22.

48K 4.7K 94
                                    

"Haifa Adawiyah, putriku."
— Ustadzah Aya.

"— Ustadzah Aya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🤍

Hari libur ini keluarga bahagia itu ingin ke pasar, bukan pasar swalayan. Karena ada beberapa barang yang lebih murah di pasar dari pada pasar swalayan, Hanum juga biasa membelinya di pasar biasa kecuali memang betul-betul tidak ada, baru dia ke pasar swalayan.

Hanum memakai gamis coklat, senada dengan warna baju yang dipakai suaminya. Walaupun hanya ke pasar, dua pasangan itu ingin tetap romantis dan menjadi menarik dimata banyak orang.

Namira yang tau ayahnya khawatir padanya, ia tidak mau membuang waktunya, suka sekali meminta di gendong oleh ayahnya beralasan pura-pura sakit kakinya. Sedangkan Faiz yang cuek itu tidak meminta apa-apa, hanya memperhatikan ayahnya ketika sangat peduli dengan adiknya.

"Bi, listnya ada?"

"Ada non sebentar."

Hanum mengangguk, si kembar dan suaminya sudah menunggu didepan, ia menunggu kertas list bahan yang perlu di beli. Tak lama Bi Asri kembali memberikan kertas yang sudah ia tulis beberapa bahan yang habis.

"Makasih ya bi, titip rumah dulu."

"Iya non, hati-hati."

Hanum tersenyum, ia berjalan keluar dan Bi Asri mengantarnya "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Hanum masuk ke dalam mobil, ia duduk didepan dan si kembar di belakang. Namira sedang setoran hafalan dengan ayahnya karena tadi malam ia tidak ikut mengaji bersama, walaupun dijalan, Zayn tetap mau anaknya pandai dalam agama juga. Hanum tersenyum mendengarkan Namira membaca surat Al-Insyirah.

"Alam nashrah laka sadrak"

"Wa wa d'ana 'anka wizrak"

"Allazi anqada zahrak"

"Stop! Salah nak, seharusnya Allazii~ anqada zahrak, panjang bacanya." ucap Hanum sambil membenarkan nada baca putrinya.

"Allazii anqada zahrak"

"Wa raf 'ana laka zikrak"

"Fa inna ma'al usri yusra"

"Inna ma'al 'usri yusra"

"Fa iza faragh ta fansab" Hanum memainkan tangannya sedikit agar Namira mengikuti nada dari tangan Hanum.

"Wa ilaa rabbika far ghab."

"Alhamdulilah, pinternya." puji Hanum.

"Alhamdulilah," ucap Zayn.

Hanum menoleh ke belakang, melihat Namira tersenyum sendiri, kemudian ia baru memberi ipadnya untuk putrinya. Zayn tersenyum, merasa bangga punya istri yang bisa mengajarkan putra putrinya.

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang