CHAPTER 40 : mau kamu gimana?

4 0 0
                                    

happy reading!

Rea mengerjap saat alarm berbunyi tak henti henti di nakas, sebenarnya sudah dari lima menit yang lalu alarm itu terus berbunyi, tapi rea lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang mematikan lalu bangun dari tidurnya.

Namun karna sangat menganggu ketenangan alam mimpi dan masih ingat hari ini masih masuk sekolah, rea memilih bangkit dari tidurnya dan mengucek matanya yang terasa sangat berat.

"YALLAH PENGEN LIBUR SETAHUN! "

Rea meraih alarm dan mematikannya, ia kemudian mengecek ponselnya yang sudah menampilkan rentetan pesan dari orang yang sama, ia memilih acuh dan melanjutkan kegiatan ya yaitu mandi.

Toh dia memang bucin, bucin sekali tapi ia juga mau jual mahal sedikit, setidaknya tidak ada yang mengira bahwa dirinya selalu berbaik hati dengan arzan sebesar apapun kesalahnya, sekarang berbeda, rea pacarnya dan dia ingin sekali kali dimengerti bukan yang mengerti, ngerti kan?.

Selesai memakai skincare dan liptint serta bedak tipis, rea membawa tasnya dan bersiap turun kebawah, dibawah sudah terlihat mamah dan papahnya, begitu juga raka yang sudah nangkring di sofa, asik menonton bola, sombong dia mentang mentang hari ini kelas siang.

"Pagi momsky, papsky, orgil! "

Raka dengan sigap melempar bantal yang dekat dengan dirinya kearah rea, enak saja ganteng mirip timothee dibilang orgil, hello!

"Hm, rea yang sopan sama abangnya"

Peringatan Yasmin sembari menyiapkan piring dan roti yang sedang ia oleskan selain kacang dan coklat kesukaan rea.

"Lah?, emang rea punya abang?, bukannya rea anak tunggal mah? "

Rafael hanya menggeleng kepalanya, tidak berniat sama sekali meladeni, sangat hafal dengan kebiasaan anak anak nya, kalau tidak berantem pagi pagi, katanya ada yang kurang, entah apa maksudnya.

"YEU HARUSNYA GUE YANG NGOMONG GITU KE ELU, DASAR ANAK PUNGUT! "

Rea hanya mencibir, percaya sama raka? Sesat.

Rea menggeret bangkunya kemudian duduk disebelah Rafael yang sedang menyesap kopi dengan mata yang terfokus pada ipad yang berada didepannya.

"Pah?, aku berangkat sama papah aja yah?, kalo pake vespa nya si raka lama banget kek naik becak"

"HEH GATAU DIRI LO, BAE BAE GUE MAU ANTER JEMPUT LO! "

Merasa kesal saja dengan adiknya itu, benar benar tidak ada kemiripan dengan dirinya, dirinya saja ganteng bin MasyaAllah, lah rea?, gila bisa bisa langsung kena darah tinggi kalau ngomong sama dia.

"berisi lu bang, gak diajak ngomong juga, gimana pah?, rea sama papah aja yah? "

Rafael akhirnya mematikan ipadnya kemudian menyesap kembali kopi hitam miliknya, lalu menatap putrinya sesaat.

"Yaudah, tapi pulangnya sama abang kamu yah?, papah pulang larut kayaknya, yuk berangkat sekarang kalo gitu"

Rafael berdiri kemudian di susul rea seraya menyuap gigitan terakhir dari roti buatan mamahnya, Rafael menghampiri yasmin dan mencium keningnya sayang, rea juga salim sebelum mengikuti Rafael yang sudah berada diluar rumah

"Hati hati nak! "

"Iya mah, HEH RAKA JANGAN LUPA JEMPUT GUE YAH, BYE BYE BABU! "

Rea secepat kilat pergi dari hadapan raka, menghindari balasan dari bibir sang lucifer, bisa bisa ia ditolak mentah mentah, kan tau sendiri kalau sudah berantem si raka suka sok ngambek, suka gak inget umur emang.

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang