He Is Psicopath - 46

426 29 0
                                    

Aku menyukaimu, tapi tenang aku tahu caranya sadar diri bahwa dicintai pula olehmu adalah imajinasi yang 'ku tata sendiri.

•••

Kendrick's Car | Barcelona, Spain. 08:00 AM.

Lantunan lagu Leaving the Lights on dari Etham Basden menemani perjalanan dua orang berbeda jenis kelamin itu. Keadaan dalam mobil benar-benar hening, keduanya tidak berdialog.

Ansley Palevhi, gadis itu melirik pria disampingnya itu diam-diam yang sedang fokus menyetir lalu kembali menatap keluar jendela. Lagi-lagi, ia memakai pakaian dan sepatu dari almarhum adik pria itu. Semua pakaian dan sepatu sangat pas dengan ukuran Ansley, mungkin saja ia dan almarhum adik pria itu mempunyai ukuran yang sama.

Kendrick menginjak pedal rem mobilnya saat lampu lalu-lintas menjadi merah. Jarinya mengetuk disetir, pandangannya menoleh kesamping–menatap Ansley yang masih saja menatap keluar jendela, seakan jejeran mobil di luar sana lebih menarik untuk dipandangi.

Mobil Ferarri F12 Berlinetta yang dikendarai oleh Kendrick kembali melaju setelah lampu lalu-lintas menjadi hijau. Hingga akhirnya suara Kendrick memecahkan keheningan yang ada. "Kau ingin turun dimana?" tanyanya pada Ansley.

Kepala gadis itu menoleh kearah Kendrick. "Kau bisa menurunkanku di jalan xxxx, aku ingin mengurus beberapa urusan di sana."

Kendrick manggut-manggut tanda mengerti dan membelokkan mobilnya ke kanan. Setelahnya keadaan kembali hening, mereka tidak berdialog lagi.

Mobil yang ditumpangi oleh Ansley perlahan-lahan mulai berhenti dipinggir trotoar jalan—sebuah kafe dengan dekorasi depannya berjejeran bunga mawar hias.

Mesin mobil dimatikan, Kendrick memandangi kafe itu sebentar sebelum beralih menatap Ansley. "Kau ingin turun disini?"

"Ya," jawab Ansley lalu melepaskan sabuk pengamannya. "Aku ingin bekerja hari ini, jika tidak maka sudah ku pastikan bahwa aku akan dipecat," sambungnya.

Kendrick hanya diam, ia memperhatikan Ansley yang balik menatapnya dengan senyuman manis dibibirnya.

"Aku turun dulu. Terima kasih karena sudah menolongku dan memberiku tumpangan," kata Ansley setulus hati. Saat ingin membuka pintu, suara Kendrick terdengar.

"Sebentar."

Ansley menatap Kendrick dengan pandangan heran. "Ada apa?"

Deheman dari Kendrick terdengar, tangan pria itu terulur untuk membenarkan tatanan anak rambut Ansley yang sedikit berantakan. "Hati-hati, jangan sampai penyakitmu kambuh lagi. Perhatikan waktu istirahat, jangan terlambat makan."

Perlakuan Kendrick berhasil membuat Ansley diam seribu bahasa. Pria itu benar-benar perhatian padanya saat pertama kali bertemu. Sudah tampan baik lagi. Sudut bibir Ansley melengkung membentuk sebuah senyuman manis. "Ya. Kalau begitu aku turun dulu, sampai jumpa, Ken."

Ansley benar-benar turun dari mobil lalu berjalan dengan tergesa-gesa menuju kafe didepannya sana. Wajahnya memerah, sialan! Ia bullshing mendapatkan perlakuan dari Kendrick.

Pandangan Kendrick masih tidak lepas dari Ansley sampai gadis itu masuk kedalam kafe. Gadis yang sudah berhasil membuat dirinya gila selama hampir dua hari ini. Ia yakin kafe itu adalah tempat kerja Ansley, dilihat saja dari tulisan yang terbentang diatas atap bangunan tersebut, Rossè de café.

Kendrick menyalakan mesin mobilnya. Ah sialan, ia sampai lupa untuk menanyakan dimana letak gadis itu tinggal, mungkin ia bisa datang bertamu dan–stop! Pria berbaju hitam polos itu menggeleng kepalanya cepat, apa yang ia pikirkan? Mana mungkin ia menyukai gadis itu.

He's Psycopath✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang