He Is Psicopath - 55

613 31 13
                                    

Bagi kalian yang bilang cerita ini kaga nyambung ya silahkan tinggalkan lapak cerita ini! Gue kaga butuh readers yang kek gitu. Kalau kaga nyambung ya keluar, lapak keluar di pojok kiri. Jangan bilang gak nyambung malah ujung-ujungnya tetap di baca, miris!

❤️

Perasaan baru saja lulus SMA. Eh, dapat kabar teman satu kelas dulu sudah ingin menikah. Hmm, kita kapan? Iya, kita. Aku dan kamu yang baca ini. Wkwk!”

•••

Rossé de Café | Barcelona, Spain. 14:35 PM.

“Ansley?”

Tepat setelah Ansley selesai berbicara, seorang gadis memanggilnya. Ansley menatap kearah depan, senyumannya terbit saat tahu siapa gerangan gadis itu.

“Hai, Sherlyn!” sapa Ansley, tersenyum tipis.

Sherlyn Brendane Evelyn, gadis berambut pirang sepinggang, mata coklat terang dengan kulit putih itu adalah teman Ansley saat bersekolah di Jakarta dulu. Tapi sayangnya, Sherlyn hanya satu tahun saja bersekolah di Indonesia, ia pindah ke Spanyol karena harus mengikuti keluarganya yang memang mempunyai saham di negara ini.

Dulunya, Sherlyn adalah gadis culun, cupu mengakibatkan ia terus saja di bully. Namun untung saja ia bertemu dengan Ansley dan berakhir mereka berteman. Gadis yang dulu berkacamata dengan julukan kutu buku itu kini terlihat begitu cantik dengan penampilan modis.

“Kau datang sendiri?” Ansley melontarkan pertanyaan sambil menghitung biaya dessert dan minuman yang dipesan Sherlyn.

“Tidak, aku datang dengan dia.” Sherlyn menunjuk kearah seorang pria yang sedang berjalan ke kasir.

Ansley menyodorkan kartu kredit milik Sherlyn lalu menatap wajah seorang pria yang sudah berdiri disamping gadis itu.

“Dia?”

Sherlyn mengangguk. “Marco, tunangan ku.”

Ansley ber oh-ria sambil mengangguk mengerti lalu menjulurkan tangannya tanda ingin berkenalan. “Ansley, teman Sherlyn.”

“Marco,” balas Marco tersenyum balik hingga menampilkan dua lesung pipinya.

“Ah, Ansley. Aku lupa memberikanmu ini.” Sherlyn mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan menyodorkannya pada Ansley. “Jangan lupa untuk datang,” lanjutnya.

Pandangan Ansley menatap undangan pernikahan ditangannya, sudut bibirnya melengkung keatas membentuk senyuman manis. “Pasti,” jawabnya.

“Oh ya, jangan lupa juga bawa pasanganmu untuk datang ke acara pernikahanku, Ansley,” ujar Sherlyn mengingatkan dengan sedikit candaan. “See you!” Sherlyn melanjutkan kemudian berlalu pergi bersama Marco.

Kepala Ansley tertunduk, menatap lamat-lamat undangan pernikahan ditangannya itu yang bertuliskan, Sherlyn Brendane Evelyn & Marco Rayden. Masih belum menyangka kalau gadis itu akan segera menikah. Ansley berdo'a semoga saja temannya itu bahagia.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, cahaya matahari bahkan menerangi hampir seluruh ruangan kafe, banyak pelanggan masih berdatangan untuk sekedar menghabiskan waktu di sore ini.

“Kau tidak melupakannya, kan?”

Gerakan Ansley yang ingin melepas celemeknya terhenti sebentar, menoleh kearah Dista sebelum mengangguk. “Ya, kau tenang saja, Dista.”

He's Psycopath✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang