He Is Psicopath - 54

475 27 0
                                    

Rossé de Café | Barcelona, Spain. 13:00 PM.

Waktu terus berlalu, sudah terhitung lima hari lebih setelah kejadian Ansley melarikan diri dari rumah Aland dan beberapa hari ini juga gadis itu tidak pernah melihat batang hitung pria itu. Baguslah, Ansley merasa senang setidaknya berkurang satu orang gila di kehidupannya.

Saat ini Ansley bertugas menjaga kasir dengan Silvestro. Pria es itu selalu saja menatapnya dengan tatapan datar, tidak pernah menampilkan sedikitpun senyum di bibirnya. Bahkan, Ansley sangat jarang mengobrol dengannya, bukan karena apa hanya saja ia sangat tidak menyukai pria irit bicara seperti Silvestro.

Lihat saja sekarang, jawabannya selalu singkat saat Ansley bertanya dimana Lucas yang bertugas di kasir.

“Tidak tahu.”

Hanya satu atau dua kata saja yang bisa keluar dari mulut si pria es itu. Selebihnya tidak. Silvestro akan menjawab seperlunya saja, lain dari itu jangan harap.

“Cobalah hilangkan sifat irit bicaramu itu, Silver!” kesal Ansley. Ia sudah pernah mengatakan hal ini pada Silvestro, tapi tetap saja pria itu tidak menanggapinya.

“Kenapa?”

“Tuh, kan! Kubilang juga apa. Kau membuatku tidak nyaman jika mengobrol denganmu! Kau selalu saja membalasnya dengan singkat.” Akhirnya Ansley mengeluarkan segala keluh kesahnya pada Silvestro.

“Maaf,” kata Silvestro. Bukannya menampilkan mimik wajah bersalah malah datar. Hedeuh, sangat bukan tipe Ansley sekali.

“Sudahlah, terserah!” Ansley duduk di kursi bersebalahan dengan Silvestro. “Susah kalau berbicara dengan beruang kutub,” gumamnya pelan.

“Aku mendengarmu, Ansley!”

“Wow! Coba kau ucapkan katamu tadi, aku mau mendengarnya ulang,” ujar Ansley semangat. Pandangannya menatap Silvestro, gadis itu baru kali ini mendengar Silvestro membalas gumamannya.

Wajah sedatar tembok itu menatap Ansley. Ia tidak menjawab.

“Ayo cepat!” desak Ansley.

“Apa?” tanya Silvestro, menatap binggung gadis itu.

“Kenapa kau selalu berkata sesingkat itu, Silver? Apa kau kurang kosakata?” delik Ansley.

Terdengar hembusan napas dari Silvestro. “Aku tidak terbiasa.”

“Apanya yang tidak terbiasa?” binggung Ansley.

“Aku belum terbiasa berbicara dengan kalian,” akhirnya kalimat itu meluncur mulus dari mulut seorang beruang kutub.

Ansley menganga, apa ia tidak salah dengar?  “Kenapa kau tidak terbiasa berbicara dengan kami?”

Pandangan Silvestro menatap kedepan. “Aku hanya tidak enak hati saja.”

Ansley mengembuskan napasnya. “Cobalah kau perbiasakan diri untuk berbaur dengan mereka. Kau tidak perlu enak hati seperti itu, Silver.”

Silvestro diam, tidak mengeluarkan suara.

“Kau lihat mereka disana,” tunjuk Ansley kearah beberapa temannya yang sedang melayani pelanggan yang datang. “Mereka akan merasa senang jika kau berbaur dengan mereka,” lanjutnya.

He's Psycopath✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang