Seminggu ini baik Irene maupun taehyung kembali ke rutinitas masing-masing, keduanya tenggelam dalam kesibukan masing-masing, masih di Korea saja pria itu begitu sibuk bagaimana nanti.
Dua hari lalu Irene datang ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian nya mengenai kasus penculikan yang dilakukan jieun, kasus itu masih bergulir dan sekarang polisi tengah memburu kekasih jieun yang ternyata bersekongkol juga membantu jieun menipu taehyung sebelumnya, Minggu depan persidangan perdana nya.
Publik begitu penasaran dengan kasus ini karena aksi orang suruhan jieun yang sebelumnya berani menggunakan senjata api di tempat umum, taehyung bahkan perlu beberapa kali membungkam media agar tidak merilis tentang berita penculikan youra, taehyung tak ingin saat dewasa nanti youra membaca berita-berita itu dan jadi tau kalau jieun wanita yang menculiknya saat kecil adalah ibu kandungnya sendiri, taehyung tak akan membiarkan media menghancurkan hati putrinya.
Irene menaruh dokumen dari asisten nya lalu sedikit memijat tengkuknya yang terasa begitu pegal karena sejak pagi ia hanya duduk dan mengerjakan pekerjaannya. Irene melirik kalender diatas mejanya lalu tersnyum miris saat menyadari kalau tak lama lagi taehyung akan pergi. Jika ia ingat-ingat sebenarya taehyung beberapa kali membahas ini dengan Mr Jung dulu, tapi ia tak tak begitu memperhatikan jadi ia tetap saja merasa kaget saat tau taehyung akan pindah, semua terasa mendadak untuk Irene, baru sebentar mereka berkencan mereka harus sudah berpisah.
Irene tak percaya soal ucapan taehyung yang akan sering mengunjunginya. Jarak mereka akan sangat jauh nanti, mungkin mereka hanya bisa bertemu setahun dua kali atau mungkin setahun sekali, itu terasa tak adil untuknya yang mudah merasa rindu. Belum lagi perbedaan waktu yang akan membuat mereka jarang berkomunikasi juga nantinya.
"Aku jadi sedih membayangkan nya" gumam Irene yang sudah mulai mempercayakan hatinya pada pria itu meski belum sepenuhnya.
Irene mengambil ponselnya dan menghubungi taehyung, mengirimkan pesan untuk pria Kim itu.
Tak begitu lama pesan itu dibalas lalu Irene kembali mengirimkan pesan balasan apa nanti kau akan tetap membalas pesanku cepat seperti ini?
Taehyung membaca pesan itu jadi merasa serba salah, rencananya ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, ia merencanakan ini jauh-jauh hari bahkan dari dua tahun lalu, ini termasuk dalam list impiannya mengembangkan bisnis nya tak hanya di Korea, ini mimpinya sejak kecil. Irene kekasihnya membuat nya jadi berat melangkah jika ia bersikap seperti ini terus.
Taehyung mengakui jika ucapannya soal ia yang akan sering mengunjunginya adalah kebohongan kecil demi menenangkan Irene. Meski begitu taehyung sungguh-sungguh akan mengusahakan untuk sering mengunjungi wanita itu, tak hanya Irene ia pun berat jika harus terpisah jarak dengan wanita Bae itu.
***
Malam itu Irene pulang sedikit terlambat karena tadi ia pergi dengan seulgi sebelum pulang, wanita bermarga kang itu mengajaknya minum, mereka hanya minum berdua karena suaminya sedang diluar kota, itu bagus karena akan canggung rasanya jika ada Jimin disana, ya dunia terasa begitu sempit, Jimin pria yang di jodohkan dengannya itu kini menjadi suami dari teman lamanya.
Memang jodoh tidak pernah ada yang tau. Irene senang saat tau Jimin suami seulgi, ia tau Jimin pria yang baik.
Irene masuk kedalam apartment nya dan sedikit terkejut melihat taehyung ada disana.
Pria Kim itu tengah menonton film di ruang tengah apartment nya
"Kenapa baru pulang?" Tanya taehyung yang sengaja datang karena terus kepikiran dengan pesan yang Irene kirimkan siang tadi
"Aku pergi minum dengan temanku" ucap Irene seadanya
"Kemarilah" titah taehyung
Irene berjalan mendekat dan duduk disamping pria Kim itu. Taehyung menarik Irene untuk duduk lebih dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love
Fanfictionhaiii ini cerita lanjutan dari cerita "one night stand with Mr kim" Harus baca itu dulu sebelum baca ini biar ga bingung.