37.

39.8K 3.8K 180
                                    

"Godain istri itu seru."
— Zayn Khalif

"— Zayn Khalif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

Sesampainya di rumah Ummah Aya dan Abah Hamzah. Hanum mengantarkan anak-anaknya ke bagian samping rumah sederhana itu untuk mencuci tangan, kaki, muka lalu mengambil wudhu.

Faiz mengambil air wudhu lebih dulu kemudian bergantian dengan Namira. Hanum memegangi jilbab putrinya sambil mengajarkan Namira mengambil wudhu ketika sedang memakai gamis.

"Di selipin di kaki aja nak, lihat bunda." Hanum mempraktekkan untuk mengangkat sedikit gamisnya dan menjepitnya diantara kedua kakinya.

Namira mengangguk, ia mengikuti arahan sang bunda dengan baik. Hanum tersenyum, tiba-tiba pinggulnya ditarik oleh suaminya.

"Mas ih kaget,"

Zayn terkekeh pelan, ia mengecup pipi istringa dengan lembut. "I love you."

"Hmmm!"

"Bales napa by,"

Hanum mendekatkan wajahnya ke telinga suaminya. "I love you too. Jelek."

Zayn mengernyitkan keningnya, ia hendak ingin mencium Hanum namun Namira sudah selesai mengambil wudhunya.

Hanum terkekeh, ia memasangkan hijab Namira kembali. "Gih masuk, "

Namira mengangguk, "Dadah ayah jelek."

Zayn membelakkan matanya. Hanum tergelak tawa, ia melepaskan khimarnya sedikit dan tentunya ditutupi oleh tubuh besar suaminya. Zayn memperhatikan istrinya yang sedang mengambil wudhu, sangat teliti sekali.

Setelah Hanum selesai, ia kembali memakai khimarnya. "Dadah ayah jelek,"

Zayn menggelengkan kepalanya dengab tangan melipat didada. Hanum terkekeh, ia berjalan cepat untuk masuk ke dalam. Sedangkan Zayn baru mengambil wudhu.

Di dalam rumah Ummah Aya dan Abah Hamzah, terdengar ramai sekali. Hanum mengernyitkan keningnya dan masuk ke dalam rumah tersebut.

"Assalamualaikum," ucap Hanum.

"Haifa?!"

"Kak Ifa!"

Dua orang laki-laki mendekat kepada Hanum lalu memeluknya. Hanum awalnya mundur namun tubuhnya terlalu cepat untuk dipeluk mereka berdua, ia membelakkan matanya dan tidak membalas pelukkan kedua orang itu.

Ummah Aya tersenyum tipis, wajar Hanum tidak tahu dan tidak mengenak abang dan adiknya. Abangnya Hanum sekitar umur 25, Ghazi namanya. Dan adiknya Hanum bernama Juan, 20 tahun.

"MasyaAllah, Alhamdulilah ya Allah. Kamu sudah besar fa,"

Hanum mengernyitkan keningnya, sedikit sesak juga dipeluk dua orang seperti ini. "Emm maaf, nggak bisa napas ini hehe."

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang