Where are you now?
– Alanddz –
•••
Dinzello Company | Barcelona, Spain. 09:10 AM.
Mobil Lamborghini Gallardo mulai memasuki kawasan bangunan pencakar langit. Aland memarkirkan mobilnya di tempat parkiran khusus lalu keluar, tidak lupa ia memakai kaca mata hitamnya seraya membenarkan letak jasnya lalu berjalan menuju gedung bertingkat itu.
Beberapa bodyguard yang memang ditugaskan untuk menunggu Aland langsung bergegas mengikuti pria itu dari belakang. Ada sejumlah empat bodyguard memegang senjata api, hanya untuk berjaga-jaga.
Aland memang dikenal sebagai pria yang hidupnya bergelimang harta, apapun yang ia inginkan dengan cepat terpenuhi. Dinzello Company, salah satu perusahaan ternama yang menduduki peringkat pertama di negara Spanyol, tidak heran jika pria itu banyak memiliki musuh.
"Selamat pagi, sir," sapa beberapa karyawan.
Aland hanya melewati mereka begitu saja tanpa membalas sapaan tidak penting itu. Banyak pasang mata tertuju padanya, terlebih khususnya kaum wanita. Wajah tampan bak titisan malaikat dengan sorot mata setajam elang ditambah lagi berkeperawakan tinggi mampu membuat mereka terpikat.
"Kembali bekerja atau aku pecat kalian!"
Ancaman dari Aland berhasil membuat beberapa orang tadi yang menatapnya langsung menciut dan memilih melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Aland masuk kedalam kabin lift, menunggu alat gerak itu membawanya ke lantai atas–ruangannya.
“Good morning sir," sapa Jhon saat pintu lift terbuka seiring Aland berjalan keluar diikuti pengawalnya tadi.
Aland hanya mengangguk kepala sebagai jawaban.
"Tuan, sebagian–"
Kalimat Jhon terhenti saat Aland membuat isyarat tangan agar ia berhenti berbicara. Jhon, kaki tangan kepercayaannya itu membukakan pintu untuk Aland. Pria itu masuk kedalam ruangannya, lalu melepaskan jasnya dan membuangnya ke arah sofa, tidak lupa ia melepas kaca matanya juga.
Aland mendaratkan bokongnya di kursi kantor, melonggarkan sedikit dasinya lalu menatap Jhon di depannya itu.
"Ada apa?" tanya Aland.
"Sebenarnya–"
Kalimat Jhon terpotong oleh suara ketukan di pintu, pria itu hanya bisa menghela napasnya, sabar.
"Masuk!"
Setelah mendapatkan persetujuan dari Aland, pintu terbuka seiring masuknya seorang pria dengan seorang wanita yang mengekorinya dari belakang.
"Maaf menganggu waktu–"
"Tidak perlu berbasa-basi, langsung saja katakan apa yang ingin kau sampaikan!" sela Aland, menatap tajam karyawannya itu.
"Begini, sir. Dia adalah Natania Trixie, wanita yang akan menjadi sekretaris anda yang baru."
Aland menaikkan sebelah alisnya, ia meneliti penampilan wanita itu dari bawah sampai atas hingga membuat yang empunya gugup sekarang.
"Kau sudah interview dengannya?"
"Sudah sir, sekitar satu hari yang lalu," jawab pria paruh baya itu lalu maju menuju meja kerja Aland dan meletakan beberapa berkas kemudian mundur kebelakang.
"Keluar!" perintah Aland membuatnya menundukkan kepalanya sebentar lalu pergi. "Kecuali kau!" Sambung Aland, menatap wajah sekretaris barunya itu.
Natania berbalik menatap wajah atasannya. "Iya, sir."
Aland menatapnya tajam, ia mulai membuka sampul berkas itu dan membacanya. Ia sangat telaten dalam memilih siapa yang akan menjadi sekretarisnya nanti.
"Kau lulusan dari Galaksi Senior High School?" tanya Aland, menatap wajah Natania.
Natania mengangguk pelan kepalanya, ia menatap wajah bosnya itu. Sejujurnya, dari awal ia sudah terpikat dengan ketampanan dari Aland. "Iya, sir. Saya memang lulus dari–"
"Cukup!" sosor Aland seiring menutup sampul berkas itu. Natania, sekretaris barunya itu ternyata pernah bersekolah dengan gadisnya, Ansley. Namun, tahun kelulusannya beda, Natania satu tahun lebih tua dari Ansley.
"Kau boleh bekerja sekarang," kata Aland. "Ruanganmu terletak di luar! Silahkan ambil berkas-berkas mu lalu pergi," sambungnya.
"Baik, sir. Terima kasih," kata Natania seraya berjalan menuju tempat Aland berada lalu mengambil berkasnya di atas meja.
"Sebentar," cegah Aland. "Kosongkan jadwal saya hari ini."
"Memangnya anda ingin ke–"
"Bukan urusanmu!" Aland menatap datar Natania.
"Maaf, sir." Natania bergegas keluar ruangan. Memang benar kata beberapa karyawan, CEO-nya itu sangatlah tampan mirip malaikat. Namun sayangnya sifat Alami yang datar dan dingin membuat nyali mereka ciut.
"Jhon!" panggil Aland.
"Iya, tuan?" sahut Jhon.
"Apa yang ingin kau katakan?"
"Begini tuan, menurut informasi dari salah satu anak buah anda mengatakan kalau unit apartemen nona Ansley sangat sepi, bahkan mereka sudah berulang kali mengecek cctv yang memantau di area lorong apartemennya, tapi hasilnya tetap sama. Nona Ansley tidak pulang, terakhir kalinya rekaman itu memperlihatkan nona Ansley pergi tadi malam sekitar pukul tujuh lewat dua menit," jelas Jhon.
Aland diam, ia belum mengeluarkan suaranya. Gadisnya? Ansley? Tidak pulang ke apartemennya? "Apa kalian sudah memeriksa seluruh penjuru bangunan apartemen itu?"
"Sudah tuan, tapi tidak ada tanda-tanda dari nona Ansley."
Aland masih tenang, tidak, ia harus menjernihkan pikirannya. Jangan sampai ia kelepasan. Pria itu berdiri, rahangnya mengeras lalu berjalan keluar.
"Siapkan beberapa pengawal untuk mencari keberadaan gadisku!" Kata Aland. "Cari keberadaannya sampai ujung dunia sekalipun! Jika tidak menemukannya maka nyawa kalian yang menjadi taruhannya!!"
"Siap, tuan."
#To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Psycopath✓ [SEGERA TERBIT]
Mystery / ThrillerMy first story ♡ Jantung gadis itu bergemuruh hebat, ia menahan amarahnya agar tidak melunjak. "KAU IBLIS!!" Gelak tawa kesetanan mengelegar mampu membuat Ansley ketakutan setengah mati. "Tapi iblis ini mencintaimu!" *** Ini hanyalah sebuah kisah te...