49.

39.7K 4.1K 371
                                    

"Selamat tidur pangeran Bunda."
— Hanum Kharismaniyah

"— Hanum Kharismaniyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

Hari demi hari, bulan demi bulan mereka lalui bersama. Hanum baru sadar dirinya aneh, seperti kembali ke masa hamil Rey. Memang pasutri itu terakhir melakukan hubungan suami istri sejak dua minggu yang lalu.

Lusa adalah hari ulang tahun Rey yang ke satu tahun, bayi kecil itu sekarang sudah bertumbuh, sudah bisa berjalan walaupun suka oleng. Rey juga jahil sekali dengan kedua kakaknya, tapi Hanum mengajarkan kepada si kembar untuk sabar menghadapi adiknya. Sebab Rey masih kecil, belum tahu apa-apa, jika memang Rey jahilnya di luar batas barulah si kembar mengadu kepada Hanum.

Dengan begitu, dua bulan terakhir Zayn sangat membuang uangnya untuk ulang tahun si kembar dan si kecil Rey besok. Hanum sudah memintanya agar tidak terlalu megah acaranya namun suaminya itu menolak, pria itu ingin ulang tahun anaknya selalu ramai, tidak sepi seperti Namira dan Faiz dulu.

"Sayang, ini." Zayn sedang libur, ia baru pulang dari apotik untuk membeli test pack.

Hanum membuang napas pelan, ia mengambil test packnya, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Zayn melihat raut wajah istrinya yang sedikit pucat dan merasa lelah.

Untungnya Rey sedang tidur dan si kembar juga lagi main di taman bersama Bi Asri dan Aldi. Zayn mendekat ke kamar mandi, ia berdiri di depan pintu kamar mandi sambil menunggu istrinya.

15 menit kemudian Hanum keluar dengan wajah yang di tekuk, ia menunjukan hasil test packnya kepada Zayn. Zayn menatap test pack yang bergaris dua sangat tebal.

"Alhamdulilah," gumam Zayn.

Hanum mendelik sebal, ia merasa lelah karena Rey masih kecil dan dirinya harus hamil lagi. Entah bagaimana kedepannya jika seperti ini. Zayn menatap wajah Hanum yang masih di tekuk.

"Kamu nggak bersyukur Bun?"

"Aku capek Mas! Rey masih kecil dan sekarang aku sedang hamil lagi, ini terlalu cepat."

Zayn yang tadi raut wajahnya sangat bahagia kini menatap Hanum dengan wajah yang datar. "Terus kamu mau apain anak ini hm? Ini rezeki dari Allah sayang,"

"Ya tapi nggak secepat ini, aku ngurus Rey aja capek, ditambah anak kamu, terus sekarang hamil lagi. Aku capek Mas, capek! Kamu sih pake kebablasan segala, jadi begini kan."

Zayn membelakan matanya, ia terkejut dengan jawaban Hanum tadi. Tangan Zayn mencengkram tangan Hanum dengan kuat dan menarik Hanum, lalu sendikit mendorong tubuh Hanum sampai istrinya itu duduk di pinggir kasur.

Hanum terkejut bukan main, tangannya terasa sakit dengan cengkraman tangan suaminya. "Mas sakit!"

"Coba bicara seperti tadi lagi!" tegas Zayn dengan suara meninggi, Hanum menunduk lemah sambil memegang tangan suaminya.

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang