📢(SKUEL IKHWAN UNTUK DINDA)📢
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.
SPIRITUAL - ROMANSA
Zayn Khalif El Emran, pria umur 27 tahun yang sudah menduda 6 tahun setelah istri tercintanya pergi untuk selama-lamanya yaitu, Maura. Pernikahan mereka hanya bertahan 1...
"Hanum itu bagaikan mutiara yang entah hilang kemana tempat aslinya." — Umi Dinda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🤍
Zayn hanya bisa menatap Hanum yang terus menangis, untungnya dia bawa air mineral untuk Hanum. Hanum yang masih sesegukan sambil mengusap nisan Maura itu merasa lelah, ia menerima air mineral dari Zayn lalu meminumnya.
"Tenang, istigfar. Nggak boleh berlebihan."
"Hiks,"
"Sudah Hanum."
Hanum mengangguk, ia menghapus air matanya. Zayn membuka kacamatanya, dia menangkup kedua tangannya sambil membacakan surat Yasin untuk almarhumah Meira.
Zayn dan Hanum membaca Yasin dengan lancar, tanpa buku karena keduanya sudah sama-sama hafal. Walaupun Hanum suka tersentak karena masih merasa sedih mengetahui Maura adalah mantan istrinya Zayn.
Setelah membaca Yasin dan doa-doa, Zayn menyiram nisannya dengan air Yasin dan Hanum mengusap batu nisan yang sedikit kotor itu. Keduanya bersama-sama menaburkan bunga, sampai makam Maura penuh dengan bunga.
"Maura,"
"Kamu kenal dia Hanum?"
"Aku akan turuti semua pesan kamu Maura, tenang disana ya, bahagia disana, akan aku selalu kirim doa untuk kamu."
Zayn menunduk, sekarang dia yang tidak mengerti dengan semuanya. Tetapi Hanum begitu baik dengan Maura, walaupun dia belum pernah ketemu Maura di dunia nyata.
"Honey, aku kesini minta izin sama kamu."
"Aku akan menikah dengan Hanum, wanita yang di pilih oleh umi untuk aku dan anak-anak kita."
"Aku ikhlaskan kamu Maura, Aku nggak bakal lupain kamu."
Hanum menatap Zayn yang begitu mencintai istrinya, seberapa berharganya Maura untuk Zayn. Hanum yang tidak mengetahui latar mereka berdua ketemu, hanya tiba-tiba dia di titipkan pesan dan pesan itu benar terjadi di kehidupannya.
Zayn menatao Hanum, muka Zayn memerah karena menahan tangisan. Ia membuang mukanya untuk mengusap air mata yang membenang di matanya, lalu ia kembali memakai kacamata hitamnya.
"Sudah?" tanya Zayn.
Hanum mengangguk, ia menatap batu nisan itu kembali. "Aku janji, aku bakal jalanin pesan kamu, aku minta izin sama kamu untuk bersama suami kamu, aku pulang dulu Maura. Nanti kita bertemu lagi, Assalamualaikum."
"Assalamualaikum, honey." kata hati Zayn.
Zayn bangkit dan Hanum juga. Keduanya jalan bersamaan meninggalkan makan, Hanum hanya bisa menunduk sambil terbayang mimpinya tadi malam.