MALAM MINGGU

78 42 2
                                    

Alika sudah bersiap untuk jalan malam ini, ia mendapat kabar dari Abang nya bahwa Mama nya sudah ditemukan. Ia akan di jemput Radha untuk bertemu Mama nya dirumah baru lagi. Demi keamanan Mama nya, Radha sudah mencari Villa untuk Mama nya. Namun letak nya lumayan jauh dari rumah Alika.

Alika duduk di kursi teras rumah nya.

Brak!

Pintu rumah terbuka dengan kasar, menampakkan sosok Ayah nya Alika dengan penampilan acak acakan.

"Mau kemana kamu?" tanya Ayah Alika dengan sinis. Tangan nya berpegangan pada dinding. Alkohol sudah mempengaruhi sebagian raga nya.

"M-mau jalan sama temen, Yah" jawab Alika gemetaran. Tak biasanya Ayah nya menanyakan hal ia akan pergi kemana.

"Bagus, bagus. Porotin cowok itu ya, Ayah males nyari duit buat hidupin kamu lagi " ujar Ayah Alika setengah sadar.

"Astaga, jadi Ayah nggak ikhlas hidupin Alika selama ini? " Ujar Alika jengah. Ia berdiri dan menghampiri pria paruh baya itu.

"Kamu pikir, makanan yang kamu makan itu gratis? bodoh kamu!harusnya kamu mikir, Ayah juga capek kali nyari duit tiap hari cuman buat hidupin anak gak berguna kayak kamu" sinis Ayah Alika semakin ngelantur.

Plak!

Satu tamparan keras mengenai pipi pria paruh baya itu. Tangan Alika bergemetar hebat setelah menampar Ayah nya.

"ANAK GAK TAU DIRI!" Ayah Alika mendirong keras Alika hingga tersungkur di lantai keramik itu. "BERANI KAMU MENAMPAR SAYA?GILA KAMU YA" kemudian berjalan sempoyongan pergi menjauh.

Tangisan Alika pecah. Pantat nya terasa ngilu. Hati nya sakit dibentak seperti itu. Air mata nya terus mengalir deras di pipi nya.

Tak

Tak

Suara telapak sepatu yang beradu dengan aspal mendekat ke arah nya hingga mendekap erat Alika. Alika menoleh.

"B-bang hiks.. Aika mau sama abang"

"Iya Aika jangan takut ya. Abang disini" Radha melepas dekapan nya dan membantu Alika berdiri.

Radha membalik kan tubuh Alika menghadap nya dan mengusap sisa air mata Alika. "Aika jangan nangis lagi ya, ntar Mama sedih kalo liat Aika nangis begini" ujar Radha.

¤•¤•¤•¤

"Ya ampun oppa ku ganteng banget, gilaaa" pekik Lovania heboh.

"Stttt berisik lo Va!" ketus Risella yang sedang fokus dengan alur drakor tersebut.

"Sensian amat anak holkay" cibir Lovania.

"Yah yahh.. kenapa si antagonis nya gak mati aja? demi alek rela gue" desah Valisha kecewa.

"Lo aja sono Sha, yang jadi sutradara nya. Dari tadi gak terima aja sama adegan nya" sinis Lovania.

"Hehe yamaap. Kesel gue anjir, serasa jadi protagonis nya tau" cicit Valisha.

Ketiga gadis itu masih sibuk dengan laptob yang menayangkan drakor terbaru yang baru saja di download oleh Risella.

Drtt Drtt

Tiba tiba ponsel Lovania bergetar membuatnya tidak fokus ke layar laptob melainkan beralih menatap layar ponsel nya.

Kak Gala-!!
|sibuk gk?
|klo gak jalan yuk
|gw jemput

Anda
gw lgi di rumah ris kak|
lain wktu aja kli ya|

Kak Gala-!!
|oh gtu yaudah
|havefun ya

Valisha melihat Lovania yang sibuk dengan ponsel nya pun geram. "Cie yang dicariin Kak Gala" sindir Valisha sambil memakan kacang.

"Apasih? lo ngintip ya??" goda Lovania.

"Nebak cuman anjir, gak segitu nya juga kali gue kepo, emang elo" cibir Valisha.

"Bukan nya nonton, malah ribut sendiri sendiri. Mending balik aja sono lo berdua" usir Risella.

"Dih, ngusir, siape lo?" sewot Lovania.

"Dia yang punya rumah ini, bego" Valisha menoyor kepala Lovania.

"Ampun, nyai bercanda tadi" Lovania memohon supaya tidak diusir oleh Risella.

¤•¤•¤•¤

"Hai tante" sapa Azriel sambil duduk di samping Mama nya Risella yang sendirian.

"Hai El. Tumben malem minggu gak main kamu?"

"Males tan, bosen ngumpul bertiga doang, mana cowok semua lagi tuh"

"Wah..kebetulan, mending kerumah tante aja. Tadi disana ada Valisha, Lovania sama anak tante. Sekalian anterin ini makanan buat mereka"

"Hah? Gak enak tan, ntar dikira ngapa ngapain lagi kan"

"Kan tante udah izinin, El. Dan tante yakin kamu anak baik gak mungkin ngelakuin yang nggak nggak"

"Ya..udah deh tan. Nunggu makanan nya dibungkus dulu tan"

"Iya"

Papa Risella kembali dari toilet dan kembali duduk di samping Mama nya Risella.

"Eh ini pemilik cafe nya ya?" Tanya Papa.

"Saya anak pemilik Cafe ini om" Jawab Azriel sopan.

"Ohh gitu" Papa manggut manggut paham, "Mama nggak pesen?" Tanya Papa.

"Belom sih Pa, nunggu Papa hehe" cengir Mama.

Bunda nya Azriel kembali sambil membawa kresek putih berisikan makanan yang dipesan Mama nya Risella.

"Ini jeng pesenan nya" Bunda menaruh kresek itu diatas meja.

"Eh gini Jeng, El katanya mau nganterin, gapapa kan ya jeng?" Tanya Mama.

"Wah serius? boleh banget dong jeng, daripada ngejogrok di Cafe gak guna" cerca Bunda.

"Bunda..." rengek Azriel.

"Becanda El. Baperan banget sih, pantes aja gak punya cewek" Bunda mengusap rambut putra nya itu.

"Kan Bunda yang bilang gak boleh pacaran langsung taarufan aja" sinis Azriel.

"Iya iya. Nih, hati hati ya" Bunda memberikan kresek putih itu ke Azriel.

[To Be Continue]

831 My Senior! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang