Happy reading semua!
Vote + comment yah!!Selang beberapa menit rea dan arzan sampai diperkarangan rumah bernuansa putih tulang, mewah dan elegan sekaligus, rea turun terlebih dahulu, sedangkan arzan masih sibuk dengan ponselnya padahal dirinya masih duduk di atas motor plus menggunakan helm.
"Zan, kamu gak mau turun? "
Arzan bergeming, masih sibuk dengan ponselnya entah apa yang diketik di ponselnya rea juga tidak tahu, rea mendekat kemudian menepuk punggung arzan pelan
"Zan?? "
Arzan tersentak, kemudian membuka helm nya sembari menoleh kesamping dan menyerit dahinya heran
"Kamu manggil aku dari tadi? "
"Menurut kamu? "
Arzan terkekeh kemudian mengacak rambut rea gemas, rea hanya memasang wajah jengkel, hello, rambutnya sudah di catok 3x tadi pagi, jangan mentang metang ia sangat mencintai tuan muda ia mentolerir arzan karna mengacak rambut, oh tidak, papahnya saja yang pernah mengacak rambutnya langsung rea cubit keras keras hingga papahnya tidak berani melakukan nya lagi.
"Aih, jangan acak acak dong, kamu nge chat siapa sih serius banget? "
Rea sedikit mengintip ponsel arzan yang sudah kembali ke layar lockscreen seraya membenahi rambutnya yang sudah sedikit semraut, gara gara angin sih tapi dibuat tak berbentuk banget gara gara kekasihnya.
Arzan tampak terdiam , dirinya hanya fokus melihat rea yang kerepotan sendiri dengan rambut hitamnya, rea yang tadinya asik sendiri pun tersadar bahwa arzan menatap dirinya lekat
"Aku nanya ih, jangan liatin aku kayak gitu"
Spontan rea menutup kedua mata arzan, sedangkan arzan hanya terkekeh gemas sembari memegang tangan rea yang bertengger di matanya.
"Iya iya, awas dulu tangan kamu"
Rea melepas tangannya, arzan pun menaruh helm di motor miliknya, biarkan nanti bi inah yang akan menaruh ditempatnya kembali, bukan tidak sopan, tetapi memang jika dirinya sendiri yang naro pasti nanti ditempat yang asal dan ujung ujungnya hilang.
Arzan menggenggam tangan rea kemudian menggeret kekasihnya itu untuk masuk ke dalam rumah
"Tadi regan kasih pesan, tasya kabur dari rumah sakit"
Rea yang awalnya fokus kearah tangan yang digenggam arzan pun tiba tiba berhenti, arzan pun sama.
Sekelibat kejadian yang menimpa dirinya pun seperti berputar ulang di otaknya, bagaimana jika tasya melakukan hal gila kembali, bagaimana jika tasya menemukan dirinya, dan bagaimana jika tasya bertemu dengan arzan kembali, apakah arzan bakal melepas dirinya.
Arzan yang merasa tidak beres dengan kekasihnya pun, perlahan membawa rea kehadapanya, ia memegang kedua pipi rea yang terasa mendingin, arzan tentu panik, merasa bersalah jika omongan nya sangat berdampak untuk kekasihnya
"Hei rea, lihat aku"
Rea yang kembali ke kesadarannya pun memandang arzan atas perintah arzan sendiri, arzan tersenyum.
"Regan dan arlan lagi nyari tasya, tenang aja, kalau tasya macam macam sama kamu, inget kamu ada aku, dan aku gak bakal biarin kamu kenapa napa lagi"
"EKHM, WOI KALO MAU CIPOKAN JANGAN DEPAN PINTU, PEGEL NIH GUE NGELIAT KALIAN BERDUA DARI TADI"
Suara regan membuat kedua nya spontan menjauhi muka dari masing masing, arlan yang berada di belakang regan pun terkekeh, sangat langka melihat sahabatnya itu salting sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM YOUR BIGGEST FAN
Teen Fiction[⚠️TYPO BERTEBARAN] [⚠️ BANYAK KATA KASAR, ANAK BAIK JANGAN DIIKUTIN OKE] [⚠️JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ini hanya tentang cewe bar bar yang menyukai salah satu cogan sekolah, bukan, bukan itu masalahnya, setiap dia berhadapan dengan yang na...