KURIR DIMALAM HARI

182 81 12
                                    

Tiga cowok sedang nongki nongki di angkringan pinggir taman kota. Angkringan malam ini terlihat lumayan ramai apalagi ditambah ada pasar kaget ditaman itu.

"Woy El, booming lagi noh lu." kata Gala memperhatikan layar handphone nya.

Azriel menautkan alisnya, "kenapa?" tanya nya.

"Video lu adu mulut sama degem tadi." jawab Panca yang duduk disamping Gala.

"Tapi nih ye cantik juga kok tu cewek, bisalah jadi degem gue." ujar Gala tersenyum tengil.

"Lo mainin dia, masa depan lo dalam bahaya Ga." kata Azriel.

Gala bergidik ngeri, "Eh ngeri anjir"

"Eh si Radha kemana?" tanya Azriel.

"Gatau. gue chat di read doang anjir. Serasa ngechat seleb tau nggak." keluh Gala.

"Ada kepentingan mungkin." ujar Panca.

Ay ay ay when you little butterfly

"Anjir nada dering lo receh banget." ketawa Gala dan Panca pecah kala mendengar nada dering milik Azriel.

"Diem lo berdua." sentak Azriel.

Bunda❤ is calling

Assalamualaikum Bunda

Waalaikumsalam El, bisa pulang dulu bentar. Bunda butuh bantuan

Siap meluncur bunda

"Eh,gue balik ye." kata Azriel.

"Kenapa El?baru jam setengah sembilan juga." ujar Panca.

"Bentaran ntar gue balik kesini lagi." ujar Azriel.

"Oke." sahut Gala dan Panca barengan.

Azriel beranjak dari duduk nya dan menuju ke parkiran.

***

Brak!

Arghh

Ringisan itu keluar dari mulut Radha. Cowok itu jatuh tengkurap setelah benda tumpul menghantam punggung nya dengan keras. Panndangan nya mengabur seketika.

"RADHA!!" teriak Ziana--Mamanya Radha.

Pria berpakaian serba hitam yang memukul Radha berjongkok menyamai. "Gak usah ikut campur, atau kamu yang bakal gantiin Mama kamu!!" ujar pria itu kemudian berdiri dan berjalan ke Ziana.

"RADHA!PLIS JANGAN SAKITI RADHA!" teriak Ziana menjadi jadi.

Pria itu mengeluarkan pisau dari kantong celana nya. Ia mendekat ke Ziana.

Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Radha berdiri dan meraih balok kayu.

Bugh!

Radha memukul pria itu menggunakan balok kayu hingga tengkurap tak sadarkan diri.

"RADHA TOLONGIN MAMA..." teriak Ziana.

Radha menggeleng pelan ketika ada rasa pusing menyerang kepala nya saat itu juga. Ia berpegangang pada dinding dan berjalan perlahan menuju Mama nya.

Radha melepaskan tali yang menjerat tangan hingga kaki Mama nya.

"Radha hiks.."

Mama Radha memeluk Radha dengan erat dan menangis dipelukan putra semata wayang nya itu.

"Kita harus pergi Ma."

***

"Bunda." sapa Azriel ketika memasuki Cafe milik Bunda nya itu.

Bunda menyerahkan kresek putih. "Eh udah dateng. Ini tolong anterin ya. Alamatnya ada didalem."

"Eh eh kok Azriel yang nganterin sih Bun?emang bang Fais kemana?" tanya Azriel.

"Oh Fais, orang tua nya lagi sakit maka nya gak masuk kerja. Bunda minta tolong loh masa kamu gak mau." ujar Bunda memelas.

"iya deh Azriel anterin. Tapi harus ada biaya minyak nya ya Bun." kata Azriel kemudian ngacir meninggaljan Bunda nya.

"HEH ANAK SETAN!SINI MOTOR NYA BIAR BUNDA SITA!!"

"Astagfirulloh, sabar Wa sabar. Anak kamu emang radak gak tau diri." ujar Bunda mengelus dada.

***

Risella merebahkan tubuh nya yang remuk karena harus mendorong motor nya ke bengkel dulu untuk diperbaiki barulah ia bisa pulang ke rumah.

Tok

Tok

"Ris makan dulu, udah mama siapin" ujar Fiona--Mama nya Risella.

"Iya ma, nanti Ris ke bawah." balas Risella dari dalam kamar.

Setelah mendengar langkah Mama nya menjauh, barulah Risella merubah posisi nya menjadi duduk. Ia beranjak dengan malas keluar kamar menuju ruang makan.

Risella mendapati Mama dan Papa nya sedang duduk di depan meja makan. tapi, kok meja makan nya kosong?

"Loh Ma, kok kosong?" tanya Risella sambil menarik kursi untuk ia duduk.

"Iya Mama barusan order bentar lagi juga nyampe." ujar Mama.

Ting tong

"Nah itu pasti makanan nya. Sana ambil Ris." ujar Mama.

Tanpa menjawab Risella berjalan dengan malas menuju pintu utama dan membuka nya.

Cowok berjaket hitam yang tidak begitu asing dimata Risella sedang berdiri membelakangi Risella.

"Mas-" kata Risella menegur cowok itu. Cowok itu menoleh.

"CEWEK SIALAN?"
"COWOK SINTING?" pekik kedua nya barengan.

"Ngapain lo kesini?lo mau nguntitin gue ya?" tuduh Risella.

"Enak aja. Unfaedah banget gue nguntitin lo cewek sialan." ujar Azriel tak terima.

"Ya terus lo ngapain kesini cowok sinting?!" bentak Risella.

"Gue mau anterin orderan atas nama Fiona. Nama lo Fiona?" tanya Azriel.

"Fiona nyokap gue. Sini." Risela menarik kresek putih dari tangan Azriel dengan kasar. "Dah sono pergi ngapain masih disini sih?" bentak Risella.

"Lo belum bayar anjir." kata Azriel ngegas.

"Eh." Risella mengeluarkan uang dari kantong celana nya dan memberikan ke Azriel. "Nih. Sono pergi jauh jauh." kata Risella kemudian menutup kasar pintu utama itu.

"Kasar banget anying."

tapi manis.

[To Be Continue]

831 My Senior! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang