15.

51K 5K 213
                                    

"MasyaAllah, ini nggak boleh di tunjukin ke siapa-siapa ya? Selain aku."
Zayn Khalif

"—Zayn Khalif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

Setelah mereka pindah ke gedung, Hanum dan Zayn duduk di kursi tamu. Karena resepsi jam 13.00 dan sekarang baru jam 10.12, mereka berdua memilih untuk beristirahat sejenak. Tidak hanya berdua, di sekililing mereka ada keluarga Umi Dinda dan Abi Angga yang sedang duduk santai.

Hanum bersandar di pundak Zayn dan Zayn menggenggam tangannya. Mereka berdua sedang mendengarkan penjelasan dari Rendi mengenai polisi yang menangkap keluarga Hanum, karena banyak yang tidak paham dan terus bertanya-tanya.

Karena kursi di buat menjadi melingkar sementara untuk mendengarkan penjelasan dari Rendi, jadi semua orang mudah mendengar dan melihat Rendi menjelaskan masalah tersebut. Hanum mengangis dan Zayn tidak berhenti menenangkannya.

"Hiks, pusing."

"Kamu tidak ingat sama sekali?"

Hanum menggelengkan kepalanya, ia menutup matanya rapat-rapat dengan tangan yang menggenggam erat tangan Zayn. Ternyata setelah Hanum menjadi korban culik di usia yang baru 2 tahun, saat Hanum berusia 4 tahun, kepala dia di benturkan oleh Bu Kamila dan Pak Endi sampai dia lupa ingatan.

Hanum juga dibawa jauh dari lokasi penculikan itu, Hanum sempat dibawa ke palembang agar tidak ada yang mengenali Bu Kamila dan Pak Endi. Namun saat Hanum berusia 15 tahun, Bu Kamila dan Pak Endi membawa Hanum kembali ke Bandung tapi tidak di Lembang, melainkan di Dago.

"Mas sakit," lirih Hanum sambil memegang kepalanya.

"Sayang, sudah jangan di paksain."

"Hiks sakit,"

Zayn memeluk Hanum dengan sangat erat, Umi Dinda pindah duduk di samping Hanum sambil mengusap punggung Hanum. Semuanya merasa sedih mendengar cerita kehidupan Hanum. Hanum memejamkan matanya, mencoba mengingat semuanya.

"Ibu ke dalam dulu ya,"

Tiba-tiba ada wanita datang langsung membekap mulut Hanum kecil dan membawanya pergi, Hanum sama sekali tidak mengerti, ia tidak menangis namun menatap keduanya kebingungan.

"Ini ibu sayang," ucap Bu Kamila.

"Nonono! HUAAAAAAA"

"Ssuuttt diam dong!"

"Huaaaa bububu."

Hanum menggelengkan memegang pundak Zayn dengan sangat erat, ia memaksakan pikirannya untuk ingat dengan semuanya walaupun tidak begitu jelas.

"Sini kamu!"

"Nggak!"

"Sini!"

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang