "

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang