UN-FRIEND?

84 49 3
                                    

Lovania berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Jika biasanya ia berangkat jam 7 kini ia berangkat setengah 7.

Sedangkan di rumah sebelah Lovania, Valisha masih santai santai karena biasanya Lovania bakalan menjemput nya.

Jam yang bertengger ditangan Valisha sudah menunjukkan pukul 7.10 tapi Lovania belum terlihat batang hidungnya. Valisha mulai resah, ia memilih pergi ke rumah Lovania terlebih dahulu.

Sampai di depan rumah Lovania, Valisha mendapati pintu pagar sudah terkunci, "VANIA!VANIA" teriak Valisha namun tidak ada jawaban.

"Masa udah berangkat sih?" gumamnya.

Valisha kembali ke rumahnya untuk mengambil tas yang sebelumnya ia taruh sembarang di sofa.

"Loh kok belum berangkat Sha?" tanya Mami nya.

"Iya Mi, Vania kayak nya udah berangkat deh. Aku minta anterin pak Asep ya Mi?" ujar Valisha.

"Yaudah sana. Hati hati ya" ujar Mami.

"Iya Mi. Assalamualaikum" Valisha mencium punggung tangan Maminya kemudian melangkah keluar rumah.

¤•¤•¤•¤

Risella baru saja turun dari motornya dan hendak membuka helm nya namun suara notifikasi membuat aktifitasnya terhenti.

"Pasti si sinting itu" tebak Risella sambil merogoh hp yang berada disaku rok nya.

Cowok Sialan!
ambilin bola bsket di prkran

"Prkran apaan anjir. Nih bocah kayaknya butuh les ngetik deh"

prkran apaan setan!!
mnding ikut les ngetik deh lo baru nyuruh gw ini itu

parkiran
y

"Sinting emang ni bocah"

Mata Risella menjelajahi area parkiran mencari bola basket yang katanya ada disana. Risella melihat bola tersebut dibawah motor Azriel. Risella meraih bola itu membawanya dan berjalan menuju lapangan basket.

Sampai dilapangan basket ternyata tidak ada seorang pun disana. Risella menyapu pandangan mencari cari sosok Azriel.

Cowok Sialan!
balikin bolanya mls gw main bsket pagi2
bliin gw btgor dkt grbng cpt
gw blm srpn

Risella mendecak sebal ketika membaca pesan dari cowok sinting itu. Ia melempar asal bola basket tersebut.

Cowok Sinting!
balikin ke tmpt semula bola nya jngn dibuang!

Risella membelalak. Apakah Azriel memata matai dirinya?Risella celingukan meneliti apakah ada sosok Azriel, namun nihil ia tidak menemukan nya.

Dengan malas Risella mengambil bola basket tersebut dan membawanya kembali ke parkiran. Risella melangkah keluar gerbang untuk membeli batagor pesanan Azriel.

¤•¤•¤•¤

"Semangat belajarnya ya" Radha mengacak rambut Alika pelan.

"ay ay captain. Abang juga ya" Alika memberikan hormat ke arah Radha.

"Iya. Sana masuk"

"Dadah"

Alika memasuki kelasnya dengan riang. Melangkahkan kakinya lebar sambil bersenandung kecil ke arah kursi nya.

"Morning Vania" ujar Alika ceria.

Alika mengerutkan dahinya ketika mendapat repons deheman dari Lovania. "Lo kenapa?sakit?atau nahan eek?" tanya Alika bertubi tubi.

"Gapapa"

Lovania menjawab tanpa menoleh. Tangan kirinya digunakan untuk menahan dagunya sambil menatap kosong ke depan.

Jiwa kepo Alika tiba tiba muncul. Gadis itu agak membungkuk menyamai posisi duduk Lovania, "Gak biasanya biang ribut kayak gini" analisis Alika.

"Pasti ada apa apa. Kenapa sih Va?" tanya Alika lagi.

"Gue bilang gapapa ya gapapa" ujar Lovania ngegas kemudian melangkah keluar kelas.

"Lah kok ngamok!!" pekik Alika.

Risella memasuki kelas itu. Ia barusan melihat Lovania keluar kelas dengan ekspresi yang tidak enak.

"Vania kenapa?" tanya Risella pada Alika. Alika hanya menggidikkan bahu nya.

¤•¤•¤•¤

Valisha hampir saja telat gara gara pak Asep kebanyakan ngobrol dan nyetirnya lama. Alhasil Valisha memilih untuk menggantikan pak Asep nyetir.

"Waduhh neng, jantung bapak teh deg degan. neng bawa mobilnya kayak mau ngajak ketemu tuhan" ujar Pak Asep memegangi dadanya yang masih berdegug kencang.

Valisha nyengir. "Lisha masuk dulu ya udah mau bel. nanti jemput ya Pak" Valisha berlari menuju gerbang utama.

Valisha menambah kecepatan lari nya ketika bel sudah berbunyi. Jam pelajaran pertamanya adalah Matematika dengan Pak Dodo si guru killer di SMA Jaguar.

Brak!

aww

Valisha memegangi bahunya yang barusan menabrak sosok jangkung di ujung koridor, "Sorry.."

"Lisha?"

"Kak Panca?"

"Lo gapapa?"

"Ng--nggak kok kak. Gue duluan ya"

¤•¤•¤•¤

"Va, lo kenapa tadi gak jemput gue?" tanya Valisha setelah Bu Gena keluar kelas.

"Harus banget gue jemput lo?lo kira gue babu lo?" ketus Lovania.

"Lo kok gitu sih!biasanya lo juga jemput gue kan?" ujar Valisha tak terima.

"Biasanya?heh..sekarang gak lagi!" ketus Lovania tersenyum miring dan memasang ekspresi tanduk merah.

"Va lo kok gitu sih?" Alika mulai join dengan perdebatan kedua bestie nya itu.

"Lo kenapa sih Va?gue salah apa sama lo?" ujar Valisha. Kini air mata keluar dari pelupuk matanya.

"Lo pikir aja sendiri!" Lovania berdiri dan melangkah meninggalkan kelas.

Air mata Valisha semakin menjadi jadi. Risella dan Alika memeluk Valisha menguatkan.

"Udah Sha, mungkin Vania lagi ada masalah keluarga makanya amuk amukan" ujar Risella.

"Ta--tapi Ris hiks..gak bi--asanya dia hiks.. gini" bahu Valisha bergetar hebat. Sebelumnya Lovania tidak pernah bersikap seperti ini.

"Emang minta di kasih paham si Vania ya" Alika sudah ancang ancang untuk melabrak Lovania namun Risella menahan Alika.

"Jangan memperkeruh keadaan deh Al"

[To Be Continue]

Lovania jangan kasar gitu sama Valisha,kan BESTIE👉👈

831 My Senior! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang