“Senyumanmu berupa sihir tanpa dupa. Dan di dalamnya aku ingin tersesat tanpa jeda.”
– He Is Psicopath –
•••
Dinzello's House | Barcelona, Spain. 06:40 AM.
Sinar matahari menyinari bumi, cahayanya masuk melalui celah-celah ventilasi udara hingga menerangi sebuah kamar bernuansa serba hitam dengan jam weker yang sudah berdering sedari tadi menandakan pukul 06:41 pagi.
Di atas ranjang berukuran king size terdapat seorang gadis yang mulai menggerjab matanya berusaha untuk menyesuaikan sinar matahari yang menerangi wajah cantiknya.
Gadis itu, Ansley. Ia merenggangkan otot-otot tubuhnya hingga tidak sengaja tangannya menyentuh sesuatu sontak saja ia membalikkan badan dan langsung berhadapan dengan wajah tampan bak titisan malaikat, siapa lagi kalau bukan Aland.
Masih dengan keterkejutan yang ada, netra coklat madunya menelusuri setiap inci wajah tampan pria tersebut. Rahang kokoh dengan rambut-rambut halus yang tumbuh disekitarnya, hidung mancung, alis terukir rapih dengan bibir tebal menggoda. Bahkan disaat mode tidur saja pria itu terlihat begitu tampan. Sungguh pahatan Tuhan yang luar biasa sempurna.
"Kau tampak begitu damai sekarang, tapi tidak jika kau dalam keadaan sadar maka sudah ku pastikan bahwa kau benar-benar seperti singa yang kelaparan saja," gumam Ansley lalu terkekeh pelan seraya menggeleng kepalanya merasa geli atas perkataan yang ia ucapkan barusan. Ia baru sadar dirinya sudah tidak lagi mengenakan borgol, syukurlah ia merasa nyaman sekarang.
Ansley menelan salivanya dengan kasar, ia baru sadar juga kalau ternyata Aland memeluk pinggangnya. Dengan hati-hati Ansley berusaha mengangkat tangan kekar milik Aland, tapi sayang sekali bukannya terlepas malahan pria itu seolah mengeratkan pelukannya, alkisah tubuh keduanya benar-benar rapat. Sungguh posisi ini sangat intim menurutnya.
Ansley menahan napasnya sejenak begitu wajahnya dan wajah milik Aland tinggal satu jengkal saja. Bahkan saking rapatnya membuat Ansley dapat merasakan hembusan napas beraroma mint yang menyeruak dari mulut Aland.
Entah dorongan dari mana Ansley dengan beraninya menyentuh kulit wajah milik Aland, demi apapun ia sangat deg-degan sekarang apalagi dengan posisi seperti ini. Jari telunjuknya mulai menelusuri setiap jengkal wajah Aland. Mulai dari pelipis, hidung mancungnya hingga berakhir tepat di bibir tebal pria itu, benar-benar menggoda iman seorang Ansley. Tidak-tidak, ia tidak boleh tergoda dengan ketampanan dari manusia sinting ini.
Ansley menarik tangannya kembali lalu berusaha untuk melepaskan diri dari kukunggan Aland hingga akhirnya sebuah suara serak basah khas orang bangun tidur terdengar.
"Sudah habis mengagumi ku, hmm?"
Pupil mata Ansley melebar, sontak ia langsung menendang perut Aland membuat yang empunya sedikit termundur kebelakang. Ansley menahan napasnya sebentar dikala sepasang iris sebiru lautan kini sudah menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Aland, pria itu mengubah raut wajahnya menjadi dingin, rasanya ia ingin tertawa sekarang juga begitu melihat Ansley dengan wajah keterkejutannya. Namun tidak, ia hanya ingin bermain-main dengan gadisnya terlebih dahulu. Melihat wajah cantik gadisnya yang kini sudah menegang membuat Aland sedikit ... terhibur.
Sebenarnya dirinya sudah terlebih dulu bangun setelah mendengar suara alarm, tapi saat ia ingin beranjak dari ranjang bersama dengan itu Aland merasakan pergerakan dari Ansley yang artinya gadisnya sudah bangun. Terpaksa Aland kembali menutup matanya dan berpura-pura tidur saja. Kalau boleh jujur tendangan Ansley benar-benar luar biasa, saking kuatnya membuat perut Aland sedikit peri, tapi ia tidak memperdulikannya sama sekali. Toh, nanti juga hilang dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Psycopath✓ [SEGERA TERBIT]
Mystery / ThrillerMy first story ♡ Jantung gadis itu bergemuruh hebat, ia menahan amarahnya agar tidak melunjak. "KAU IBLIS!!" Gelak tawa kesetanan mengelegar mampu membuat Ansley ketakutan setengah mati. "Tapi iblis ini mencintaimu!" *** Ini hanyalah sebuah kisah te...