PERANTARA

86 52 6
                                    

Valisha tengah rebahan di atas king size dikamarnya. Ia sibuk membaca novel yang baru ia beli tadi siang.

Ting!

Notifikasi dari hp nya membuat ia harus meraih hp diatas nakas dekat ranjang tidurnya.

Unknow
save ya Sha
gue Panca

"Kak Panca?" Valisha membelalak mendapat pesan WhatsApp dari Kakak kelas nya itu.

"Dapet nomer gue dari mana ya?"

Jari jari tangan Valisha menari nari diatas benda pipih itu.

Kak Panca
online

done kak
btw dpt no gw dri mna?

dari gala

ohh kak gala

iya hehe
lagi ngpain sha?

baca baca novel aj si kak

gw ganggu?

ngga kok

besok lo free nggk?

free kok kak
knpa?

nonton yuk
gw ada rekomen film bagus nih

boleh kak
balik sekul apa gmna?

iya.besok tunggu gw di taman belakang

oke
yaudah gw lanjut baca novel dulu

iya
goodnight

¤•¤•¤•¤

"Serius?"

"Iya Aika"

Air mata Alika sudah turun deras membasahi pipinya. Ia memeluk erat Mama nya yang sangat ia rindukan.

"Ma..hiks Aika kangen Mama"

"Iya sayang Mama juga kangen sama Aika. Mama hampir kehilangan kewarasan gara gara harus berpisah sama Aika. Untung masih ada abang yang selalu nemenin Mama"

Alika mengurai pelukan dengan Mamanya. ia menatap cowok yang berdiri di depan nya.

"Abang" Alika berhamburan ke pelukan abang nya. Alika benar benar tidak menyangka bahwa Radha adalah abang kandung nya.

"Abang kok gak bilang dari kemarin kemarin sih?ngeselin banget" Alika mendongak menatap abang nya.

"Hehe sorry dek. Abang kan mastiin dulu kebenaran nya"

Alika mengurai pelukan itu. Ia duduk kembali disamping Mamanya. "Ma Aika mau tinggal disini aja" pinta Alika.

"Mending lo tinggal sama Ayah aja dek. Ini demi keamanan lo" ujar Radha. Cowok itu duduk di depan Mama dan Adik nya.

"Iya Aika. Mama sama Abang bakal pantau kamu dari jauh. Kalo kamu kangen kamu bisa dateng kesini kapan pun" ujar Mama.

"Aika kesepian tau Ma dirumah. Ayah selalu pulang pagi dan mabuk mabukan. Aika gak pernah dapet kasih sayang dari Ayah, Ma. Aika mau sama Mama aja" ujar Alika kukuh.

"Aika sayang, suatu hari nanti Mama yang bakal jemput kamu buat tinggal bareng disini. tapi untuk saat ini, kamu tinggal sama Ayah dulu ya" ujar Mama menasihati.

"Tapi Ma...." lirih Alika.

"Lo tenang aja Dek, kalo lo kangen Mama bisa calling calling gue. Ntar gue jemput"

Senyum Alika mengembang. "Beneran bang?" Radha mengangguk sebagai jawaban.

¤•¤•¤•¤

Lovania duduk di depan cermin didalam kamarnya. Ia akan jalan bersama Gala malam ini. Karena gak bisa make up,alhasil wajah Lovania natural seadanya tanpa sentuhan benda benda keramat bagi nya itu.

Karena sifat tomboy gadis ini, malam ini ia hanya menggunakan jeans kulot panjang dan kaos oblong kebesaran yang ia masukan ke celana bagian depan nya ditambah sepatu Ventela yang ia pakai dikaki.

"Oke. Gue harus bisa manfaatin kak Gala buat deketin kak Panca"

"Istilahnya p e r a n t a r a" ujar Lovania di depan cermin itu.

Selesai bercermin ia berjalan keluar kamar. Menyapu pandangan ke seluruh penjuru rumahnya, terlihat sepi.

"PA!PAPA!!" teriak Lovania menggema di dalam rumah itu.

"Ck kemana sih Papa?" gumam Lovania.

Ting!

Benda pipih ditangannya berbunyi menampilkan pesan WhatsApp dari Papa nya.

Papa
va papa keluar sebentar ada panggilan kantor.
kalo butuh apa apa kamu order aja ya

Lovania meremas benda pipih itu dan tanpa persetujuan air mata nya menuruni pipi. Lovania mendongakkan kepala nya ke atas untuk menahan air matanya agar tidak jatuh lagi.

Tok Tok

Lovania mengusap kasar sisa air mata nya. ia berjalan mendekati pintu utama. Lovania membuka pintu itu dan menampilkan Gala berdiri di sana.

"Kak Gala" pekik Lovania.

"Vania..lo kenapa?kok nangis?" heboh Gala mendapati mata Lovania berair.

"Nggak kok Kak. Kelilipan tadi" ujar Lovania. Ia tidak mau Gala mengetahui masalah nya. "eh langsung jalan aja yuk"

"Ayuk. Eh tapi lo beneran gak papa?" tanya Gala lagi. Iq merasa Lovania habis menangis karena mata gadis itu terlihat merah berair.

"Kak gue boleh peluk lo nggak?" ujar Lovania membuat Gala membelalak.

Kesambet apaan si Vania?mau meluk gue segala.

"Boleh" Gala membentangkan tangan nya. Lovania berhamburan ke pelukan Gala.

Lovania menumpahkan air matanya di dada bidang Gala. Ia benar benar butuh pelukan saat ini. Gala yang mengerti Lovania sedang sedih, ia pun mengusap pucuk rambut gadis itu dengan lembut.

"Keluarin semua air mata lo Va. Biar lo lega" ujar Gala.

Lovania mengurai pelukan nya. "Makasih ya Kak" Lovania mengusap air matanya dan sesenggukan habis menangis.

"Kalo lo butuh temen curhat gue bisa kok jadi pendengar. Kabarin gue kapanpun lo butuh ya Va. Gausah sungkan sama gue" ujar Gala.

"Thanks ya Kak. Gue cengeng banget sih nangis di depan lo" kata Lovania cemberut.

"Gakpapa semua orang pasti ada masalah. jadi wajar aja kalo nangis. Daripada ditahan kan sakit. Kayak nahan eek" kekeh Gala.

"Kak Gala ih jadi bahas eek" kekeh Lovania sambil menyenggol bahu cowok itu.

"Nah gitu dong ketawa, kan cantik"

[To Be Continue]

831 My Senior! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang