14.

43.2K 4.9K 240
                                    

"Qolbitu Nikahaha wa Tazwijaha bil Mahril Madzkur Haalan."

🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🤍

Besok adalah hari yang dinanti-nanti oleh Zayn dan Hanum. Rencana Rendi dan Zayn juga berjalan dengan lancar, tinggal menunggu hari esok untuk terbongkar semuanya. Zayn tidak bisa tidur di rumah karen ada Hanum yang tinggal sementara di rumah Umi Dinda, mau tidak mau ia tidur di hotel yang akan di tempati juga untuk selesai resepsi.

Zayn di pingit, ada Rendi yang menemaninya saat ini. Hanum juga, rumah Umi Dinda dan Abi Angga sudah ramai lagi dengan anak beserta cucu-cucunya. Faiz masih belum bisa sepenuhnya menerima Hanum, walaupun sesekali ia menerima Hanum karena perhatiannya.

"Hanum," panggil Ayesha.

"Iya teh?"

"Besok kamu sudah sama adik aku, kalau ada apa-apa bilang ke aku aja ya, jangan ke umi, takut umi kepikiran."

"InsyaAllah."

"Kita semua sudah tau cerita kamu, kita akan bantu kamu, jadi jangan pernah merasa kamu sendirian atau merepoti banyak orang. Kita semua ikhlas lakuin itu, karena kamu pantas bahagia."

Hanum mengangguk, Ayesha memeluk calon adik iparnya itu. Perbedaan usia mereka cukup jauh, Ayesha 31 tahun dan Hanum baru 22 tahun. Adiba dan Fatima datang ikut berpelukan bersama keduanya.

"Allah nggak bakal uji hambanya di luar batas kemampuannya, jadi jangan lupa sama Allah ya Hanum." ucap Fatimah.

"Iya teh."

Hanum tersenyum, keluarga ini membuat dirinya merasakan kasih sayang yang luar biasa. Sukses dijalannya masing-masing tanpa melupakan keluarga.

"Sudah pelukannya, ayok makan dulu."

Ke empatnya terkekeh, mereka memutuskan mengambil makan untuk keluarganya masing-masing. Hanum mengambil makan untuk Namira dan Faiz, Namira selalu minta disuapi oleh Hanum semenjak Hanum tinggal dirumah itu.

"Tante," panggil Faiz.

"Iya? Kenapa? Mau minum?"

"Nggak,"

"Mau apa Faiz?"

"Disuapin kayak yang lain."

Hanum menatap Faiz dengan sayu, ia memperhatikan anak-anak yang lain yang sedang di suapi juga oleh ibunya. Hanum merasa sangat senang sekali sampai ia meneteskan air mata, Umi Dinda dan Abi Angga sudah berbicara kepada Namira dan Faiz jika Hanum akan menjadi bundanya.

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang