5.

43.4K 4.8K 35
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

Saat Meira dibawa paksa keluar, berpapasan dengan mobil Abi Angga dan Umi Dinda yang baru sampai. Abi Angga turun terlebih dahulu lalu membuka pintu mobil untuk istrinya, dan Aldi membuka pintu untuk si kembar.

"Loh, ada apa ini?" tanya Abi Angga.

"Pak Angga? Assalamualaikum pak." ucap Satpam.

Abi Angga mengangguk menatap Meira dengan hijab yang sudah berantakan, "Waalaikumsalam. Ini kenapa?"

"Maaf pak, kami hanya mengikuti perintah den Zayn."

Si kembar keluar dari mobil lalu mendekati Umi Dinda, mereka seketika ketakutan melihat Meira di depan mata mereka. Namira langsung memeluk Umi Dinda dan Faiz mengumpat dibalik badan Abi Angga.

"Assalamualaikum umi, abi."

"Waalaikumsalam." ketus Umi Dinda

"Halo ganteng, cantik."

"Umiii," rengek Namira.

Umi Dinda menoleh ketika Namira menggenggam erat tangannya, menaruh mukanya dibalik badan Umi Dinda. "Ada umi sama abi, nggak boleh takut."

Namira sedikit mengintip kepada Meira, namun senyuman Meira membuatnya tambah takut. Semua karyawan yang berada di lantai satu sudah siap berdiri di depan pintu loby, menyambut sang pemilik perusahaan.

Ada beberapa karyawan yang bekerja saat Abi Angga masih suka ke kantor sampai kini perusahaan di pegang oleh Zayn. Abi Angga terakhir masuk ke kantor itu bulan kemarin, makanya dia bisa tahu Hanum seperti apa, dia juga meminta satu karyawan untuk melihat bagaimana sikap Hanum kepada karyawan lain.

"Namira, Faiz."

"Ayah!"

Namira berlari duluan, ia masuk kedalam pelukan Zayn. Faiz mengikuti di belakangnya, keduanya mencium tangan ayahnya. Banyak yang memperhatikan keluarga kecil mereka, anak yang ganteng dan cantik apa lagi ayahnya. Zayn terlihat seperti bule nyasar.

"Kok kesini? Bukannya sekolah?"

"Tadi disuruh pulang sama bu guru, ternyata kesini sama umi abi." jawab Faiz.

Zayn mengangguk, ia berdiri dengan Namira di gendongannya dan Faiz yang ia genggam tangannya disampingnya. Zayn memperhatikan satpam, dia memberi kode agar wanita itu dibawa keluar dari kantor ini.

"Bawa keluar."

"Baik pak."

"Zayn?"

"Aku pecat dia, jangan larang aku untuk pecat dia abi. Aku gamau dia terus-terusan deketin Faiz."

"Iya abi paham."

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang