CHAPTER 48 :penyesalan terdalam

13 2 0
                                    

Happy reading.

Letta dan veli menoleh kearah arzan yang tengah menatap ponselnya, anehnya tangan arzan bergetar dan giginya menggeram tertahan, tentu perbuatan arzan memancing kecurigaan yang amat bagi ke duanya.

"Kenapa?,tentang rea? "

Letta disebelah veli merapal rapal dalam hati agar dugaan nya benar, bukan apa apa tentu di situasi seperti ini, positif thingking diperlukan, terlebih raut muka arzan yang sangat ketara,arzan menoleh kearah mereka, seraya mengangguk samar

Mereka berdua mendekat, dan Letta langsung mengambil paksa ponsel yang digenggam arzan, untungnya lelaki itu tidak gimana gimana, hanya pasrah dan memijat pangkal hidungnya, pening.

"Bang rama siapa anjing?? "

"Abangnya tasya"

Veli menyaut, bukan stalker atau praduga yang lainnya, di ingatkan kembali bahwa veli itu mempunyai akases dimana mana, jangan kan silsilah keluarga tasya, silsilah mang ucup satpam sekolah saja veli tau, selingkuh bro, satpam sekolahnya.

"Lu tau si bang rama bang rama itu tinggal dimana? "

Tanya letta menyelidik, dengan perasaan yang masih setengah sadar, arzan mengangguk meng iyakan, jelas tau, itu adalah rumah ke dua bagi arzan, dulu.

"Anterin gue kesana cepet! "

"Mau ngapain bego? "

"Ya buat disamper lah "

Veli mengelus dadanya untuk sabar, dalam keadaan seperti ini sempat sempat nya seorang letta lelet bin lemot, veli menoyor kepala letta, bermaksud agar letta sadar.

"Gaada penculik yang ngumpetin korbannya di rumahnya sendiri, penculik gak se bego elu"

Letta sempat berfikir sesaat dan setelah itu mengangguk, entah mengapa tiba tiba arzan menjauh dari kedua orang tersebut, ia seperti orang kesetanan saat ini, padahal tadi ia biasa saja, perbuatan itu semua tidak luput dari letta maupun veli.

"MAU KEMANA LU ARZAN? "

"NYARI REA"

Setelah dia kalimat itu, letta dan veli bergegas mengikuti arzan, takut jika ditinggal, yang mereka fikirkan sekarang adalah keselamatan rea, semoga sahabat nya itu baik baik saja, dan yang paling penting, rama tidak berbuat macam macam, jika itu benar terjadi, tamat sudah.

Arzan memang berfikir sedari veli dan letta berdebat, ia akhirnya ingat kalimat terakhir tasya sebelum ia tinggal, arzan tidak menyangka omongan tasya benar ada nya, rupanya gadis itu lebih dari kata menyeramkan.

Sebagai sopir dan ada veli dan letta dibangku belakang, alasan tak ada yang mau didepan karna ingin saling menemani, arzan juga tidak mengambil pusing keputusan keduanya, dengan gerakan tergesa gesa arzan membuka ponsel nya dan mencari kontak arlan disana, matanya bergantian menatap jalanan dan ponselnya.

Memencet tombol hijau, panggilan mulai tersambung, dan berganti menjadi berdering.

"LAN, LO DIMANA SEKARANG?, TASYA SAMA LU GAK? "

"Gue lagi beduaan doang dirumah lu ama regan, tadi si tasya ngamuk mau pulang, yaudah gue biarin, emang kenapa? "

Sebelum menjawab arzan memaki kedua sahabatnya yang memang tidak peka itu.

"REA DI CULIK BANG RAMA?, TASYA BENERAN GAK DIRUMAH GUE?? "

"HAH ANJIR SERIUS?, LU DIMANA?, MENDING LU SAMPER RUMAHNYA DULU ANJIR, GUE AMA REGAN NYUSUL, ZIA GUE TITIP DULU SAMA ART RUMAH LU OK! "

IM YOUR BIGGEST FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang