TEROBSESI

60 20 8
                                    

"SATU LANGKAH KALIAN MAJU, PISAU INI GUE PASTIIN NEMBUS LEHER RIS." ujarnya smirk.

"Kalian pergi aja gue gapapa." lirih Risella. Matanya terpejam menerima takdir.

"BERANI LO CELAKAIN RIS, NYAWA LO TARUHAN NYA." bentak Azriel tak terima.

Azriel hendak menghantam cowok itu namun ditahan Panca dan Gala. "Tenang El, lo bisa nyelakain Ris kalo gini." peringat Panca. Benar juga apa yang dikatakan cowok itu.

Tanpa disangka serangan tiba tiba cowok itu dapat kan dari Radha yang sedari tadi mengotak atik tali yang melilit tangan dan kaki Risella. Risella juga mengetahui hal itu.

Risella berlarian ke Azriel. Radha menendang tangan cowok itu hingga pisau yang dipegangnya jatuh. Dengan mudah Radha meringkus cowok itu. Fyi Radha merupakan pemegang sabuk hitam taekwondo dan sudah beberapa kali mengikuti perlombaan dan hasil nya tidak pernah kalah.

"Lo siapa sih, kepo gue anjing!" Gala dengan bengis membuka topi dan masker cowok itu. "Lah anjing sape lo? ga kenal gue mah." tutur Gala kecewa.

Azriel melotot. "LO!?" Lengan Azriel ditahan oleh Risella agar meredam emosi.

"MAKSUD LO APA NYULIK RIS KAYAK GITU ANJING!" bentak Azriel emosi.

Cowok itu menutup rapat rapat mulutnya. "LO BISU?!" bentak Gala ikut ikutan.

"Selow aja lo njing, pengang kuping gue cok!" ujar Panca mengusap telinga nya. Gala nyengir tanpa dosa.

"Enak nya diapain?" tanya Radha.

"Bawa ke polisi aja Kak." ujar Risella.

☆☆☆

Jam sudah menunjukkan pukul 23.05. Azriel mengantar Risella pulang sedangkan Radha, Panca dan Gala membawa penculik Risella tadi ke kantor polisi dengan laporan kasus penculikan.

Setelah sampai di depan pagar rumah Risella, Azriel menepikan motornya. Risella dan Azriel turun bersamaan.

"El makasih lo udah nolongin gue." tutur Risella.

Azriel menyunggingkan senyum. "Jangan bikin gue khawatir lagi ya." Azriel mengacak rambut Risella.

"ihh jangan diacak acak dong, tambah lecek nih." Risella cemberut sambil merapikan rambutnya.

Azriel mencebik. "Iya iya sorry. Itu pipi nya bener gapapa?"

Risella mengangguk. "Gapapa kok."

Azriel membawa tubuh Risella ke pelukan nya. Mengusap rambut Risella lembut. Azriel menangkup pipi Risella yang terluka, mencium pipi itu menimbulkan ringisan pelan dari Risella.

"Gimana? masih sakit?" tanya Azriel.

Risella menggeleng. "Udah mau sembuh bahkan."

"Udah pinter modus ya!" sindir Azriel.

"Dih, kan lo yang mulai." ujar Risella tak terima.

"Iya deh. Gue kan senior nya, udah pro." tutur Azriel membuat tawa manis Risella merekah. Hati Azriel menghangat melihat itu. "Udah sana masuk. Tidur udah malem."

"Nggak. Gue nunggu lo pergi dulu."

"Nggak Ris. Lo masuk baru gue pergi."

831 My Senior! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang