CHAPTER 35 : RAMA.

5 1 0
                                    

Happy reading semua!
Vote + comment euy~

"SETAN LU TANGGUNG JAWAB ANJING! "

Makian itu lolos dari lelaki berpostur gagah yang baru saja mendoring arzan.

Rea yang matanya sedari tadi menatap lekat setiap gerakan arzan pun membeku, melihat arzan terdorong cukup keras hingga menubruk lantai.

Regan dan arlan juga sama, mereka yang tadinya tengah makan, langsung berdiri, regan menahan lelaki tersebut, sedangkan arlan membopoh arzan agar berdiri

"Sadar bang! , yang tadi lu pukul itu arzan! "

Rama masih memberontak di kekangan regan, walaupun regan merasa kesulitan, mau tidak mau ia harus tahan, jika Rama berhasil lolos maka wajahnya akan kena bogem mentah juga.

"OKE, SEKARANG JELASIN KE GUA! "

Rama mulai terdiam, regan juga kini melepaskan kekangannya, Rama sedikit merapikan kemeja nya yang kusam, kemudian mendongak menatap arzan lekat lekat

"Gue minta maaf sama lu bang, maaf karna gue gak nepatin janji, tapi kalau disuruh tanggung jawab gue udah gabisa"

Rama melotot, urat urat di lehernya sampai menonjol terlihat di permukaan, ia marah, segera ia maju dan kembali memukul wajah arzan, arzan yang diperlakukan seperti itu hanya pasrah, memang ini seperti salahnya

"ANJING YA LO! "

Terlepas dari keributan yang berada di pintu masuk, rea, gadis itu terenyah, merasa bersalah, apalagi jika dilihat dari beberapa sudut, ini semua gara gara dirinya, pasti semua orang menganggap seperti itu

Zia, anak kecil itu hanya menunduk takut, ingin memanggil mamahnya dilantai atas tapi ia sekedar berjalan mendekat saja sudah takut, aura Rama itu loh.

"Seperti yang lo tanya dulu, gue udah punya pacar bang, dan yaudah sekarang tanggung jawab gue pacar gue, salah? "

"GUE GAK MASALAH ELU MAU PACARAN SAMA SIAPAPUN, TAPI TETEP JADIIN TASYA PRIORITAS UTAMA!, NGERTI GAK SI LO? "

Arzan terdiam, benar benar diambang kebingungan, benarkah seharusnya begitu,apa selama ini dia salah?, ia bingung.

"Heh bang, gue udah lama ya temenan sama arzan, kali ini gue baru ngeliat dia bener bener bahagia sama orang yang dia suka, lu gak ngerasain yah jadi arzan, tasya tuh manja banget, sering ngerepotin arzan, masih untung arzan mau nampung adek lu yang bentukannya begitu, untuk sekarang biarin arzan sama orang dia suka, please lu juga manusia kan, tau kan gimana rasanya! "

Arlan kesal sekali, benar benar muak dengan ke pura puraan ini, memang dia sudah menjadi saksi bisu antara tasya dan arzan, bagaimana arzan menyisihkan waktu saat SMP kelas 9 dahulu yang sedang sibuk sibuknya untuk tasya, pergi malem malem hanya menjemput tasya dari rumah temannya, mengantar pulang - balik tasya dari sekolah kerumah.

"Oh, jadi lu itung itungan sama gue zan?, lewat temen lu?, oke biar gue liat cewe yang lo suka se jalang apa"

Rama langsung berjalan cepat kearah meja makan, zia sudah menduduk ketakutan, rea?, dia juga sudah panas dingin, apalagi saat melihat wajah memerah rama.

Rama berhenti di meja makan, ia tersenyum remeh melihat perempuan yang sedang duduk dengan kepala menduduk di sebelah anak kecil yang Rama ketahui adik dari arzan

"Gue tanya, dibayar berapa lu semalem?"

Deg!

Rea memutar kursinya kemudian bangkit menampar Rama keras, bodo amat di cemooh tidak sopan, yang jelas, Rama ini telah menginjak harga dirinya.

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang