47.

36.7K 3.7K 265
                                    

"Putraku itu unik, bukan jelek. Dia ganteng dan memiliki ciri khas yang khusus untuk dirinya."
— Hanum

"— Hanum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

3 bulan berlalu, kehidupan seorang duda kini sudah kembali berwarna. Bukan hanya dari anak-anaknya, tetapi kelembutan dan kesabaran istrinya. Rey juga semakin bertumbuh, bayi kecil itu sudah bisa tengkurap sebelum waktunya.

Waktu saat Hanum sedang mandi, lalu mendengar Rey menangis dan Hanum mandi terburu-buru. Ia melihat ke kasur ternyata Rey sedang tengkurap dan tangannya ketindih oleh badannya yang membuat bayi kecil itu sulit untuk bergerak bebas.

Rambut Rey juga sudah tebal lagi, entah mengapa rambut Rey begitu cepat menumbuhnya. Walaupun sudah pernah di cukur saat aqiqah, tetapi sekarang sudah tumbuh lumayan panjang.

Pagi hari ini Hanum sudah disibukan dengan mengurus suami dan anak-anak. Walaupun ada Bi Asri, tetap saja masih terasa kurang. Hanum meski membangunkan si kembar untuk sekolah dan suaminya untuk berangkat kerja.

"Celamat pagi anak Bunda," ucap Hanum kepada Rey yang sudah bangun dan sedang menggigit gulingnya.

"Utututu," Hanum mengangkat putranya, tangannya mengusap punggung Rey sayang.

Hanum tersenyum, ia kembali menaruh Rey di kasur lalu memberi batasan guling agar Rey tidak jatuh. "Temenin Bunda siapin baju ayah ya nak,"

Hanum meninggalkan Rey di kasur, Rey hanya diam dam memainkan jarinya. Kemudian Zayn keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang dililitkan di pinggang kokohnya.

"Loh yang? Udah bangun aja tumben," ucap Zayn sambil memperhatikan Rey yang asik mengoceh sendirian.

"Kemarin kan dia tidur dari habis isya Mas, bangun cuma buat nyusu."

"Oh iya, kamu sudah nggak rembes lagi?"

Hanum diam sejenak, ia memeriksan dasternya kembali untuk memastikan apakah rembes lagi atau tidak. "Nggak tau, semoga aja nggak deh. Capek ganti mulu,"

Zayn terkekeh, lalu mengecup pipi istrinya dan pergi mendekati Rey. Memang asi Hanum suka berlebihan sampai rembes dan membuat daster/baju yang dipakai basah, itu hal yang normal dan Umi Dinda sudah memberikan saran kepada menantunya.

Terdengar suara Rey teriak karena ulah ayahnya yang terus menciumi perutnya. "Anak Ayah bau asem nih,"

Hanum terkekeh, ia menaruh kemeja, celana, dan jas suaminya di kasur. "Pakai baju dulu Mas, nanti masuk angin."

Zayn mengangguk, sebelum pria itu berdiri ia lebih dulu menghisap pelan pipi Rey yang tembem. Kemudian Zayn mengambil pakaian dalamannya dari lemari, pria itu biasa memakai dalaman di kamar dan hanya ditutupi pintu lemari.

Hanum tersenyum kepada Rey, ia menguasap perut Rey. "Ganteng banget si nak, anak siapa hmm?"

"Anak aku!" teriak Zayn yang membuat Rey kaget lalu menangis.

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang