PANAS

94 24 4
                                    

Makasih banget buat kalian yang udah support aku selama ini. Loveyou😚💜

Sehat selalu orang baik💜

Happy Reading Guys

☆☆☆

Azriel menepikan motornya di depan Cafe milik Bunda nya. Ia turun disusul Amelia yang menyapukan pandangan ke sekitar Cafe.

"Yuk." ajak Azriel.

Amelia mengikuti Azriel yang berjalan lebih dulu. Azriel tampak menyapa para waiters yang melintas.

"Lo..akrab banget ya sama mereka?" ujar Amelia. Gadis itu hanya memasang senyum ramah ketika Azriel menyapa waiters-waiters itu.

"EL..eh Amelia? ya ampun kamu Amelia?" Bunda menatap Amelia penuh semangat. Amelia mengangguk dua kali sebagai jawaban.

Bunda menarik Amelia ke dalam dekapan nya, memeluk gadis itu dengan sayang dan mengusap rambutnya lembut. Bunda mengurai dekapan nya. "Sini deh duduk dulu yuk." Bunda menarik lengan Amelia menuju ke kursi di Cafe itu.

Amelia duduk tepat disamping Bunda sedangkan Azriel memilih pergi ke rooftop cafe.

"Li..tante masih ngga nyangka kamu Lili kecil nya tante tau." jujur Bunda.

Amelia mengulas senyum tipis. "Tante mah. Gimana kabar tante? baik kan ya?" tanya Amelia.

"Seperti yang kamu lihat Li. Oh iya Mama sama Papa kamu sekarang dimana?" tanya Bunda.

"Mama sama Papa masih di Bandung tan. Lili ke sini mau mau ngucapin selamat ulang tahun buat El tan." ungkap Amelia.

"Ouh..Yah... ga janjian sih kemarin Li, padahal tante bikin kejutan sama temen temen nya El loh." ujar Bunda.

"Wah sayang banget Lili ngga ikut ya Tan." Amelia agak cemberut. Sayang sekali ia tidak ikut memberi kejutan untuk Azriel.

"Oh iya tan, ini Cafe punya tante?" tanya Amelia.

Bunda mengangguk. "Semenjak Ayah nya El pergi, Bunda usaha Cafe dan alhamdulillah bisa berkembang kayak sekarang." tutur Bunda pilu.

Amelia mengusap punggung Bunda lembut. "Maaf ya tan, Lili bikin tante sedih." ujar Amelia.

Bunda tersenyum menatap Amelia. "Ngga kok sayang. Eh Lili udah makan belum? biar tante ambilin mau?" tawar Bunda.

"Gausah tan tadi Lili sempet makan dulu sebelum kesini kok."

☆☆☆

Risella diantar pulang oleh Gala membuat Panca harus pesan gojek untuk pulang. its okey Panca kan anak baik. Gala menepikan motornya tepat di depan rumah berpagar hitam tinggi.

Risella turun. Membuka helm yang terpasang dikepala nya kemudian memberikan ke Gala. "Thanks ya kak." ujar nya.

Gala mengangkat tangan nya membentuk tanda OK. "Gue balik ye." Risella mengangguk.

Setelah punggung Gala semakin menjauh, baru lah Risella membuka pagat hitam itu dan masuk. Risella tak mendapati Pak security di pos kecil tepat di dekat pagar.

Sampai di teras rumah, Risella mendengar ada suara orang berbicara di dalam rumah. Ia tidak langsung masuk, melainkan nguping dari balik pintu yang terbuka sedikit.

"Iya om. Mending om jauhin Risella dari siapa itu om nama nya? lupa aku."

"Azriel."

"Nah iya itu om. Dia itu berandalan. Risella bisa bahaya kalo deket sama dia om."

"Bener juga kamu Di. Kamu tau darimana El ikut balapan tahunan itu?"

"Ya ampun om.. om gatau? dia itu juara bertahan selama beberapa tahun terakhir. Tapi pemenang yang kemarin ini baru om, nama nya Ris. Mirip banget ya om sama Risella haha.."

"Kamu mau bantuin om kan Di? bantu om jauhin Risella dari Azriel. Om gamau putri sematawayang om celaka."

"Dengan senang hati om."

Risella mengepalkan tangan nya kuat hingga kuku tangan nya memutih. Gigi gigi dalam mulut nya mulai bergemlutuk. Dada nya naik turun pertanda emosi. Ia rasanya ingin mencakar cakar mulut busuk Ardio.

Risella membalik kan badan nya kemudian melangkah dengan emosi ke garasi sampa tidak sadar ia menyenggol pot hingga pecah.

Prak!

"Eh suara apa itu om?" Papa Risella menggidikkan bahu nya. "Biar Ardi liat dulu om."

Ardio membuka pintu utama. Ia mendapati sebuah pot pecah mengakibatkan tanah dalam pot itu berserakan mengotori lantai keramik berwarna putih itu. Mata elangnya membidik sebuah mobil yang baru saja keluar dari garasi meninggalkan halaman rumah megah itu.

Ardio mencebik. "Sial! dia tau."

☆☆☆

Risella mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi. Gatau kenapa kalo lagi emosi sambil bawa kendaraan kebut kebutan itu enak banget sumpah. Ga percaya? jangan dicoba, bahaya.

Risella sampai di Cafe Azwa. Ia memarkirkan mobil nya dihalaman Cafe. Manik mata nya melihat motor hitam milik Azriel terparkir disana otomatis cowok itu juga disini.

Risella mempercepat langkah nya mencari Bunda nya Azriel. Risella memasuki Cafe yang lumayan dipenuhi pengunjung itu. Ia belum menemukan Bunda di manapun.

"Mbak maaf, Tante Azwa ada?" tanya Risella pada Mbak waiters yang menjaga kasir.

"Oh ada mbak. Dimeja paling ujung mbak."

"Oke makasih mbak."

Risella melangkahkan kaki nya kembali mencari Bunda. Tiba tiba kaki nya memberat melihat objek di depan nya. Bunda bersama gadis yang dipeluk Azriel tadi siang disekolah.

selain Azriel, ternyata Tante Azwa juga kenal dekat sama dia ya?

Risella bergeming ditempat. Kaki nya berat untuk maju atau pun mundur.

"Lo ngapain?"

Risella reflek menoleh. "Azriel. Itu gue cuma mau ketemu Bunda lo. Tapi kayak nya Bunda lo lagi sibuk, Yaudah gue balik dulu ye."

Risella melewati Azriel begitu saja. Punggung gadis itu semakin menjauh dari pandangan mata Azriel.

"Aneh."

[To Be Continue]

Next? spam disini😁

Jangan lupa follow Buna yaa
@quennrii.wp
@rynxls

See you 💜

Bintang nya jangan diskip ya
😁👇

831 My Senior! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang