Hari kedua liburan dimulai.
Siang ini keluarga Suryana dan teman-teman yang lain pergi ke tempat workshop membuat kerajinan tangan gitu.
Letaknya cuma 20 menit dari resort karena memang masih satu wilayah.
Kegiatan workshop yang mereka ikuti sengaja Hanbin yang request agar mereka semua bisa mencoba daya tarik atau nilai jual yang disediakan oleh resort itu.
"Selamat datang di pabrik Cinta! Silahkan masuk." ucap salah satu karyawan disitu.
"Permisi, mas, kalau udah booking workshop kerajinan tangan disini, bisa keruangan mana ya?" tanya Hyunsuk Jihoon pada resepsionis.
Iya, walau atas request Hanbin, tapi yang nge booking in si Jihoon.
"Sebentar ya mas, kalau boleh tau atas nama siapa, untuk tanggal berapa dan jam berapa kemarin booking nya?" tanya mas-mas resepsionis itu.
Jihoon pun merogoh ponselnya dan membuka screenshot an bukti kemarin ia memesan paket workshop disitu.
"Atas nama Suryana untuk hari ini dan jam 2 siang." jawab Jihoon.
Memang kemarin ayahnya minta untuk melakukan workshop itu setelah makan siang agar mereka tak perlu bangun pagi dan juga bisa isi perut dulu.
"Baik. Atas nama bapak Suryana ya untuk jam 2 ini. Yang paket golden ya, apakah betul, pak?" pasti resepsionis.
Jihoon pun mengangguk sebagai jawabannya kepada resepsionis itu.
Setelah berhasil melakukan konfirmasi ulang terkait booking an nya, karyawan tersebut akhirnya mengantarkan mereka ke ruangan yang sudah di pesan.
"Ini ruangan nya, pak. Boleh langsung masuk aja. Jangan lupa apron dan sarung tangan juga masker yang sudah saya bagikan tadi dipakai. Nanti bapak sama rombongan tunggu saja terlebih dahulu sekitar 15 menit-an karena tim kami sedang bersiap-siap." arah resepsionis tersebut.
Jihoon pun mengangguk lalu membungkuk kan badannya tanda berterimakasih.
Seluruh anggota keluarga Suryana beserta teman-temannya mulai bersiap juga mengenakan apron, sarung tangan dan masker yang telah diberikan oleh karyawan tadi.
"Selamat siang!" seru seseorang dari arah pintu.
Tampak seorang wanita tua masuk kedalam ruangan tersebut bersama gerombolannya.
"Eh...eh, Ben. Itu bukannya cewek kemarin?" bisik Hyunsuk pada Ben yang tengah asik menata alat-alat yang ada dihadapannya.
Ben yang mendengar bisikan dari sahabatnya itu langsung menengok kearah yang Hyunsuk maksud, dan benar saja ternyata di salah satu anggota gerombolan yang baru masuk itu ada gadis kecil yang ia kenal.
"Lah... Iya juga! Ngapain yak dia disitu?" gumam Ben, pelan.
Hyunsuk cuma menggidikan bahu tanda tak tahu.
"Baik, selamat datang di pabrik kerajinan Cinta bapak dan ibu atau adik-adik yang hadir diruangan ini. Sebelum itu perkenalkan saya adalah nyonya Ester, panggil saja saya nyonya atau nenek karena saya sudah tua. Saya yang akan memandu hadirin sekalian untuk melakukan workshop kerajinan tangan ini."
Wanita tua itu tersenyum lebar.
"Tentunya saya ditemani oleh tim saya yang ada dibelakang saya ini. Memang masih muda-muda, bahkan ini, gadis ini juga masih sangat muda. Masih SMP. Tapi, karena saya kenal sama ibunya dan tau kalau ia jago dalam bidang ini, makanya saya ajak dia untuk gabung selama kurang lebih seminggu ini. Hahaha... Perdana loh!" cerita nenek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴇʀᴛᴀᴜᴛ | 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 ✓
Fanfiction-𝐭𝐫𝐞𝐚𝐬𝐮𝐫𝐞 𝐟𝐭. 𝐉𝐞𝐧𝐧𝐢𝐞, 𝐡𝐚𝐧𝐛𝐢𝐧 𝘞𝘩𝘦𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘪𝘥... 𝘉𝘶𝘯, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘫𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 " kisah tentang treasure yang bertumbuh tanpa sosok ibu " 𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘶 𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘵�...