Part 18

15.7K 1.7K 14
                                    


"Ustadzah Ulfa tidak pernah mengatakan jika akan segera menikah dengan Ustadz Raihan. Apa sengaja dirahasiakan, Ustadzah?"

Nayra meletakkan gelas bekas air minumnya di atas meja dan menoleh pada Ustadzah Ulfa yang menatapnya dengan dahi mengernyit.

Melihat itu membuat Nayra berpikir apa ada yang salah dengan pertanyaannya. Ia hanya bertanya karena penasaran, bukan ingin ikut campur urusan orang lain.

"Afwan Ustadzah jika pertanyaan saya kurang sopan atau ada yang salah," kata Nayra lagi.

Ustadzah Ulfa menggeleng pelan dan ikut meletakkan gelasnya di samping gelas Nayra tadi. Hari ini Nayra belajar bersama Ustadzah Ulfa saja karena Ustadz Raihan ada urusan mengenai santriwan.

"Oh enggak Nayra. Nggak ada yang salah dengan pertanyaan kamu. Tapi sepertinya ada yang keliru di sana," kata Ustadzah Ulfa.

Giliran dahi Nayra yang berkerut saat ini.
Manatap penuh tanya pada Ustadzah Ulfa tanpa suara.

"Ya ada yang keliru dengan kalimat dalam pertanyaan kamu."

Ustadzah Ulfa menghentikan ucapannya untuk menarik nafas.

"Yang akan menikah itu saya dan saya menikah bukan dengan Ustadz Raihan," kata Ustadzah Ulfa.

Ustadzah Ulfa dan Nayra sudah saling dekat, mereka sering berbincang dengan santai layaknya sahabat di luar pembelajaran.

"Maksud Ustadzah?" tanya Nayra semakin terlihat bingung.

"Iya saya akan segera menikah dengan seorang lelaki yang saat ini menjadi sahabat Ustadz Raihan. Ia dan Raihan kuliah di kampus dan jurusan yang ssma," ujar Ustadzah Ulfa.

"Loh berarti saya menerima informasi yang kurang akurat Ustadzah. Maafkan ya Ustadzah," kata Nayra.

"Kita saling memaafkan ya. Banyak santri-santri di pondok ini yang mengira saya akan menikah dengan Ustadz Raihan tapi kenyataannya bukan dengan Ustadz Raihan."

"Ustadz Raihan terlalu sempurna untuk di sandingkan dengan Saya, Nayra. Menjadi putra mahkota yang dinilai mulia di mata hampir semua orang termasuk di ponpes ini membuat banyak hati akhwat yang segan walau hanya untuk sekedar menaruh rasa suka pada Ustadz Raihan," kata Ustadzah Ulfa.

Nayra bergeming mendengarnya. Jika wanita yang seperti Ustadzah Ulfa saja merasa segan untuk menyukai Raihan yang dijuluki pangeran pesantren lantas bagaimana dengan dirinya yang hanya gadis biasa.

"Ustadz Raihan adalah putra kesayangan dari Ustadz Thariq dan Ustadzah Afifa. Hadirnya Udtadz Raihan sebagai pelipur lara bagi mereka berdua yang memang belum Allah beri keturunan meski umur pernikahan mereka sudah tidak lagi muda," jelas Ustadzah Ulfa.

Satu fakta lagi Nayra ketahui tentang Ustadz Raihan. Ternyata Ustadz Raihan bukan anak kandung dari Ustadzah Afifa dan Ustadz Thariq.

Tentu saja pertanyaan berikutnya adalah siapa ayah dan ibu kandung Ustadz Raihan. Ingin bertanya pada Ustadzah Ulfa tapi Nayra ragu, terkesan kepo jika ia bertanya secara gamblang nantinya.

"Oh iya kamu sebelumnya udah tahu belum jika Ustadz Raihan adalah anak yatim piatu yang ditinggal wafat kedua orang tuanya sejak duduk dibangku SMA?" tanya Ustadzah Ulfa tiba-tiba.

Nayra hanya menjawab dengan gelengan kepala. Segala puji hanya milik Allah yang maha mendengar segala yang terbesit di hati para hambanya.

Baru saja Nayra diterpa kebimbangan antara bertanya atau tidak mengenai orang tua kandung Raihan tapi Maha Agung Allah yang langsung menjawab pertanyaan hatinya lewat bibir Ustadzah Ulfa.

"Ustadz Raihan itu orang yang kuat dan semoga beliau juga menjadi anak sholeh bagi kedua orang tuanya," kata Ustafzah Ulfa lagi.

"Berbudi pekerti luhur membuat Ustadz Raihan menarik perhatian Ustadz Thariq dan Ustadzah Afifah bahkan ranpa ragu mereka mengganggapnya seperti anak sendiri."

Nayra lagi-lagi tertegun dengan apa yang Ustzdzah Ulfa sampaikan. Raihan rupanya mengalami jalan hidup yang jauh lebih sulit darinya.

Ditinggalkan oleh kedua orang tuanya tidak membuat Raihan terpuruk karena Raihan yakin jika selalu ada Allah di setiap langkahnya.

Yang Allah ambil pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik lagi. Terbukti dengan keyakinan itu Raihan mendapat orang tua angkat yang dekat dengan Allah dan ikhlas menyayanginya.

****

"Alhamdulillah."

Nayra dan Shasa saling berpelukan setelah melihat nama mereka ada di antara banyaknya nama-nama siswa yang lulus di kertas yang tertempel pada papan pengumuman sekolah.

Sama-sama mengucap syukur atas kelulusan mereka. Shasa sampai menitikkan air mata begitu juga dengan Nayra.

"Udah lulus aja kita Nay, nggak terasa ya kita sudah lalui waktu selama tiga tahun di sekolah ini. Berbagai cerita persahabatan banyak terukir di sini," ujar Shasa setelah mengurai pelukannya.

Bagian depan jilbab yang Nayra kenakan sedikit basah karena air matanya.

"Ia Sha. Alhamdulillah tapi ada rasa sedih juga ya kalau nanti kita nggak ke sini lagi," jawab Nayra.

Senang dan sedih. Itu yang dirasakan Nayra, Shasa dan mungkin semua siswa yang lulus dari sekolah. Senang karena bisa lulus dalam waktu yang tepat dan sedih karena harus meninggalkan sekolah dengan segala kenangannya.

"Mama pasti seneng dengar aku lulus. Kita langsung pulang aja yuk Sha. Udah nggak sabar pingin kasih tahu mama," kata Nayra dengan semangat.

"Mmm,"

Shasa memperhatikan sekitar mereka yang memang sudah banyak siswa-siswi meninggalkan lokasi sekolah.

"Iya Nay. Hayuk kita pulang naik taksi kan ya. Biar aku pesen," jawab Shasa. Nayra mengangguk saja.

Sampai di rumah, Nayra membuka pintu setelah mengucapkan salam beberapa kali tapi tidak ada suara Buk Tisa yang menyahut.

Nayra memelankan langkahnya saat melihat di ruang tengah ternyata Tisa tengah sholat dengan sangat khusyuk. Memutar langlah Nayra menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Nayra mengganti baju dan segera berwudhu. Sholat di awal waktu itu sangat dianjurkan. Setelah sholat Nayra keluar dari kamarnya berniat menghampiri sang mama.

Dahi Nayra mengernyit saat tiba di anak tangga terakhir dengan mata tertuju pada ruang tengah. Tida ternyata masih sholat dan ini tidak biasa.

Nayra mendekat dan hendak duduk di sofa namun belum sempat ia mendudukkan dirinya, Nayra lebih dulu tersentak kaget melihat Tisa yang tadi tengah sujud merebah ke kanan.

Ma'had in Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang