📢(SKUEL IKHWAN UNTUK DINDA)📢
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.
SPIRITUAL - ROMANSA
Zayn Khalif El Emran, pria umur 27 tahun yang sudah menduda 6 tahun setelah istri tercintanya pergi untuk selama-lamanya yaitu, Maura. Pernikahan mereka hanya bertahan 1...
"Buat apa saya takut sama kamu." — Hanum Kharismaniyah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖤
Di pagi hari ini, Hanum sudah bersiap menuju kantor. Ia sudah berpakaian lengkap dan rapih, tiba-tiba Hira masuk ke dalam kamarnya tanpa izin.
"Bagi duit dong."
"Aku nggak megang uang lagi dek."
"Alasan! Cowok lo kan orang kaya, pasti dikasih, buruan!"
"Nggak ada dibilang."
Hira melirik cincin yang ada di meja Hanum, ia mengambilnya secara diam-diam. Hanum melepas cincinnya jika hanya ingin mandi dan tadi ia lupa memakai cincinnya.
"Gimana sih lo, kerja doang duit nggak ada!"
Hira keluar sambil membanting pintu kamar Hanum. Hanum menggelengkan kepalanya, selalu seperti itu adiknya, meminta, merengek, dan mengadu yang dia bisa.
Hanum beralih ke meja riasnya, ia merapihkan kerudungnya. Hanum mencari cincin pemberian Zayn di tempat yang biasa dia taruh cincin itu, namun tidak ada.
"Astagfirullah, perasaan sudah aku taruh disini, apa jatuh di kamar mandi?"
Hanum berjalan ke kamar mandi, memperhatikan setiap inci kamar mandinya dan tidak ada cincin tersebut. Hanum beralih kasurnya, kasur yang sudah rapih kini ia berantaki lagi untuk mencari cincin tersebut.
"Astagfirullah, mas maaf..." lirih Hanum.
Hanum kembali merapihkan semuanya, dia gugup, dia takut, takut Zayn marah padanya karena tidak menjaga barang itu. Tetapi dia juga sudah telat ke kantor, ia keluar kamar melihat Bu Kamila dan Pak Endi sedang makan di depan tv.
"Aku kerja dulu, Assalamualaikum."
"Ya."
"Waalaikumsalam."
Hanum menghela nafas pelan, saat ia di teras rumah sambil memakai sepatunya, tiba-tiba Hira keluar sudah rapih dan ada cincin di tangannya. Hanum yang melihat itu segera menarik tangan Hira.
"Hira! Kamu mengambil cincin aku?!"
"Apaan sih! Ini dari pacar gua!"
"Coba sini aku lihat,"
Hira menepis tangan Hanum, "Gua udah telat, sono lo kerja, cari duit, laper gua."
Hanum menggelengkan kepalanya, ia menarik paksa tangan Hira dan memperhatikan cincinnya. Benar-benar cincin yang sama, bukan mirip ataupun serupa.
"Hira! Ini punya ku! Lepas!"
"Punya gua!"
"Punya aku Hira! Sini!"
Hira mencabut cincin itu dari tangannya, ia ingin memberikannya kepada Hanum saat tangan Hanum menadah dibawah tangannya. Namun Hira langsung berlari begitu saja, di depan jalan rumah Hanum ada danau yang cukup dalam.