Jangan mencari kenyamanan pada orang lain.
•••
Appartement en vente | Barcelona, Spain. 19:44 PM.
Bel apartemen berbunyi, Ansley yang sedang duduk manis sambil menonton siaran film kartu Doraemon berbahasa Inggris itupun segera beranjak berdiri dan berjalan menuju kearah pintu, memutar kunci dan menariknya.
Pintu dibuka, sudah berdiri seorang pria berpakaian atasan lengan panjang warna hitam dengan model kerah berbentuk V , dikombinasikan dengan celana panjang Ddemin kemudian dilengkapi sneaker polos terang sambil membawa dua plastik bahan-bahan makanan. Ansley menatap pria itu dari bawah sampai atas, benar-benar tampan sekali, batinnya memuji.
"Bisakah kau menyingkir dari muka pintu? Aku ingin masuk," kata pria itu, menatap heran gadis dihadapannya.
Ansley menyengir kuda dan segera bergeser kesamping, mempersilahkan pria itu untuk masuk kedalam. Ansley kembali mengunci pintu kemudian mengikuti pria itu dari belakang menuju kearah dapur.
Kendrick meletakkan dua kantong plastik itu diatas meja, ia mengeluarkan semua barang-barang dalam kantong tersebut. Ansley duduk dikursi, ia memperhatikan Kendrick yang masih sibuk mengecek semua bahan-bahan makanan dihadapannya itu.
"Kau dari mana? Aku tadi mencarimu, tapi kau tidak ada," tanya Ansley pada Kendrick.
Kendrick melirik sekilas kearah Ansley dan memasukkan beberapa sayuran dan daging kedalam lemari pendingin. "Bahan-bahan makanan di apartemenku ini sudah habis, jadi aku memutuskan untuk membelinya di supermarket terdekat."
Ansley ber oh-ria sambil manggut-manggut tanda mengerti. "Tapi kenapa kau pergi begitu lama? Aku tadi bangun tidur jam tiga sore dan keluar dari kamar lalu mencarimu padahal kau sedang pergi hampir sembilan jam lebih."
Pria didepan Ansley itu hanya meliriknya sekilas, ia tidak menjawab seakan pertanyaan dari Ansley hanyalah angin lalu baginya. Tidak penting juga menjawab. Sempat berpikir, kenapa gadis itu sampai mencarinya? Apa ia takut jika Kendrick meninggalkannya tanpa mengantarnya pulang?
Gadis berdress putih bergambar bunga mawar itu menoleh kearah jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima puluh menit. Ansley sudah terlalu lama berada di apartemen ini.
"Kau ingin makan apa? Aku akan memasaknya untukmu," tawar Kendrick pada Ansley.
"Bisakah kau mengantarkan ku pulang? Kau sudah berjanji akan mengantarkan ku setelah aku sembuh, sekarang aku baik-baik saja." Bukannya menjawab, malah Ansley balik melontarkan pertanyaan.
Gerakan Kendrick terhenti, ia menatap datar gadis dihadapannya itu. Ia tidak menjawab pertanyaannya. "Kau ingin makan apa? Biar aku yang memasak untukmu."
Terdengar dengusan kesal dari Ansley, gadis itu sangat jengkel dengan Kendrick yang kini terlihat begitu menyebalkan. "Terserah," jawabnya lalu beranjak berdiri dan berjalan menuju ruang tamu. Ia benar-benar sangat tidak mood, dirinya ingin pulang sekarang. Ia sudah merindukan apartemennya.
Mengedikan bahu acuh dan memilih untuk mengambil beberapa bumbu dapur dan meletakannya diatas meja. Kendrick beralih membuka freezer, mengambil satu ekor ayam broiler lalu mencucinya kemudian memotong ayam tersebut beberapa bagian.
Kendrick beralih untuk mencuci semua bahan makanan lalu mengiris wortel berbentuk bulat dengan ukuran 1 cm, kentang berbentuk dadu dengan ukuran 2 cm, sayur kol perkuntum, daun kol dengan ukuran 3x3 cm, daun bawang dan seledri, masing-masing bahan disisihkan.
Pria berkaos hitam itu meredam makaroni dalam air panas, ia menghaluskan bumbu seperti bawang merah, putih, dan merica butir menggunakan blender.
Stove atau kompor dinyalakan, Kendrick meletakkan panci stainless steel yang sedang, tidak terlalu kecil dan besar cukup untuk memasak dengan jumlah sedikit ditambahkannya air dan merebus terlebih dahulu potongan daging ayam hingga benar-benar matang lalu angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Psycopath✓ [SEGERA TERBIT]
Mystery / ThrillerMy first story ♡ Jantung gadis itu bergemuruh hebat, ia menahan amarahnya agar tidak melunjak. "KAU IBLIS!!" Gelak tawa kesetanan mengelegar mampu membuat Ansley ketakutan setengah mati. "Tapi iblis ini mencintaimu!" *** Ini hanyalah sebuah kisah te...