HARI KESIALAN

105 53 6
                                    

Risella hari ini sengaja menjemput ketiga sahabatnya menggunakan mobil sport hadiah balapan semalam. Ia bangun lebih awal dari biasanya, bahkan Mama nya sampai terheran heran dengan perilaku putri nya itu.

"Tumben udah bangun kamu Ris?gak biasa biasanya begini." ujar Mama memperhatikan gerak gerik Risella yang sedang menikmati roti yang diolesi selai cokelat.

"Hehe mau jemput temen temen dulu Ma, jadi harus bangun lebih cepet." sahut Risella disela sela mengunyah roti nya.

Mama menautkan kedua alisnya. "Eh tumben pake dijemput temen temen kamu?lagian masa mau tarik 4 semotor sih?"

Risella terkekeh. "Ya nggak lah Ma"Risella membelalak kan matanya. "Astaga, Ris lupa Mama kan belum tau ya."

"Tau apa?" Mama mendekati Risella merasa kepo dengan perkataan putri nya itu.

"Ayo deh Mama ikut Ris ke depan bentar."

Risella berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Mama nya yang sudah diselimuti rasa kepo.

Mata Mama nya berbinar menatap mobil sport berwarna biru yang terparkir di dalam garasi rumah.

"Astaga, demi alek ini punya siapa Ris?pasti Papa yang beliin buat Mama." ujar Mama mengpede.

"PA..PAPA!!" teriak Mama.

"Mama ih jangan teriak teriak dong" Risella menutup kedua telinganya menggunakan tangan.

"Ada apasih ini." Papa keluar dari rumah sambil menggulung baju hingga selengan.

"Papa ihh..romantis banget sih pake beliin mobil sport buat Mama. Jadi tambah sayang deh." ujar Mama sambil bergelanyut manja dilengan Papa.

kok gini sih?

Risella hanya memutar bola matanya malas. Belum juga ia jelaskan namun Mama nya sudah mengira bahwa Papa nya yang membelikan itu mobil.

Papa tersenyum kikuk. Ia bahkan tidak tau menahu soal mobil sport yang dimaksud istrinya itu.

"Tunggu deh, mobil sport?apasih maksud Mama?" tanya Papa.

Mama menatap Papa. "Loh bukan nya Papa beliin Mama mobil ya?buktinya ada digarasi rumah kita tuh." ujar Mama.

"Tapi Papa gak ngerasa beli mobil Ma." pekik Papa.

Mama membelalak dan menatap serius Risella. "Jadi, itu mobil siapa Ris?kamu maling?atau nodong?" tuduh Mama.

Papa menyenggol lengan Mama. "Mama main nyerocos aja. Dengerin putri Papa ngomong dulu." Mama nyengir ke arah Papa.

"Jadi semalem Ris menang balapan Ma, Pa." tutur Risella.

"BALAPAN?JADI SEMALAM KAMU BALAPAN?ASTAGA RISELLA.." ujar Mama meledak ledak.

Papa merangkul pundak Mama dan mencoba menenangkan. "Gak perlu marahin Ris Ma, lagian Papa kok yang ngijinin." tutur Papa membuat Mama menatap horor kearah Papa.

"Mama gak perlu marah yang penting kan Ris gak kenapa napa." tutur Papa lagi. "Selamat ya putri Papa menang. Hadiah tunai nya mau kamu pakai buat apa Ris?" tanya Papa.

"Rencana nya Ris mau sumbangin ke panti Pa." ujar Risella.

"Bagus itu. Papa bangga sama kamu Ris."

¤•¤•¤•¤

Azriel mengemudikan si hitam dengan kecepatan tinggi seperti balapan semalam. Ini adalah pertama kali nya ia bangun kesiangan untuk pergi sekolah.

Azriel terpaku ditempat ketika mendapati gerbang sudah ditutup rapat. Ia mendecak pelan dan memutar balik motornya.

Tin!!

suara klakson mobil mengagetkan nya. "Anjing, babi, monyet, ngen--"

Si pengemudi turun dari mobilnya,
"HEH KALO MUNDUR LIAT LIAT DONG LECET NIH MOBIL BARU GUE!" bentak nya.

"Eh elo, cowok sinting?" pekik Risella. pengemudi tadi ialah Risella.

"Apaan?Jangan mentang mentang gue kalah eh ralat ngalah semalem, kepala lo jadi besar ya." sinis Azriel.

"Dih ngalah. Emang k a l a h kali." Risella mengeja kata 'kalah' dalam ucapannya.

"Sialan lo!" Azriel kembali memakai helm nya dan memutar motornya. Ia melajukan motornya sekencang mungkin. Ia tidak peduli dengan absen nya yang kosong hari ini.

Risella kembali kedalam mobil. "Kak Azriel ya Ris?lo bilang apa sama dia?" tanya Lovania kepo.

"Gak ada, gak penting juga kan." balas Risella.

"Ini gimana kok gerbang udah tutup sih?kan baru jam 7?" ujar Valisha melirik layar ponselnya.

Srett!!

Suara gerbang terbuka membuat keempat gadis itu mendesah lega. Risella mengklakson pak security dan menjalankan mobil baru nya masuk ke halaman SMA Jaguar.

¤•¤•¤•¤

Azriel mengendarai motornya tanpa tujuan. Ia tidak berfikir untuk pulang, demi menghindari kultum dari Bunda nya. Ditengah jalan ia berpapasan dengan Gala dan Panca yang berboncengan.

Gala dan Panca memberi kode ke Azriel untuk minggir ke tepi sebentar. Azriel dengan malas menuruti nya.

Gala diikuti Panca turun dari motor dan menghampiri Azriel. "Mau kemana lo?tumben bolos?" tanya Gala mengintrogasi.

"Suka suka gue lah." ketus Azriel mengalihkan pandangan nya.

"Anjay." ujar Panca.

"Dah ah gue mau cabut." Azriel menghidupkan kembali motornya dan pergi begitu saja.

"Kenapa tu anak?" tanya Gala. Panca hanya menggidikkan bahu.

Azriel memutari taman kota. ia mendecak mengingat kesialan yang ia alami semenjak bertemu cewek sialan yang ia tahu bernama Ris.

[To Be Continue]

Jangan lupa follow Buna yaa
@quennrii.wp
@rynxls

See you😄❤

831 My Senior! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang