He Is Psicopath - 30

999 74 2
                                    

Semampunya saja, jangan terlalu dipaksakan.

– Ansley Palevhi –

Dinzello's Company | Barcelona, Spain. 07:59 AM.

Aland menutup pintu kamarnya dengan kencang dan langsung menguncinya. Ia berjalan menuju tangga dan menuruninya. Sempat langkah pria itu terhenti saat melihat Julia yang sedang menunggu di ujung tangga.

"Tuan?"

Pria berbadan atletis itu menatap Julia datar kemudian menyerahkan kunci kamar kepada kepala pelayan tersebut. "Jangan lupa perhatikan semua keperluannya! Beri gadisku makan tepat waktu! Jangan biarkan gadis itu keluar dari kamar!"

"Kau mengerti?!" tanya Aland menatap tajam Julia.

"Mengerti, tuan."

Aland melanjutkan langkahnya menuju lantai satu. Nampak jelas sudah ada Jhon yang menunggu sedari tadi disana.

"Selamat pagi, tuan."

Aland hanya mengangguk kepala sebagai jawaban, ia berjalan menuju garasi dengan Jhon dan beberapa pengawal lainnya yang mengekori dari belakang.

Aland masuk terlebih dahulu di dalam mobil, diikuti oleh Jhon dan seorang driver. Setelah itu, mobil yang ditumpangi oleh Aland mulai keluar dari pekarangan rumah bertingkat tiga itu diikuti beberapa mobil hitam lainnya.

Di tengah perjalanan, Aland menatap datar keluar jendela. Alunan musik klasik mengalun indah di setiap pendengarannya. Jhon–tangan kanan kepercayaannya itu melirik sekilas tuannya lewat kaca spion dalam mobil.

"Apa jadwalku hari ini, Jhon?" tanya Aland tanpa melirik sedikitpun lawan bicara.

Jhon menyalakan tablet digenggamannya lalu melihat beberapa kiriman e-mail terbaru. "Sekretaris anda mengatakan bahwa hari ini jam sepuluh pagi akan ada meeting dengan para pemegang saham menyangkut beberapa gedung yang akan dibangun sekitar seminggu lagi, tuan."

Aland diam, wajahnya yang datar itu masih menatap jalanan. Hingga akhirnya tibalah mereka di sebuah gedung pencakar langit. Mobil berwarna putih itu mulai terparkir di area parkiran khusus.

Jhon lalu turun kemudian membukakan pintu mobil untuk Aland. Pria berkeperawakan tinggi itu keluar dari mobil dengan gaya cool-nya setelah itu berjalan menuju pintu utama dengan Jhon berjalan disampingnya dan beberapa anak buah Aland mulai mengekori mereka.

Aktivitas dalam gedung sangat ramai dengan karyawan yang mondar-mandir kesana kemari mengurusi pekerjaan mereka masing-masing. Ada juga yang sempat melirik Aland secara diam-diam dari kejauhan.

Aland masuk kedalam lift khusus diikuti oleh Jhon dengan dua pengawal lainnya sekedar untuk berjaga-jaga. Aland menatap datar pintu lift itu, tangannya bersedekap didada. Tidak lama kemudian, dentingan pintu lift terbuka menandakan mereka sudah tiba ditempat tujuan.

Aland keluar, sorot mata setajam silet itu menatap datar ke depan. Ia melirik sekilas sang sekretaris yang memang sudah menunggu kehadirannya sedari tadi. Wanita itu tidak segan-segan untuk membukakan pintu ruangan untuk Aland.

"Silahkan, sir," ujar Natania seraya tersenyum manis.

Namun, Aland hanya menanggapinya dengan tatapan datar. Pria itu masuk kedalam dengan Jhon mengekorinya. Duduk di kursi kantor lalu menautkan kedua tangannya di atas meja.

"Sedang apa kau berdiri disana?"

Pertanyaan dari Aland mampu membuat Natania tersadar dari lamunannya, entah apa yang ia pikirkan sampai melupakan kalau dirinya masih berdiri didepan pintu.

He's Psycopath✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang